Mengunjungi Doi Tung, Anda akan dibuat terperangah dengan kondisi sekarang. Jauh berbeda dengan situasi ketika Papaver Somniperum alias Opium menjadi cantelan hidup masyarakat di wilayah yang berada di utara Kota Chiang Rai.
Terletak di 1.100 mdpl, 25 hektar dari lereng gunung yang berbatasan dengan Laos dan Myanmar itu ditanami opium. 20.000-an warga di daerah segitiga opium itupun hidup ketergantungan dan masa depannya suram. Namun kondisi itu perlahan berubah sejak 1988.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hawa sejuk dan hijau pepohonan menggantikan suasana gersang di masa silam. Ladang opium sudah berganti menjadi perkebunan kopi dan kacang makadamia. Perjalanan 2 jam dari Chiang Rai pun dibayar dengan pemandangan indah.
Bukan hanya alam yang berubah. Perlahan namun pasti, proyek pembangunan yang dimotori oleh Mae Fah Luang Foundation (MFLF) mengembangkan beragam potensi kerajinan untuk masyarakat sekitar. Doi Tung yang dikenal sebagai penghasil candu terbesar dunia kini menjadi 'candu' wisata yang mengagumkan.
Turis kini bisa asyik menikmati tenunan tangan dari ratusan pengrajin perempuan yang tak lain merupakan warga sekitar. Beragam benang warna-warni diuntai untuk menghasilkan selendang pashmina atau syal dengan desain yang tidak norak.
"Kita membaca keinginan pasar agar produk dapat menjadi nilai ekonomi penduduk. Salah satunya adalah dengan mendatangkan desainer dari luar negeri guna membantu pengemasan produk apa yang baik untuk dipasarkan," tutur Senior Program Manager MFLF, Ramrada Ninnad, kepada detikTravel dalam kunjungan ke Doi Tung, Selasa (14/2/2012).
Tidak hanya kain tenun. Kerajinan keramik di Doi Tung juga patut diacungi jempol. Tanah liat terbaik di Doi Tung diolah dengan kecekatan tangan-tangan penduduk menjadi gelas, pot bunga, guci, pernak-pernik mungil, serta beragam produk lainnya. Warga Doi Tung juga terampil membuat cinderamata berbahan kertas, mulai dari sampul kado, buku diari, kipas, sampai dengan kotak kado.
Pengunjung juga bisa melihat-lihat tempat pengolahan kopi dan makademia. Dari lokasi pengolahan dapat disaksikan panorama pegunungan dan perbatasan Myanmar yang dulunya subur ditanami bunga poppy untuk opium.
2 km dari tempat pengolahan kopi dan makademia, kunjungan selanjutnya adalah di vila yang ditempati Putri HRH Sirnagarindra dari keluarga Kerajaan Thailand. Dialah tokoh perubahan di Doi Tung. Beliau menyebut kediamannya sebagai 'Home at Doi tung'. Wisatawan hanya dapat menikmati rumah megah berbahan kayu itu dari luar saja. Namun mereka bisa berfoto bersama 2 penjaga rumah keluarga kerajaan ini.
15 menit menyusuri dari kediaman HRH Sirnagarindra, kita akan mengunjungi taman bunga yang dibangunnya. Ratusan jenis dan warna-warni bunga menghiasi taman ini. "Setelah Doi Tung dibangun seperti ini, tempat wisata ini baru muncul," tutur Ramrada.
Bagi yang ingin berbelanja cinderamata kreasi penduduk lokal Doi Tung, outlet-oulet yang berada di sekitar taman bunga siap membuat Anda merogoh kocek. Harga barang yang ditawarkan bervariasi, dari mulai puluhan hingga ribuan Baht. Mulai dari pernak-pernik kecil hingga kebutuhan sekunder rumah tangga seperti bantal, bed cover, serta pernak-pernik lainnya tersedia di outlet ini.
Andri Haryanto - detikNews
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol