Die Dreei Schnenschte Daegg, begitulah warga Swiss di perbatasan Prancis dan Jerman menyebut hari spesial mereka. Di saat jam belum menunjukkan pukul 04.00 pagi, semua lampu jalanan dan rumah di Kota Basel sudah dimatikan. Inilah Morgestraich, dimana kegelapan mencapai puncaknya dan menandai awal karnaval.
Menurut Budiman Wiriakusumah, staff Pensosobud KBRI Bern dalam rilis kepada detikTravel, Senin (27/2/2012), karnaval dimulai 27 Februari 2012 dan berlangsung selama 72 jam sampai Kamis 1 Maret 2012 pukul 04.00 pagi. Akhir karnaval disebut sebagai Endstraich.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Basel merupakan selain kota Industri Swiss juga terkenal dengan budaya, membuat banyak turis yang berkunjung kesana dan momen ini kita manfaatkan untuk melakukan promosi wisata (Indonesia) di tengah ramainya turis yang berkunjung!" kata Budiman.
The Basler Fasnacht atau Karnaval Basel yang berpusat di kota tua, manampilkan beragam kostum mulai dari tokoh-tokoh legenda Swiss sampai pakaian dari daerah/kanton Swiss lainnya. Karnaval ini juga sebagai sebagai ajang menyindir politisi-politisi di kanton Basel maupun di pemerintahan Federal Swiss.
Ciri khas lainnya adalah pemisahan secara jelas antara penonton dan peserta karnaval, sehingga penonton tidak berbaur dengan peserta. Para penonton karnaval di Basel ini mencat mukanya dengan make-up yang lucu-lucu.
Bahkan, di antara penonton juga terjadi saling melempar konfeti atau serbuk kertas. Dapat dikatakan, Karnaval Basel inilah asal dari terjadinya saling lempar melempar konfeti, yang kemudian diikuti oleh karnaval di kota-kota besar lainnya di dunia.
Nah, pawai untuk anak-anak dan keluarga dilakukan pada hari Selasa (28/2) besok. Siapupun boleh ikut pawai di tengah kota ini dengan mendaftar terlebih dahulu. Biasanya mereka ikut berpartisipasi tidak secara grup namun perorangan.
Sementara itu karnaval ini juga dimanfaatkan sebagai tempat untuk mencicipi makanan khas Swiss. Ada fondue atau keju yang dilelehkan dan dimakan dengan roti, Raclette, dan tentunya sosis-sosis yang dijual oleh petani-petani dari Kanton Basel.
"Pada bulan Maret akan dilaksanakan 'Basel World, pameran 'Avant Premiere' dari perhiasan dan jam-jam mewah dari seluruh dunia, promosi Indonesia di tram line 1 & 14 pun masih ikut meramaikan kesibukan Kota Basel untuk mengajak wisatawan berkunjung ke Indonesia," jelas Budiman.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Ogah Bayar Royalti Musik, PO Bus Larang Kru Putar Lagu di Jalan
Bisa-bisanya Anggota DPR Usulkan Gerbong Rokok di Kereta
Takut Bayar Royalti, PO Haryanto Ikut Larang Kru Putar Lagu di Bus