Sepotong Kenangan Manis di Sumba

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sepotong Kenangan Manis di Sumba

Rajasavira Risqi Ayuagustin - detikTravel
Minggu, 04 Nov 2018 09:44 WIB
loading...
Rajasavira Risqi Ayuagustin
Pantai pero
Danau weekuri
Desa prai ijing
Savana puru kambera
Bukit wairinding
Sepotong Kenangan Manis di Sumba
Sepotong Kenangan Manis di Sumba
Sepotong Kenangan Manis di Sumba
Sepotong Kenangan Manis di Sumba
Sepotong Kenangan Manis di Sumba
Jakarta - Sumba, destinasi eksotis yang akan meninggalkan kesan mendalam bagi traveler yang mengunjunginya. Tentu saja kenangan manis yang ingin kembali terulang.Pulau Sumba, merupakan sebuah pulau yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur. Melalui sayembara yang diadakan detikTravel, yaitu 12 nama yang berunsurkan Agus dapat mengikuti sayembara tersebut, saya merupakan salah satu yang beruntung untuk mengunjungi tempat yang katanya dapat membuat orang terpesona dalam setiap pelosok tempatnya.Di dalam itinerary yang telah dibuat terdapat dua wilayah yang akan kami kunjungi, yaitu wilayah Sumba Barat Daya dan Sumba Timur. Di situ kita juga dipandu dengan Tourguide yang telah dipersiapkan oleh tim detikTravel.Perjalanan dimulai dari daerah Kota Tambolaka, dimana penginapan kita berada dan akhirnya perjalanan pun dimulai. Seperti yang disebutkan sebelumnya, di Sumba kita akan dibuat terpesona dengan lingkungan sekitarnya.Benar saja, hari pertama saya dan bersama 11 agus lainnya mengunjungi salah satu desa di Sumba Barat daya yaitu Desa Ratenggaro. Saat memasuki desa tersebut rasanya seperti kembali kezaman megalithikum karena terdapat banyak kuburan atau batu tua di sekitaran rumahnya.Rumah-rumah yang ada di Desa Ratenggaro masih terlihat sekali ciri khasnya yang atapnya berbentuk menjulang dan terbuat dari jerami. Warga di sekitar sana juga menyambut kedatangan kami dengan hangat.Mereka juga banyak memerkan hasil kerajinan tangannya seperti kain tenun, kalung dan gelang yang terbuat dari batu dll untuk diperdagangkan. Harga yang diperdagangkan mulai dari Rp 20-30ribu.Saran saya, jika ingin pergi ke Desa Adat Ratenggaro jangan lupa bawa buah tangan ya, seperti Buku tulis, pensil, pulpen ataupun makanan ringan lainnya, karena beberapa barang seperti itu dibutuhkan disana.Selanjutnya setelah dari Desa Ratenggaro kami menuju ke pantai Pero untuk melihat sunset. Di sana kita bisa ke pinggiran pantai untuk melihat pemandangan sekitar dan melihat ombak yang sangat besar menerjang karang karang yamg indah di sana.Pantai Pero juga merupakan pelabuhannya para nelayan. Sambil melihat-lihat pemandangan di sini kita juga bisa memperbanyak koleksi foto kita karena tempatnya memang indah. Tidak lupa para 12 Agus juga berfoto sampai sunset tiba.Keesokan harinya perjalanan dimulai pukul 8 pagi, yaitu menuju Tanjung Mareha. Perjalanan dari Kota Tambolaka yaitu selama 2 jam. Tanjung Mareha merupakan sebuah bukit kecil yang menjorok ke arah Samudera Indonesia. Di situ kita dapat melihat laut lepas dan luas. Pemandangannya pun sangat indah.Tadinya kita mau ke Pantai Bawana yang ada di bawah Tanjung Mareha, tetapi karena air sedang pasang dan perjalanan ke bawah juga cukup panjang, maka kami memutuskan untuk pergi ke tempat wisata selanjutnya. Tetapi di Tanjung Mareha saja pemandangannya sudah sangat indah untuk foto-foto, melihat pemandangan serta makan siang di sana.Selanjutnya kami ke danau yang sudah sangat terkenal keindahannya, yaitu Danau Weekuri. Di perjalanan menuju Danau Weekuri, kami sudah disambut dengan keindahan danau yang biru dan jernih dari atas bukitnya.Pemandangannya benar-benar tidak bisa lepas dari mata, karena danau tersebut terbentuk dari percikan air air laut melalu karang, sehingga menembus daratan. Jadi di sana kita bisa melihat laut yang luas dan disampingnya terdapat danau yang indah tersebut.Di Danau Weekuri banyak sekali pengunjung yang lompat bebas atau pun hanya sekadar berenang-berenang di sana. Untuk yang tidak bisa berenang, kita juga bisa menyewa ban seharga Rp 10 ribu.Traveler harus hati-hati dengan karang-karang yang ada di dalam Danau