Saat liburan sekolah seperti sekarang ini, Kota Jakarta atau Bali umumnya menjadi tujuan wisata favorit para wisatawan.
Jakarta sendiri sebagai ibu kota yang gemerlap dan seakan tak pernah tidur itu pasti jauh-jauh hari telah mengantisipasi membludaknya arus wisatawan saat liburan sekolah tiba.
Apalagi saat ini di kota yang berjuluk Betawi ini juga berlangsung pesta tahunan warga Jakarta, yaitu Pekan Raya Jakarta (PRJ) tentu menjadi magnet yang ampuh bagi para wisatawan.
Selain PRJ di kota metropolitan pertama ini juga memiliki ikon wisata yang handal dan tersohor di seantero Indonesia bahkan di dunia. Dunia Fantasi (Dufan) Ancol namanya.
Dunia Fantasi Ancol tidak hanya menawarkan beragam wahana permainan yang memikat, pantainya juga ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sayangnya ketika liburan sekolah tiba tidak semua anak-anak atau keluarga di Indonesia bisa mengisi liburannya dengan mengunjungi Jakarta dan Pulau Dewata Bali yang identik dengan pesona pantainya yang menghipnosis itu.
Tidak sedikit dari mereka yang mungkin belum mampu (terbatasnya anggaran dana) dan berkesempatan ke Jakarta atau Bali namun tetap menikmati liburan dengan mengunjungi tempat-tempat wisata yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Kami setuju dengan sebuah pendapat bahwa “every place is a destination travel” kira-kira artinya : setiap tempat merupakan tempat kunjungan wisata.
Tanpa terkecuali (maaf) toilet tempat kita buang air kecil atau besar bisa saja menjadi destinasi apik. Yang bila kita ulas akan menjadi bahan cerita menarik buat sanak-kerabat maupun handai taulan lainnya.
Kami termasuk salah satu contoh keluarga di Indonesia yang mengisi liburan sekolah anak kami dengan mengunjungi objek wisata yang terdekat dengan tempat tinggal kami. Tidak ke Jakarta atau Bali, melainkan cukup ke rumah Adik di Malang.
Pikir kami sambil bersilaturrahim, mempererat hubungan persaudaraan antar anggota keluarga sekaligus menikmati kunjungan wisata yang berada di dekat tempat tinggal saudara kami.
Setelah puas berbelanja buah dan sayur di Pasar Dewi Sri Pujon Malang, perjalanan kami lanjutkan menuju Batu Town Square (Batos).
Kami ingin sekali memberikan hadiah tas sekolah kepada keponakan tercinta kami karena ia berhasil diterima di salah satu SMU negeri di Kota Malang.
Sementara istri dan Adik ipar mencari tas sekolah keponakan, kami berempat mengisi waktu dengan bermain aneka game di Time Zone Batu Town Square.
Anak dan keponakan kami sangat antusias bermain di Time Zone. Mereka sebelumnya membeli paket permainan yang kemudian mendapatkan kartu (seperti ATM atau kartu kredit) untuk bisa mencoba satu persatu dari semua permainan yang ada.
Putri, keponakan kami bersama Morinda, anak semata wayang kami ingin mencoba permainan sejenis “carram ball”.
Mereka berlomba memasukkan bola yang berupa lingkaran pipih ke gawang (lubang goal) masing-masing. Mereka terlihat sangat menikmati permainan itu.
Permainan ini dibatasi waktu. Puas dengan carram ball, mereka berganti dengan game lainnya. Kali ini mereka mencoba permainan “injak tombol” dengan kedua kaki mereka. Permainanpun dimulai.
Step by step mereka dengan sigap dan cekatan menginjak-injakkan kakinya pada papan tombol yang diinjaknya sambil mengikuti program yang berjalan di layar display.
Adik dengan asyiknya ikut bermain menemani putrinya sedangkan kami memilih menonton saja dari tempat duduk yang agak jauh.
Morinda, anak kami ingin permainan “ambil boneka”, bersama putri dan ayahnya mereka menuju stan game boneka. Setelah mencoba permainan ini ternyata tidak berhasil mengambil boneka yang diinginkan. Tak apalah yang penting mereka tampak senang.
Setelah mendapatkan tas sekolah keponakan, kami kembali ke rumah Adik di Sengkaling, Malang. Kami berkemas-kemas karena keesokan harinya harus kembali ke Gresik.
(gst/gst)
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour