Escape to Amed, Far Eastern Bali Perfect Hideaway

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Escape to Amed, Far Eastern Bali Perfect Hideaway

- detikTravel
Selasa, 06 Nov 2012 10:12 WIB
Indonesia, Bali, Tulamben -

Siapa yang tak terpesona keindahan Bali?

Katakan "YA" jika pesisir pantai Kuta-Seminyak berhasil memikat hati Anda, atau mantra ombak pantai di sekeliling Bukit Uluwatu membuat Anda terhipnotis. Alam adalah Maha Karya Tuhan yang tak pernah lelah melebur penat. Dan seolah tidak ada habisnya, alam Bali terus merayu para penikmat jagat raya. Kali ini kemolekan Pantai Amed memanggil hasrat saya untuk terus menapaki tubuh Pulau Dewata jauh ke ujung timur.

Tiga jam perjalanan dari Kuta melewati koridor alam pesisir yang eksotis menuju Desa Amed, Kabupaten Karangasem, Bali, Anda akan dibuai dengan kokohnya pegunungan di sebelah kiri dan birunya laut di sebelah kanan. Semilir angin samudra pun memaksa lupa akan panasnya terik matahari kala itu. Setiap tikungannya seperti mengajak kita menari. Sama sekali bukan perjalanan panjang yang membosankan. Dan ketika memasuki Desa Amed di siang hari, mudah Anda jumpai penduduk ramai bercengkerama di depan teras rumah. Bersosialisasi. Ya, mengingat di desa ini handphone saya tidak mendapatkan sinyal, saya yakin mereka tidak bersosialisasi secara digital seperti kita yang hidup di kota. Hal ini membuat saya untuk harus "cuti" sejenak dari digital life.

Yang melekat di memori saya, ada beberapa anak kecil penggembala sapi yang sedang beristirahat di tikungan jalan setapak yang saya lewati. Berwajah manis dan berkulit coklat seperti kabanyakan anak pantai lainnya, mereka menyapa dengan ramah. Dihiasi tawa kecil dia bilang "Hallo, welcome to Amed, do you have candy?" Awww, kebetulan saya membawa beberapa permen lolipop, and yes, that's for their sweet smiling face. Saya lupa menanyakan namanya, yang saya ingat ketika dia mengucap Salam Om Swastiastu dan menerima permen tadi, dia pun tertawa sumringah bersama teman-temannya seraya mengucap terima kasih dalam bahasa Bali. Inilah Indonesia, The Land of Smiles.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti biasa, untuk sebuah perjalanan yang saya lakukan, saya tidak begitu detail dengan itinerary. Yang terpenting adalah tujuan utama, namun dimana saya harus menginap adalah bagian dari kejutan untuk diri saya sendiri. Ya, just pack and go! Dan mencari penginapan secara go show adalah agenda berikutnya. Beruntung saya menemukan satu bungalow yang bagus tanpa melupakan ikrar seorang backpacker, yaitu low bugdet. Awalnya, resepsionis mengatakan Rp200.000/malam untuk 2 orang include breakfast. Namun saya bukan tipe pemalu dalam hal tawar-menawar, dan akhirnya dengan Rp170.000 saya mendapatkan private bungalow di Good Karma Bungalows. Hehehe.

Ada yang spesial dari Good Karma Bungalows selain konsep penginapannya yang natural look dengan banyaknya pohon beringin tua yang rindang dan sentuhan ornamen etnik khas Bali. Good Karma Bungalows memiliki private coral beach dengan pasir hitam, see? When you open the door in Amed, keindahan laut ada di depan mata! Such a heaven on earth! Tidak hanya itu, Anda bisa menikmati surga bawah laut karena Good Karma Bungalows juga menyediakan fasilitas snorkeling secara lengkap dengan tarif Rp45.000/orang/12 jam dan bebas memilih lokasi snorkeling! Sedangkan untuk diving, tarifnya saya tawar sadis dari Rp650.000/orang menjadi Rp475.000/orang karena saat itu saya bersama 2 teman lainnya. Lumayan kan! Tentunya untuk diving harus dengan pendamping dan pilihan lokasi ditentukan oleh sang instruktur diving.

Bercumbu dengan malam di bibir Pantai Amed sangat menyenangkan. Angin pantainya tenang, diiringi nyanyian ombak, benar-benar escape from the crowd! Amed memang tidak menyajikan hiburan malam seperti Legian. Tapi jangan khawatir, bagi Anda penikmat malam, Anda bisa mengunjungi Cafe Wawa-Wewe untuk menikmati live music dan merasakan Balian local taste dengan beragam menu makanan khas Bali seperti Duck Tutu, Chicken Tutu, dan Babi Guling. Sayangnya itu semua hanya bisa dipesan satu hari sebelumnya. Untuk menu lainnya tidak berbeda dengan cafe yang sering kita kunjungi. Beberapa diantarana adalah menu universal seperti nasi goreng, mie goreng, dan ayam goreng. Jangan ragu mencoba arak Bali di cafe ini, keasliannya dijamin. Saya mencoba Beautifule Amed, yaitu campuran arak Bali dengan lemon, nanas dan soda. Rasanya mengingatkan saya pada obat batuk cair. Sejenak lidah mati rasa karena agak sepet. Dan... Cukup segelas! Tentu saya tidak mau menghabiskan malam dengan mabuk percuma dengan resiko tidak bisa bangun pagi dan melewatkan sunrise moment in Amed. Cafe Wawa-Wewe juga menyediakan liquor, wine dan bir. Bagian yang paling menyenangkan adalah semua pengunjung cafe dijamu seperti layaknya keluarga sendiri.

Dari Amed, keesokan harinya saya melanjutkan perjalanan ke Tulamben untuk menikmati ultimate diving adventures lainnya. Sepanjang jalan, alam masih menyajikan keindahan panorama gunung dan laut. Gagahnya Gunung Agung menyapa dari balik awan, dan laut di samping kanan saya tak hentinya berbisik seolah menghipnotis saya untuk tinggal lebih lama disini.

Walaupun jauh dari destinasi favorit Bali lainnya seperti Kuta, Uluwatu dan Ubud, namun Amed memiliki pesona tersendiri. Let me say visiting Amed is an experience you'll never regret!
(gst/gst)

Hide Ads