Festival Saribu Rumah Gadang Meriahkan Balapan Tour de Singkarak

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Festival Saribu Rumah Gadang Meriahkan Balapan Tour de Singkarak

Advertorial - detikTravel
Kamis, 16 Nov 2017 16:57 WIB
Jakarta - Bagi yang sudah mendaftar ajang balap sepeda Tour de Singkarak (Tds) 2017 atau ingin menyaksikan sport tourism ternama ini, jangan lewatkan agenda Festival Saribu Rumah Gadang. Festival ini akan digelar di Kabupaten Solok Selatan yang kembali menjadi tuan rumah Tds.

Sebelum etape 6 dengan rute balap Kota Solok-Kayu Aro pada 22 November 2017, peserta TdS dan wisatawan akan dihibur oleh sajian atraksi budaya dan seni di Festival Saribu Rumah Gadang.

Peserta festival akan mementaskan kesenian mulai tergerus zaman seperti randai, silat tradisi, pidato adat sampai tari piring dalam Festival Saribu Rumah Gadang. Seniman asal Solok, Hartati, bahkan sampai turun gunung membuat konsep dan ide dalam festival ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria menjelaskan kawasan Saribu Rumah Gadang merupakan salah satu desa yang masih menjaga tradisi Minang, termasuk melestarikan bentuk dan fungsi rumah gadang.

"Festival Saribu Rumah Gadang bakal digelar tahunan. Tahun ini menjadi tahun pertama. Kami akan melibatkan seniman asal Solok, salah satunya Hartati, seorang seniman dan koreografer handal. Kami beruntung memiliki Hartati, ikut terjun langsung bolak-balik pulang kampung untuk membangun dan mengembangkan konsep festival ini," ujarnya.

Festival ini akan membangkitkan lagi semangat budaya masyarakat Solok Selatan. Semua warga akan bekerja sama dan gotong royong dalam membangun dan menjaga adat istiadat. Seluruh peristiwa atau tradisi berkaitan erat dengan adat istiadat Minang digelar atas partisipasi masyarakat.

"Bukan semata instruksi dari atas. Prinsip 'duduak samo randah, tagak samo tinggi' dan 'pemimpin ditinggikan sarantiang' itu menjadi acuan untuk festival ini," paparnya.

Demi menghidupkan lagi nyawa adat istiadat kental di Solok Selatan, Pemerintah Kabupaten Solok Selatan memilih tema 'Manjupuik nan tatingga, mangumpuakan nan taserak, mengambang pusako lamo' yang memiliki arti menjemput yang tertinggal, mengumpulkan yang tercecer, dan menampilkan lagi pusaka lama.

Guna membangkitkan atmosfer selama acara, masyarakat dan wisatawan di kawasan Saribu Rumah Gadang diimbau untuk memakai busana khas Minangkabau. Busana khasnya adalah baju kurung untuk perempuan dan taluak balango untuk laki-laki.

"Bukan baju adat, baju baralek atau baju datuk dan sejenisnya. Masyarakat bukan sebagai penonton, tapi langsung menjadi pelaku," ungkapnya.

TdS 2017 diramaikan peserta dari 30 negara pada 18-26 November 2017. Tercatat ada 20 tim dari 30 negara terdiri dari 15 tim internasional dan 5 tim nasional yang akan balapan dalam sembilan etape. TdS mengambil lokasi start dari Tanah Datar dan melintasi 18 kabupaten/kota dengan menempuh jarak sejauh 1,246 kilometer. Pebalap akan finis di Bukittinggi.

Event sport tourism bertaraf internasional ini berdampak positif bagi masyarakat Sumatera Barat (Sumbar), terutama direct impact ekonomi selama lomba berlangsung. TdS 2017 mendorong peningkatan infrastruktur, terutama jalan-jalan dilalui peserta menjadi terpelihara dan semakin mulus. Selain itu, TdS menjadi sarana efektif untuk mempromosikan pariwisata. Sejak TdS pertama pada 2009, kini bermunculan destinasi wisata baru di Sumbar.

TdS merupakan kejuaraan wajib Asia dan mampu menyedot lebih dari 1 juta penonton. Peringkat TdS tingkat dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat 5 setelah Tour de France (12 juta penonton), Giro d'Italia (8 juta), Vuelta a Espana (5 juta), Santos Tour Down Under (750.000), dan TdS (550 ribu).

TdS dinilai menjadi strategi yang praktis dalam mendongkrak aneka ragam budaya objek wisata alam dan budaya sekaligus memberikan dampak positif bagi pariwisata serta ekonomi masyarakat.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan TdS sejak pertama kali digelar mengalami banyak kemajuan. Pada 2013, Amauri Sport Organisation (ASO) sebagai penyelenggara resmi Tour de France merekomendasi TdS sebagai major race dari kalender dunia balap sepeda Asia.

"Berarti, TdS efektif sebagai sarana promosi dalam rangka meningkatkan kunjungan dan awareness wisatawan juga memberikan direct impact dan media value yang tinggi, setiap tahun pelaksanaannya harus semakin membaik," ujar Arief.

Demi mendukung kegiatan ini, Kementerian Pariwisata terus melakukan kampanye guna mendatangkan wisatawan maupun investor untuk menamkan investasi di wilayah Sumbar.

"Di sepanjang lintasan, semua pebalap juga akan disuguhi dengan keelokan wisata alam Minang sekarang terus dipercantik dengan beragam fasilitas pendukung," katanya. (adv/adv)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads