Menelusuri Sejarah yang Terkubur di Ereveld Menteng Pulo

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menelusuri Sejarah yang Terkubur di Ereveld Menteng Pulo

Dodi Wijoseno - detikTravel
Selasa, 11 Des 2018 11:15 WIB
loading...
Dodi Wijoseno
Jalan masuk menuju kompleks pemakaman yang tertata rapi dan asri dengan pepohonan di kiri dan kanan jalan
Nisan-nisan dengan latar belakang gedung pencakar langit kota Jakarta
Columbarium, tempat penyimpanan ratusan guci abu militer Belanda yang gugur sebagai tawanan perang di kamp kerja paksa Jepang selama perang Dunia II
Bangunan Gereja Simultaan. Gereja Simultaan tidak digunakan sebagai gereja untuk peribadatan tetapi sebagai tempat acara peringatan dan upacara
salib kayu memorial yang dibuat dari bantalan rel kereta api Burma, sebagai penghormatan bagi mereka yang tewas selagi menjalani kerja paksa oleh Jepang untuk membuat jalur kereta api di Burma
Menelusuri Sejarah yang Terkubur di Ereveld Menteng Pulo
Menelusuri Sejarah yang Terkubur di Ereveld Menteng Pulo
Menelusuri Sejarah yang Terkubur di Ereveld Menteng Pulo
Menelusuri Sejarah yang Terkubur di Ereveld Menteng Pulo
Menelusuri Sejarah yang Terkubur di Ereveld Menteng Pulo
Jakarta - Makam Menteng Pulo, jadi salah satu saksi bisu sejarah Indonesia bahkan dunia. Berwisata ke sana pun menjadi keseruan tersendiri.Sejarah Dunia mencatat, Perang Dunia II adalah perang terbesar yang pernah terjadi dalam perjalanan sejarah peradaban manusia. Perang yang dipicu oleh invasi Jerman atas Polandia di tahun 1939 yang kemudian diikuti oleh kisah heroik di tahun 1944 ketika Panglima Tertinggi pasukan Sekutu, Jenderal Dwight D. Eisenhower memberikan komando operasi pendaratan besar-besaran Pasukan Sekutu di Pantai Normandia-Perancis dengan tujuan untuk mengakhiri dominasi dan kekejaman pasukan Nazi Jerman di daratan Eropa, hingga puncaknya pada tahun 1945 ketika pesawat pembom jarak jauh Amerika menjatuhkan bom atom atas kota Hiroshima dan Nagasaki untuk mengakhiri Perang Dunia II di Front Pasifik, telah memberikan kisah tersendiri bagi sejarah dunia.Perang Dunia II mempunyai dampak yang luar biasa karena besarnya kerusakan dan korban yang ditimbulkannya serta banyaknya negara yang baik secara langsung maupun tidak langsung terdampak serta masuk ke dalam pusaran perang besar ini, negara kita pun pernah merasakan pengaruh perang ini pada masa perang kemerdekaan melawan pendudukan Belanda dan Jepang di masa lalu. Semoga sejarah kelam tentang peperangan selalu menjadi pengingat agar tidak pernah terjadi perang lagi di masa sekarang maupun di masa yang akan datang.Salah satu kisah tentang sejarah perang besar itu ada di kota Jakarta. Di balik kemegahan gedung-gedung pencakar langit kota Jakarta, terdapat sebuah Ereveld atau Makam Kehormatan Belanda Menteng Pulo yang berlokasi di wilayah Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Saya berkesempatan mengunjunginya pada hari Minggu tanggal 2 Desember 2018 lalu bersama salah satu komunitas tur Wisata kreatif Jakarta, dipandu oleh seorang pemandu dari komunitas Wisata kreatif Jakarta, yang memberikan penjelasan tentang salah satu Makam Kehormatan Belanda yang bersejarah ini.Berdasarkan informasi di depan pintu gerbang: Ereveld (Makam Kehormatan Belanda) Menteng Pulo, merupakan makam lebih dari 4.000 korban perang (orang Belanda dan Indonesia) yang gugur selama Perang Dunia II dalam pertempuran melawan Tentara Jepang (1941-1945) dan selama masa revolusi setelah Perang Dunia II (1945-1949). Taman pemakaman ini diresmikan tanggal 8 Desember 1947 dan dikelola oleh Yayasan Makam Kehormatan Belanda (OGS) . Ereveld Menteng Pulo ini adalah salah satu dari 7 makam Kehormatan Belanda di Indonesia. Selain di Jakarta (Ereveld Menteng Pulo dan Ereveld Ancol) terdapat Ereveld yang juga tersebar di beberapa tempat seperti: Ereveld Kembang Kuning (Surabaya), Ereveld Leuwigajah dan Ereveld Pandu (Bandung), Ereveld Kali Banteng dan Ereveld Candi (Semarang).Tidak seperti image kebanyakan pemakaman, Taman pemakaman Ereveld Menteng Pulo ini tertata begitu rapi layaknya sebuah Taman. Setelah melewati pintu gerbang, terdapat jalan masuk menuju kompleks pemakaman yang tertata rapi dan asri dengan beberapa pohon di kiri dan kanan jalan. Tidak jauh dari pintu gerbang, akan terlihat susunan nisan yang tertata sangat rapi. Susunan nisan yang tertata rapi itu, jika dilihat dari kejauhan akan begitu kontras dengan kemegahan gedung-gedung pencakar langit kota Jakarta di kejauhan.Berdasarkan informasi di depan pintu gerbang, ada beberapa bentuk nisan yang terdapat di Taman pemakaman ini, karena mereka yang dimakamkan di tempat ini memiliki berbagai agama. Nisan berbentuk Salib untuk mereka yang memiliki agama Kristen atau Katolik, juga ada bentuk-bentuk nisan lain untuk mereka yang beragama Muslim, Budha, Yahudi dan ada juga bentuk nisan untuk menjelaskan makam massal di satu tempat. Selain itu, di samping mereka yang berdinas militer yang dimakamkan di Makam Kehormatan Belanda Menteng Pulo ini, banyak juga korban perang warga sipil baik pria maupun wanita dan anak-anak yang meninggal selama Perang Dunia II di kamp konsentrasi Jepang dimakamkan di tempat ini.Untuk ketertiban, ada beberapa hal yang harus ditaati ketika berada di Komplek Makam kehormatan ini seperti: bila berjalan di kompleks pemakaman, berjalanlah dari sisi kaki makam, untuk foto agar nama yang tertera di nisan di blurkan atau mengambil foto dari sisi belakang nisan.Bangunan Gereja Simultaan dan Columbarium sebagai Keunikan Ereveld Menteng Pulo.Ada dua bangunan yang menjadi ciri khas dan keunikan dari Ereveld Menteng Pulo ini. Yang pertama adalah Gereja Simultaan. Menurut informasi yang dijelaskan oleh Pemandu, Gereja Simultaan tidak digunakan sebagai gereja untuk peribadatan tetapi sebagai tempat acara peringatan dan upacara. Ada simbol dari berbagai agama di bangunan ini. Tempat ini masih digunakan untuk acara-acara peringatan dari pihak Kedutaan maupun pihak-pihak terkait lainnya.Yang unik dari Gereja Simultaan ini, di bagian dalamnya terdapat salib kayu memorial yang dibuat dari bantalan rel kereta api Burma, sebagai penghormatan bagi mereka yang tewas selagi menjalani kerja paksa oleh Jepang untuk membuat jalur kereta api di Burma (Myanmar saat ini). Menurut beberapa sumber sejarah, Jalur itu dibangun Jepang dalam Perang Dunia II untuk mendukung serangan militer ke Burma. Ribuan orang dan tawanan yang terdiri dari berbagai macam bangsa, seperti: Asia, Inggris, Amerika, Australia, Belanda, Kanada tewas dalam kerja paksa ini.Bangunan unik kedua adalah Columbarium. Di Columbarium ini menyimpan ratusan guci abu militer Belanda yang gugur sebagai tawanan perang di kamp kerja paksa Jepang selama perang Dunia II. Di tempat ini juga terdapat berbagai simbol dari berbagai agama sebagai gambaran berbagai macam keyakinan yang dipeluk oleh mereka yang disemayamkan di tempat ini. Ada kolam besar di