Weekuri ini, karena dalam karang tersebut terdapat banyak bulu babi yang kalau tersentuh atau terkena tusukannya rasanya akan sangat sakit dan perih. Beberapa teman Agus ada yang mengalami hal tersebut dan akhirnya disembuhkan oleh warga sekitar sampai benar-benar tidak apa apa.Meski ada kendala tersebut semangat mereka untuk melanjutkan perjalanan tidak sampai di sini saja, karena keesokan harinya kita lanjut melakukan perjalanan ketempat selanjutnya yaitu ke Sumba Timur.Destinasi Sumba Timur yang pertama yaitu kita pergi ke Kampung Praijing. Daerahnya sangat nyaman dan sejuk sekali, bahkan cenderung dingin. Di situ kita juga berinteraksi dengan warga sekitar melihat kerajinan kain Sumba yang sedang dibuat sambil bercanda gurau.Warga sekitar orang-orangnya sangat ramah, anak-anaknya juga sangat ceria sehingga saya dapat berinteraksi banyak dengan mereka. Pada saat di sana, saya melihat beberapa warga sedang bekerja dan gotong royong membangun rumah-rumah lainnya,Selanjutnya saya dan 11 Agus lainnya melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Lapopu. Sesampainya di sana kita harus menempuh waktu selama kurang lebih 10 menit untuk sampai ke tempat air terjunnya.Sesampainya di sana terlihat air mengalir dari air terjun yang tinggi ke dataran yang rendah. Untuk mencapai ke air terjun tersebut, kita juga harus melewati jembatan kecil yang hanya dapat digunakan oleh dua orang. Di situ kami berfoto-foto sambil menikmati air terjun yang super jernih.Setelah puas berfoto-foto di Air Terjun Lapopu, selanjutnya kami ke tempat yang juga sudah popular di kalangan masyarakat yang suka traveling dan Instagram, yaitu Bukit Wairinding.Bukit tersebut merupakan permadani taman surga yang benar-benar indah. Terdapat banyak gundukan tanah berwarna kecoklatan karena saya datang saat kemarau. Tetapi tetap saja, melihat bukit tersebut, rasanya ingin berguling-guling di sana.Bukit ini bukan hanya enak untuk dipandang, tetapi keindahan alamnya membuat saya bersyukur atas segala yang saya lihat kepada sang pencipta. Setelah sunset tiba, kami berfoto-foto dan kembali ke hotel untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya.Hari selanjutnya yaitu hari keempat. Perjalanan hampir berakhir, tetapi masih ada beberapa destinasi yang belum dikunjungi. Pagi harinya kami menuju ke Padang Savana Puru Kambera. Di situ kita dapat melihat savana yang sangat luas.Di penghujung savana, terdapat laut yang sangat luas. Karena tempat tersebut merupakan savana, jadi sangat panas sehingga jangan lupa untuk memakai sunblock dan topi ya traveler!Selanjutnya kami ke Air Terjun Waimarang. Perjalanan dari Puru Kambera memakan waktu sekitar 3 jam. Sesampainya di Air Terjun Waimarang, kami berjalan selama kurang lebih 30 menit melewati hutan dan tebing.Perjalanan ini sepadan dengan apa yang kami lihat selanjutnya. Di situ terlihat sekali air yang sangat jernih di dalam sebuah hutan dan gua. Airnya berwarna biru muda dan sangat jernih. Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Pantai Walakiri, dimana terdapat banyak pepohonan bakau yang tumbuh di sekitar pantai. Pohon bakau ini sering disebut juga sebagai dancing tree, karna bentuknya yang menyerupai pohon yang sedang menari-nari.Kami menunggu sampai sunset tiba. Sunset di Pantai Walakiri benar-benar indah. Warna sunsetnya dan pemandangan di sana betul-betul indah. Di situ merupakan sunset terindah dan sunset terakhir para Agus di Sumba.Hari kelima adalah hari terakhir kami di Sumba. Terasa haru di akhir perjalanan karena sudah mau berpisah dengan teman-teman yang baru saya kenal 5 hari sebelumnya. Walaupun baru 5 hari kita bersama, tetapi rasa kebersamaan dan pertemenan dari masing-masing Agus sudah sangat terasa sekali.Ini merupakan perjalanan terbaik saya, karena dimulai dari salah satu yang beruntung mendapatkan perjalanan ke Sumba. Melihat keindahan alam yang ada di Sumba, dan yang paling penting adalah bertemu dengan orang-orang baru dan saling bertukar pengalaman di Sumba.Terima kasih untuk detik.com, detiktravel, tiket.com dan tourguide yang yang telah membawa dan menemani kami di Sumba.
Hide Ads