Kejutan Di Pantai Talang Siring

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dita Wisnuwardani|4118|JATIM|19

Kejutan Di Pantai Talang Siring

- detikTravel
Rabu, 20 Jul 2011 15:20 WIB
Jawa Timur -

Hari ini, Senin tanggal 4 Oktober 2010 seluruh tim petualang Aku Cinta Indonesia yang tergabung dalam kelompok keberangkatan kloter kedua akan memulai petualangan masing-masing tim menjelajahi Indonesia, setelah pada hari sebelumnya kami berkumpul bersama di Jakarta. Begitupun saya dan partner tim saya dari tim 14 dengan tujuan Propinsi Jawa Timur, yang bersama dengan sebagian besar tim yang lain berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta semenjak sebelum matahari menampakkan kecantikannya di langit kota yang sibuk ini.


Tim kami bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 06.00 pagi menuju Bandara Juanda Surabaya. Semenjak hari pertama hingga beberapa hari berikutnya kami akan mengawali petualangan kami di Propinsi Jawa Timur dengan menjelajahi Kepulauan Madura. Maka tak lama setelah kami tiba, kami pun langsung melanjutkan perjalanan kami menyeberang ke Pulau Madura, meninggalkan Surabaya dengan melewati Jembatan Suramadu menuju ke Kabupaten Sumenep, tujuan pertama kami.


Perjalanan yang mesti kami tempuh cukup panjang. Dengan pola laju yang sedikit santai dimana kami beberapa kali akan berhenti sejenak selama perjalanan untuk mengambil foto atau mengisi perut lapar kami, kami membutuhkan sekitar 4 jam hingga tiba di Kabupaten Sumenep. Saya sendiri dapat menikmati perjalanan kami dengan banyaknya pemandangan yang menarik sepanjang jalan. Bahkan di sepanjang jalan-jalan yang berjarak tak jauh dari pantai di sepanjang Kabupaten Pamekasan saya dapat menikmati pemandangan laut. Dan ketika kami sedang melaju melintasi sepanjang Jalan Raya Talang Siring di Kabupaten Pamekasan inilah saya menemukan hal yang sangat menarik bagi pandangan saya.


Saat itu kami sedang melintasi jalan yang berdampingan dengan pinggir Pantai Talang Siring. Di sepanjang jalan itu saya melihat hamparan pasir yang cukup bersih dan lautan yang tak jauh dengan ombak yang tidak begitu deras. Tapi yang menarik adalah adanya semacam pondokan-pondokan sederhana yang tampak seperti rumah-rumah panggung kecil yang terbuat dari bambu yang cukup banyak jumlahnya dan terletak berjajar di pinggir pantai di sepanjang jalan raya tersebut. Karena tertarik akan pondokan-pondokan tersebut dan merasa penasaran maka kami pun berhenti dan saya mengambil beberapa foto dari pantai tersebut. Di kejauhan tampak beberapa nelayan sedang membereskan kapal dan perlengkapannya, namun tidak ada seorangpun yang cukup dekat untuk saya minta informasi mengenai pondokan-pondokan tersebut.


Namun tepat ketika hendak kembali menuju mobil yang membawa kami, seorang ibu yang sedang duduk di warung di seberang jalan dari tempat saya mengambil foto dari pinggir pantai tadi yang tersenyum kepada saya. Maka saya pun menyeberang jalan untuk berbincang sedikit bersama si ibu yang ramah tersebut. "Itu untuk yang ditangkap dari laut, dik. Ikan, cumi, macam-macam", cerita si ibu ketika saya menanyakan fungsi dari pondokan-pondokan tersebut. Si ibu kemudian menjelaskan dalam logat Madura yang kental, "Nanti pulang dari laut tangkapan disimpan disitu, dijemur, lalu bawa untuk dijual".


Pondokan itu dirakit dari kumpulan bambu-bambu yang telah dikeringkan, susunan kakinya diikat tambang dan diberdirikan dalam bentuk segitiga-segitiga agar kuat strukturnya dan bisa tertancap dengan kuat dalam pasir-pasir pantai yang selalu bergerak. Posisinya ditinggikan sebagai tempat untuk menjemur hasil tangkapan nelayan, sebelum dikeringkan (sebagian diasinkan) dan kemudian dijual ke pasar.


Kami lanjut mengobrol mengenai pondokan yang menarik itu, sambil menjawab si ibu yang bertanya dari mana asal saya dan untuk apa saya memotret pantai. Tak lama saya pamit, untuk melanjutkan perjalanan dan menemukan hal-hal menarik penuh dengan pengetahuan baru lainnya di perjalanan kami berikutnya.
(gst/gst)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads