Perjuangan Menggapai Puncak Kerinci

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perjuangan Menggapai Puncak Kerinci

Akbar Priyono - detikTravel
Jumat, 08 Feb 2019 11:20 WIB
loading...
Akbar Priyono
Pos Pintu Rimba, gerbang masuk menuju belantara Gunung Kerinci.
Tim pendaki memasuki kawasan hutan Kerinci yang lebat.
Papan informasi pos pendakian Kerinci yang menerangkan rute dan jarak para pendaki.
Dari Shelter 3 Gunung Kerinci, tampak jelas Danau Gunung Tujuh yang elok. Bahkan tampak jelas lautan lepas di pantai barat Sumatra.
Tawa bahagia seorang pendaki yang mampu meraih Puncak Kerinci dengan ketingggian 3805 MDPL tepat di hari pergantian tahun (1/1/2019).
Perjuangan Menggapai Puncak Kerinci
Perjuangan Menggapai Puncak Kerinci
Perjuangan Menggapai Puncak Kerinci
Perjuangan Menggapai Puncak Kerinci
Perjuangan Menggapai Puncak Kerinci
Jakarta - Gunung Kerinci di Jambi merupakan gunung yang difavoritkan para pendaki untuk ditaklukkan. Ini salah satu cerita perjalanan mencapai puncaknya.Gunung Kerinci di Jambi bagi sebagian orang tentu menjadi tempat yang menyeramkan untuk didaki, mengingat gunung ini adalah gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3805 MDPL. Ditambah lagi kini sudah memasuki musim penghujan yang tentu banyak ancaman alam yang mengintai kapan pun, seperti longsor dan petir.Namun hal itu tidak menyurutkan sejumlah pendaki untuk menikmati pergantian malam tahun baru 2019 di atap Sumatra tersebut. Bisa dikatakan mereka berusaha menolak rasa takut akan berbagai hal buruk yang kapan pun datang di musim hujan ini. Di sisi lain sebagai gunung yang tinggi, Kerinci memiliki medan yang cukup ekstrim dan khas yang tentunya tidak mudah ditaklukkan.Namun ada Kuasa Tuhan di sini. Prediksi cuaca buruk dan dongeng horor musim hujan tak terbukti, karena cuaca begitu menyambut sejumlah pendaki. Berdasarkan pengamatan kami selama mengikuti pendakian Kerinci bersama sebuah komunitas pendaki asal Jakarta dan Lampung dari tanggal 31 Desember 2018 hingga 1 Januari 2019 langit memang tampak cerah dan hampir setiap pos pendakian terisi penuh sejumlah pendaki yang mendirikan tenda.Tim kami sendiri mendirikan tenda di (Pos) Shelter 1 yang tentunya masih jauh dari puncak atau berkisar antara 6-7 jam perjalanan lagi. Sebelum menuju Shelter 1, para pendaki akan memasuki Pos Pintu Rimba, Pos 1 ( Bangku Panjang), Pos 2 (Batu Lumut), dan Pos 3 (Pondok Panorama).Masing-masing pos memiliki trek yang bervariasi dan cenderung menanjak terjal dengan rata-rata tempuh 1 hingga 2 jam. Setelah Shelter 1 para pendaki akan melewati Shelter 2 dan Shelter 3 dengan medan yang dilalui begitu berat karena jalur begitu menanjak dan sempit. Sehingga dibutuhkan tenaga ekstra.Nyatanya bagi para pecinta pendakian gunung, medan Kerinci yang berat tersebut tidak menjadi halangan yang berarti melainkan sebuah tantangan yang harus ditaklukkan dengan mempertimbangkan faktor keamanan juga pastinya. Tim Kami sendiri memutuskan untuk melakukan summit pada tengah malam pukul 1.00 WIB (1 Januari 2019).Selama perjalanan tentu dihadapakan dengan rasa lelah dan letih yang tak karuan. Namun niatan yang tulus untuk mencapai puncak Kerinci tidak bisa dihilangkan dengan kata lelah, sehingga dengan cara apapun kami berusaha menguatkan diri dan tekad. Setelah berjam-jam melalui trek terjal dan sempit dengan hiasan akar-akaran yang besar ditambah lagi gelapnya malam yang membatasi langkah, kami pun mencapai Shelter 3 pukul 4.30 WIB.Untuk selanjutnya kami harus melewati trek miring dan curam dengan hamparan batuan cadas tanpa pepohonan (batas vegetasi) sebelum mencapai puncak Kerinci dengan udara yang semakin menipis tentunya. Laju semakin berat namun tetap berusaha kuat, kami pun melewati Tugu Yudha dan sejumlah plakat pengingat untuk para pendaki yang menjadi korban ganasnya Kerinci yang tak pernah kembali pulang.Sejumlah doa pun kami panjatkan untuk mereka agar diterima di sisi-Nya. Puncak semakin tampak, hanya saja tenaga semakin susah untuk diajak kompromi. Dengan langkah tergopoh-gopoh karena medan berbatu dan berkerikil yang tak kunjung usai dan asupan oksigen yang berkurang akhirnya kami mengucap syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa karena pada pukul 07.00 WIB kami mampu menginjakkan kaki di Atap Sumatra.Tak lupa juga kami sampaikan terima kasih pada mereka yang turut memperlancar jalannya pendakian ini khususnya warga Kerinci yang rumahnya kami tempati, dan juga untuk sahabat-sahabat kami yang namanya tidak bisa kami sebutkan satu persatu.Kalian luar biasa.
Hide Ads