tengah-tengahnya, yang dihiasi dengan bunga teratai indah di permukaannya. Karena tata ruangnya yang baik, tempat ini terasa menyejukkan.Keseluruhan wilayah Makam Kehormatan Belanda ini tertata sangat rapi dengan tata ruang yang menyerupai Taman sehingga kita bisa merasa cukup nyaman untuk mengeksplore tempat ini dan mempelajari sejarahnya. Di tengah-tengahnya juga ada bangunan besar beratap untuk tempat sejenak beristirahat.Dua orang Jenderal Ternama dimakamkan di Ereveld Menteng Pulo.Di antara ratusan atau mungkin ribuan nisan-nisan di Makam Kehormatan Belanda Menteng Pulo ini, terdapat nisan 2 Jenderal ternama dari pihak pasukan Belanda dan pihak pasukan Inggris yang namanya terekam dalam sejarah perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Yang pertama adalah Jenderal Simon Hendrik Spoor. Dalam buku Doorstoot Naar Djokja-Pertikaian Pemimpin Sipil-Militer karya Julius Pour (2010), Jenderal Spoor menyusun strategi untuk menyerang kota Yogyakarta dengan tujuan untuk melemahkan Republik Indonesia dan melakukan propaganda kepada dunia bahwa Tentara Indonesia sudah tidak ada. Dia mengerahkan pasukan elitnya untuk menyerang dan menguasai Pangkalan Udara Maguwo di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948, yang diikuti oleh pengerahan sejumlah batalion pasukan darat untuk langsung menguasai kota Yogyakarta dan menawan para pejabat negara Indonesia di sana.Peristiwa ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II.Namun perhitungan Jenderal Spoor meleset. Panglima Besar Jenderal Sudirman bersama komandan-komandan lapangan TNI berhasil menyusun rencana Serangan Umum dari markas gerilyanya sehingga hanya beberapa bulan setelah Agresi Militer Belanda II, pada tanggal 1 Maret 1949 pasukan TNI dengan didukung segenap rakyat melakukan serangan besar-besaran terhadap kedudukan pasukan Belanda di Yogyakarta. Peristiwa tersebut dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan TNI berhasil menguasai kota Yogyakarta selama 6 jam dan membuka mata dunia bahwa Negara Republik Indonesia dan Pasukan TNInya masih ada sehingga memberikan keuntungan dan posisi tawar yang strategis untuk usaha-usaha diplomasi yang juga terus dilakukan hingga Negara Republik Indonesia diakui berdaulat secara utuh atas seluruh wilayah Nusantara.Yang kedua adalah Jenderal Mallaby, Brigadir Jenderal Britania yang tewas dalam konflik di Surabaya. Menurut sumber sejarah, tewasnya Mallaby membuat Sekutu mengultimatum pasukan Indonesia di Surabaya untuk menyerahkan senjata tanpa syarat pada tanggal 9 November 1945. Namun ultimatum ini tidak dihiraukan oleh pasukan Indonesia dan rakyat Surabaya sehingga Sekutu menyerang kota Surabaya dengan kekuatan besar pada tanggal 10 November 1945. Serangan Sekutu ini dihadapi secara heroik dan gagah berani oleh pasukan dan pejuang Indonesia. Peristiwa 10 November 1945 ditetapkan sebagai hari Pahlawan.Dalam diam seolah-olah nisan-nisan itu ingin berpesan agar jangan ada perang lagi di masa depan demi penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan . Sejarah buruk yang pernah terjadi jangan pernah terulang kembali dan biarlah itu semua menjadi pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik.Tentu masih banyak hal yang terlewatkan dari tulisan ringan ini dan masih banyak kisah menarik yang bisa dieksplore dari tempat ini. Mari mengenal tempat-tempat bersejarah di sekitar kita agar kita bisa mempelajari masa lalu untuk kebaikan di masa depan.
Hide Ads