Sukses mengangkat Rujak Soto, Pemkab Banyuwangi kembali mengangkat makanan khasnya dalam sebuah festival kuliner. Tahun ini giliran Festival Sego Tempong yang akan digelar pada Sabtu, 28 Maret di Taman Blambangan Banyuwangi.
Sego tempong adalah makanan khas Banyuwangi yang terkenal pedas. Kuliner khas kota Banyuwangi ini terdiri sepiring nasi yang berisi berbagai lauk, sayur, dan sambal.
Sambalnya ini bukan sembarang sambal, tapi super pedas. Saking pedasnya, orang yang memakannya serasa di-tempong. Tempong adalah kosakata bahasa Using yang artinya ditampar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan festival ini, cita rasa dan penampilan sego tempong akan meningkat. Penjual tahu bagaimana cara penyajian yang menarik wisatawan. Apalagi ada Chef Marinka yang kami datangkan untuk menunjukkan pada pedagang bagaimana menyajikan sego tempong yang menarik," kata Bupati Anas melalui siaran pers yang diterima detikcom, Jumat (27/3/2015).
Di festival ini, ratusan peserta yang berasal dari para penjual rujak soto, koki hotel, dan restoran serta masyarakat umum berlomba menjajakan makanan.
Hasil olahan Sego Tempong ini nantinya akan dinlai oleh Chef Marinka. Marinka adalah salah satu koki juri program Master Chef yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta. Sepiring nasi yang lauknya terdiri dari tahu, tempe, ikan asin dan gimbal jagung (dadar jagung-red) dan lauk lain yang menyertainya.
"Dengan Festival Sego tempong ini, tentunya kami ingin mempromosikan makanan khas Banyuwangi. Semakin dikenal, tentu diharapkan penjual Sego tempong kian kelarisan," ujar Bupati Anas.
Selain festival kuliner, di saat yang sama penonton juga bisa menikmati festival buah lokal. Sebuah festival yang menampilkan bermacam produk unggulan hortikultura Banyuwangi. Mulai dari durian, semangka, melon, rambutan, pisang, buah naga, jeruk, jambu biji, belimbing.
"Akan ada puluhan pedagang menjajakan buah-buahan khas Banyuwangi, termasuk durian merah yang kesohor. Selain sebagai promosi buah lokal asal Banyuwangi, ini juga sebagai komitmen pemkab untuk terus mengembangkan dan melindungi buah lokal Banyuwangi," terang Bupati Anas.
Selama ini pemkab Banyuwangi terus berkomitmen untuk melakukan penguatan petani hortikultura dengan memproteksi komoditas buah lokal seiring maraknya serbuan buah impor yang masuk ke Indonesia. Sejumlah langkah nyata telah diambil, antara lain dengan melarang semua PNS untuk menyajikan buah impor dalam setiap acara.
Masih di hari yang sama, juga akan digelar Banyuwangi Art Week. Bersama dengan Festival Buah Lokal, Art Week ini akan digelar hingga 3 April 2015, di sepanjang jalan Pangeran Diponegoro, depan Gesibu Blambangan.
Beragam produk unggulan kerajinan khas Banyuwangi, seperti batik, ornamen dari bambu, dan sejumlah handycraft buatan UMKM akan dipamerkan di festival ini. Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Banyuwangi, Alief Kartiono, mengatakan festival BAW dibuat lebih menarik dari tahun kemarin. Akan disediakan panggung apresiasi seni budaya selama berlangsungnya pameran.
(gik/fay)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour