Menari Tari Pampaga di Desa Budaya Pampang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menari Tari Pampaga di Desa Budaya Pampang

- detikTravel
Senin, 26 Mar 2012 21:06 WIB
Indonesia, Kalimantan Timur, Samarinda -

Pernahkah terbayang Anda tak hanya melihat pertunjukkan tari daerah tapi juga ikut memperagakan tarian itu? Jika ya, pengalaman menarik ini akan Anda dapatkan jika berkunjung ke Desa Budaya Pampang, sebuah perkampungan Suku Dayak Kenyah yang berjarak sekitar 25 km dari Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Hari Minggu siang merupakan waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Desa Budaya Pampang. Dengan tiket seharga Rp 15.000, Anda dapat menyaksikan serangkaian pertunjukkan tari yang digelar di Lamin Kampung atau Rumah Adat Suku Dayak, dari pukul 14.00 WITA sampai selesai.

Dipandu seorang MC dan beberapa pemain musik, ada 6 jenis tarian yang dipertunjukkan dalam pementasan tarian di desa Budaya Pampang, yaitu:

Yang pertama ialah Tari Nyelama Sakai. Dibawakan oleh 9 penari belia, tarian ini mejadi tari pembuka sekaligus ucapan selamat datang bagi para pengunjung, dilanjutkan dengan tariankedua yaitu Tari Kancet Lasan. Tari ketiga yakniTari Enggang Terbang, menceritakan tentang perpindahan masyarakat Suku Dayak dari satu tempat ke tempat lain yang lebih baik, ditarikan oleh sekelompok gadis suku Dayak yang mengenakan hiasan kepala berlambang Burung Enggang.

Tari berikutnya adalah Tari Anyam Tali. Tarian ini menggambarkan suku Dayak yang terdiri dari bermacam-macam sub suku namun tetap saling bersahabat satu sama lain. Di atas simpul tali, terdapat patung burung Enggang yang disimbolkan sebagai seorang pemimpin.

Tari Pampaga menjadi tarian ke lima, melambangkan sebuah perangkap yang sengaja dibuat untuk mengusir hama. Ditarikan oleh 6 gadis muda, tarian ini dimainkan dengan menggunakan peralatan bambu. Empat orang penari memainkan bilah-bilah bambu yang menimbulkan suara yang berirama, sedangkan sisanya menari di atas bambu-bambu tadi. Makin lama irama bambu terdengar makin cepat, membuat para penari juga harus mempercepat langkahnya saat menari di atas bambu-bambu itu agar kakinya tak terjepit.

Setelah penampilan para penari Pampaga, pembaca acara memberikan kesempatan bagi para tamu untuk ikut mencoba menari Pampaga bersama para penari. Tak sedikit pengunjung yang tertarik dan mencoba ikut menari tari Pampaga ini, termasuk saya sendiri. Rasa takut ketika harus melompati bilah-bilah bambu dengan irama yang kian lama kian cepat justru menjadi tantangan yang mengasyikkan. Banyaknya pengunjung yang ingin ikut mencoba tari Pampaga membuat MC harus menutup sesi tari ini dan melanjutkan ke tarianselanjutnya.

Tari terakhir yakni Tari Leleng, merupakan ucapan selamat berpisah yang ditarikan oleh para penari yang telah tampil. Para penari juga akan mengajak para pengunjung untuk ikut menari bersama.

Usai penampilan tari Leleng, para pengunjung bisa berfoto bersama dengan Ibu-ibu bertelinga panjang ataupun dengan para tetua suku. Namun, untuk bisa berfoto bersama mereka Anda perlu membayar sekitar Rp 25 ribu untuk 1 – 3 kali jepret.

Anda pun bisa juga berfoto dengan pakaian khas suku Dayak Kenyah seperti yang dikenakan penari-penari tadi, dengan harga sewa Rp 25 ribu per pakaian.Bagi pengunjung yang ingin membeli souvenir khas Dayak Kenyah, beragam pernak pernik dari manik-manik maupun kayu dapat dibeli di Rumah Lamin maupun rumah-rumah penduduk.

Desa Budaya Pampang terbilang cukup mudah untuk dikunjungi. Perkampungan Suku Dayak Kenyah ini dapat ditempuh dari Samarinda dengan menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua maupun empat melalui jalan poros Samarinda-Bontang. Desa Pampang sendiri terletak sekitar 5 km dari jalan poros.

Jadi jika Anda ingin melihat kehidupan suku Dayak, tarian dan tato orang Dayak, Lamin, telinga panjang, ataupun membeli souvenir khas Dayak dalam satu waktu, tak salah jika Anda berkunjung ke Desa Pampang.
(gst/gst)


Hide Ads