Pasar Martapura, Surga Permata Bernuansa Islami

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

M.Yusuf Simatupang|11021|KALTENG & KALSEL|48

Pasar Martapura, Surga Permata Bernuansa Islami

- detikTravel
Selasa, 03 Mei 2011 11:00 WIB
KALIMANTAN SELATAN - Salah satu kenikmatan dari sebuah travelling adalah cinderamata atau oleh-oleh khas dari sebuah daerah yang dapat kita bawa pulang sebagai kenang-kenangan bahwa kita pernah melakukan kunjungan ke daerah tersebut. Tidak berbeda dengan perjalanan wisata saya kali ini, pesona keindahan alam Kalimantan yang berpadu dengan corak ragam unik budaya dari setiap masyarakatnya membuat saya berantusias untuk mencari cinderamata yang membuat saya dapat selalu mengingat tentang kekayaan bumi Borneo yang alami ini.

Oleh karena itu, 22 Oktober 2010 saya menyempatkan diri untuk mengunjungi pasar Martapura yang terkenal sebagai surga para kolektor batu intan. Pasar yang sebenarnya bernama Pasar Cahaya Bumi Selamat ini ramai sekali dikunjungi wisatawan untuk berbelanja aksesories cincin, anting, kalung maupun gelang yang merupakan paduan batuan-batuan alam yang didulang dari bumi Kalimantan ini. Saya pun segera tertarik mencari salah satu aksesories tersebut yang ingin saya jadikan oleh-oleh untuk Ibu dan Saudara perempuan saya.

Begitu mengunjungi salah satu toko, saya langsung ditawari beberapa pilihan batuan alam. Mulai dari blue safir, zamrud, topaz, serta berlian yang sudah pasti membuat para wanita senang bila diberikan oleh-oleh ini. Harganya pun beragam mulai dari yang murah senilai Rp. 30.000,- sampai yang bernilaiΒ  Rp. 500.000.000,-. Batuan yang asli didulang dari bumi Borneo ini sebenarnya memiliki harga yang sangat terjangkau hanya saja bila diikat dengan lapisan emas serta batuan berlian untuk mengelilinginya maka harganya akan menjadi selangit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak terlepas dari mitos, batuan-batuan alam tersebut juga memiliki makna atau arti bagi pemakainya tergantung jenis batuan serta warna-warnanya. Seperti Blue Safir misalnya yang berarti keagungan, Zamrud berarti kemuliaan atau Giok yang berarti Kesehatan. Sehingga bagi sebagian dari mereka, pilihan biasanya dikaitkan dengan keinginan si pemilik dari batuan tersebut.

Selain itu, ada hal yang menarik yang saya temukan di pasar yang terletak sekitar 30km dari Kota Banjarmasin ini. Hal yang menarik itu adalah seputar design arsitektur dari latar-latar dan tugu yang di bangun di sekitar pelataran pasar ini yang sangat kental dengan seni budaya Islam. Hal tersebut terlihat dari seni kaligrafi yang ada pada tugu tersebut yang bertuliskan satu pesan Nabi Muhammad yaitu "Innallaha La Yughairu Ma Biqaumin Hatta Yugahairuhu Ma Bianfusihim" yang artinya "Sesungguhnya Tuhan tidak pernah merubah nasib suatu kaum sebelum kaum tersebut berusaha merubah nasibnya sendiri". Pesan yang mengandung motivasi untuk selalu bekerja keras untuk meningkatkan kehidupan.

Budaya Islam yang terlihat bukan hanya dari seni kaligrafinya saja, tetapi juga tradisi masyarakat untuk meniadakan transaksi jual beli selama Shalat Jumat berlangsung. Semua itu tampak ketika saya tiba di pasar tersebut bertepatan dengan berlangsungnya Shalat Jumat dan melihat toko-toko yang ada di pasar tersebut tutup sementara sampai selesainya Shalat Jumat.
(gst/gst)

Hide Ads