Sehari Menjelajahi Kobe, Tak Sekadar Daging Sapi Kualitas Wahid
Rabu, 07 Agu 2019 11:26 WIB

Leo Suwandi
Jakarta - Mendengar kata Kobe, traveler pasti ingat daging sapi berkualitas wahid. Tapi sebenarnya, kota ini lebih dari sekadar daging sapi. Kotanya indah dan menarik.Namun, Kota Kobe tak hanya sekedar daging sapi legendaris yang menghasilkan sensasi meleleh di mulutnya, tapi kita juga bisa merasakan kelezatan lainnya dari menjelajah kota ini. Saya beserta teman-teman berkesempatan melakukan one day trip ke salah satu kota pelabuhan terpenting di Jepang ini.Menggunakan kereta dari Osaka, kami menempuh 1 jam untuk mencapai Kobe. Ketika akhirnya kami tiba, saya melihat kota ini layaknya kota-kota metropolitan seperti Tokyo atau Osaka, namun, dengan kesan yang lebih adem ayem, kalem dan tidak seriuh kota-kota yang saya sebutkan di atas.Karena kami tiba pada jam makan siang, tentunya kami tidak mau melewatkan kesempatan mecoba daging sapi legendaris ini. Dimana sapi yang diternakan konon diberikan pakan terbaik hingga dipijat agar memastikan kelembutan dagingnya, dan Steakland Kobe lah tempat yang pas untuk merasakan sensasi meleleh di mulut yang sering dikatakan orang-orang.Di sana, mereka menyajikan pilihan daging sapi dengan harga termurah 3.200 Yen dan yang termahal seharga 9.500 Yen. Semakin mahal harganya, semakin lembut tekstur dari daging yang dihidangkan. Daging sapi yang dipilih kemudian diolah menjadi hidangan teppanyaki yang kemudian dilengkapi oleh nasi, salad, jamur dan sup miso.Setelah kami "resmi" berada di Kobe karena sudah mencoba Kobe Beef, kami akhirnya berkeliling menyusuri kota ini. Tujuan pertama kami adalah Kuil Ikuta, Kuil Shinto tertua yang pernah berdiri di Jepang karena sudah didirikan sejak Abad ke-3 oleh Ratu Jinggu sebagai tempat penyembahan Dewi Wakahirume yang dipercaya oleh Umat Shinto sebagai Dewi Matahari Terbit dan pelindung para penenun.Kuil Ikuta hingga sekarang memegang peran penting pada kehidupan spiritual masyarakat Kobe dimana banyak upacara keagamaan banyak dilakukan disini. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dengan sedikit menanjak. Kami menuju Perbukitan Rokko untuk mengunjungi Kitano-cho, sebuah bekas kompleks pemukiman bagi orang-orang asing yang menetap di Kobe.Ketika Jepang membuka diri pada perdagangan internasional pada Era Meiji di Abad ke-19, banyak pedagang-pedagang yang berasal dari Eropa dan Amerika kemudian menetap di beberapa kota di Jepang dan Kobe adalah salah satunya.Para pedagang-pedagang ini kemudian membuat pemukiman di Kitano-cho yang sekarang menjadi salah satu bukti sejarah Jepang yang mulai membuka diri dan melakukan moderenisasi pada masa Kaisar Meiji. Salah satu bangunan yang terkenal di kawasan ini adalah Rumah Weathercock, sebuah rumah besar dengan penunjuk arah berbentuk ayam di atasnya.Rumah Weathercock dimiliki oleh seorang Pedagang asal Jerman bernama Gottfried Thomas yang dibangun pada tahun 1909. Interior rumah ini dibiarkan seperti aslinya untuk memperlihatkan kehidupan para ekspatriat yang mendiami Kobe pada era Meiji dimana di rumah ini masih dipajang beberapa perabotan antik seperti jam buatan Jerman asli, meja makan serta ruang kerja dengan meja-meja dan rak buku antik. Kitano-cho sendiri juga merupakan tempat yang tepat untuk berburu berbagai macam manisan dan oleh-oleh khas seperti kue-kue, biskuit atau es krim yang lezat di sini.Salah satu panganan yang paling banyak diburu disini adalah Cheesecake kas Kobe serta Es Krim rasa cheesecake. Cheesecake Kobe memiliki tekstur yang lebih padat dibanding cheesecake Hokkaido dan rasa yang tidak terlalu manis. Tak heran juga tempat ini juga banyak dikunjungi oleh para remaja yang hendak melepas lelah atau sekedar jajan saja.Tempat terakhir yang kami kunjungi kemudian adalah Taman Meriken di Pelabuhan Kobe. Disini berdiri menara yang menjadi simbol dari Kota Kobe yaitu Kobe Port Tower. Menara ini didirikan pada tahun 1963 dan konon dari lantai teratas menara ini, anda juga bisa melihat Kota Osaka dari kejauhan. Kobe Port Tower didirikan sebagai simbol status kemaritiman dari Kota Kobe sendiri.Bangunan lain yang menarik perhatian saya adalah museum Maritim Kobe yang terletak di seberang Kobe Port Tower. Jika dilihat sekilas maka bentuk museum ini terlihat seperti Rumah Gadang, rumah adat khas Sumatera Barat. Dan di Meriken Park sendiri kami bisa merasakan dan melihat bagaimana penduduk Kobe kadang menghabiskan waktu disini untuk melepas penat sehabis bekerja atau membawa anak mereka beraktivitas.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!