Sakura & Telur Rebus Bentuk Mickey Mouse yang Unik di Jepang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sakura & Telur Rebus Bentuk Mickey Mouse yang Unik di Jepang

Kartika Febriyanti - detikTravel
Senin, 26 Nov 2018 14:55 WIB
loading...
Kartika Febriyanti
Kecantikan sakura di musim semi
Sungai yang indah dan bersih di sekitar Osaka Castle
Uniknya telur berbentuk kepala Mickey Mouse di salah satu restoran di Tokyo Disneyland
Salah satu gerai di Osaka yang menjual Takoyaki
Ke mana pun tujuannya, terutama untuk menghalau cuaca dingin, Tolak Angin selalu jadi andalan selain baju hangat, syal dan topi merah favorit saya
Sakura & Telur Rebus Bentuk Mickey Mouse yang Unik di Jepang
Sakura & Telur Rebus Bentuk Mickey Mouse yang Unik di Jepang
Sakura & Telur Rebus Bentuk Mickey Mouse yang Unik di Jepang
Sakura & Telur Rebus Bentuk Mickey Mouse yang Unik di Jepang
Sakura & Telur Rebus Bentuk Mickey Mouse yang Unik di Jepang
Jakarta - Ke Jepang saat musim semi, asyiknya lihat sakura mekar. Selain itu, eksplor juga makanan unik di sana, seperti telur rebus yang kuningnya berbentuk Mickey Mouse.Musim semi 2015 lalu saya dan suami menjejakkan kaki di negeri sakura. Keinginan saya yang sudah cukup lama terpendam akhirnya terwujud juga. Saat kami mendarat di Bandara Haneda hari sudah malam, dengan bermodalkan petunjuk dan informasi transportasi yang saya pelajari dari beberapa sumber akhirnya kami mencoba naik kereta untuk sampai ke pusat kota.Letak penginapan kami di Omori. Untuk mencapainya kami harus ganti kereta di Shinagawa. Saya pikir akan ada petunjuk dalam bahasa Inggris seperti di MRT atau subway negara lain. Paling tidak rekaman suara seperti "The next station is..", tapi ternyata tidak.Untungnya ada pria muda Jepang yang baik hati dan mau menolong kami. Kebetulan dia turun juga di Shinagawa. Nama pria itu Kenta. Kenta pula yang menemani kami sampai peron untuk melanjutkan kereta kami ke Omori.Ketika kereta kami tujuan Omori tiba, saya menduga kereta tidak akan penuh mengingat sudah hampir tengah malam. Ternyata saya salah. Malam itu adalah Jumat, akhir pekan, para pekerja kantoran baru pulang nyaris tengah malam setelah kongkow minum dan makan bersama rekan.Gambaran video di Youtube tentang penuh sesaknya kereta di Tokyo akhirnya saya alami. Saya terdesak, terhimpit, sampai gagang koper terlepas dari genggaman tangan saya. Saya pun agak terpisah dari suami. Kami sempat bercakap sebelum akhirnya semakin terhimpit dan terdesak. Pengalaman menarik, karena di Jakarta saja saya tidak pernah berdesakan naik KRL.Di tengah situasi terhimpit itu tiba-tiba ada suara pria tepat di belakang saya, "Dari Indonesia ya? Dari Jakarta?".Saya cukup terkejut juga pria itu bisa bahasa Indonesia. Akhirnya kami bercakap-cakap,ternyata dia pernah bekerja di Jakarta selama 4 tahun makanya dia fasih Bahasa Indonesia. Bahagia juga saya bisa bercakap bahasa dengan dia di tengah desakan dan himpitan orang-orang. Dan lebih bahagia lagi dia membantu saya ketika turun di stasiun Omori. Dia membantu menarik dan membawakan koper saya dan membuka jalan agar kami bisa keluar dari kereta. Dia ikutan turun dan mengantar kami sampai peron. Ah baiknya dia, sampai akhirnya dia harus menunggu kereta berikutnya.Keesokan harinya kami mengunjungi Ueno Park untuk menikmati cantiknya sakura yang bermekaran. Ueno Park memang salah satu tempat yang banyak dikunjungi warga Tokyo atau turis yang ingin menikmati sakura. Mereka menyebutnya hanami, menikmati sakura bersama keluarga, kerabat atau sahabat sambil duduk santai, makan dan minum. Terasa begitu hangat dan dekat. Ternyata sakura lebih cantik dari gambaran saya sebelumnya. Bahagia rasanya bisa melihatnya dari dekat.Kami tidak hanya mengunjungi Tokyo tetapi juga Osaka dan Kyoto. Di Kyoto kami sempat nyasar saat mencari Kuil Sanjusangendo. Untungnya lagi-lagi saya ditolong oleh pemuda Jepang asal Nagoya yang kebetulan sedang jalan-jalan di Kyoto. Sebetulnya dia pun tidak tahu persis letak kuil tersebut tapi dia berusaha mengikuti petunjuk peta pada mobile-nya. Dan kami betul-betul ditemani hingga berhasil menemukan kuil tersebut.Inilah mengapa saya menyebut warga Jepang sebagai pribadi yang hangat. Karena selain ramah, orang Jepang sangat suka menolong. Mereka juga terkenal sangan disiplin, mau meminta maaf, selalu menghormati pelanggan, terbukti di setiap wahana yang kami naiki (contoh di Kachi Kachi Ropeway) petugas selalu membungkuk ketika kami naik ataupun turun dari kereta gantung. Dan satu hal lagi, mereka sangat bersih dan teratur. Jalan dan lingkungan bersih, toilet umum pun sangat bersih. Termasuk sungai-sungai di sekitar Osaka Castle yang kami lalui, bersih.Dibandingkan dengan Tokyo yang riuh ramai, Kyoto lebih tenang dan kalem. Saya sangat suka Kyoto. Kami mengunjungi beberapa temple dan shrine di sana.Saya sebetulnya ingin menyewa kimono saat kami berada di Kuil Kiyomizudera, tapi saat itu turis asing sangat ramai antre untuk menyewa juga, jadi saya urung mengenakannya. Mungkin lain waktu jika kembali lagi ke Jepang, saya akan menyewa dan mengenakan kimono.Selain objek wisata yang indah, Jepang juga terkenal dengan wisata kulinernya yang lezat, terutama penganan atau dessert yang dikemas cantik, menarik, dengan rasa yang enak. Tokyo Banana, matcha cake, dan aneka penganan lainnya, termasuk takoyaki.Kadang saking cantik kue atau dessert yang mereka buat, jadi sayang untuk dimakan. Kemasannya pun jadi sayang untuk dibuka, karena lucu dan unik. Salah satu restoran di Disneyland pun menyajikan telur dengan unik, di mana kuning telurnya berbentuk kepala Mickey Mouse.Dari ketiga kota yang saya kunjungi di musim semi itu, menurut kami Osaka yang paling dingin apalagi saat malam hari. Ditambah lagi beberapa hari kami di Osaka, hujan selalu turun. Tapi udara yang dingin tidak menghalangi kami untuk mengeksplor Osaka.Kami merasa tenang selama kami membawa Tolak Angin dalam setiap perjalan. Karena Tolak Angin mampu Mengatasi masuk angin, jadi tidak perlu takut atau khawatir ketika menghadapi hujan dan cuaca dingin di mana pun.Traveling selalu menghadirkan kenangan-kenangan tidak hanya indah tapi juga berkesan. Walau kadang tak semulus yang dibayangkan. Tapi saya percaya selalu ada cerita unik dalam setiap perjalanan.
Hide Ads