Curug Malela yang Gahar dan Indah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

d'Traveler Jelajahi Indonesiamu

Curug Malela yang Gahar dan Indah

Firkan Maulana - detikTravel
Kamis, 23 Agu 2018 15:50 WIB
loading...
Firkan Maulana
Pemandangan Curug Malela
Jembatan di tengah sungai di depan air terjun
Pemandangan atas di Curug Malela
Perjalanan pulang
Berfoto-foto di atas batu
Curug Malela yang Gahar dan Indah
Curug Malela yang Gahar dan Indah
Curug Malela yang Gahar dan Indah
Curug Malela yang Gahar dan Indah
Curug Malela yang Gahar dan Indah
Jakarta - Salah satu air terjun yang cantik di Jawa Barat itu adalah Curug Malela. Gemuruh airnya begitu deras, terlihat gahar namun juga indah.Curug Malela adalah sebuah air terjun yang sudah lama ingin saya kunjungi sejak dulu. Teman saya berpesan, datanglah ke Curug Malela saat musim hujan dan pergilah selepas subuh. Pesan pertama, saya turuti, saya berkunjung pada saat musim hujan di akhir Maret 2018 lalu di mana pada saat itu Curug Malela menampilkan gemuruhnya air.Namun pesan kedua tidak saya turuti dan itu membuat saya menyesal. Saya bersama keluarga berangkat dari Bandung sekitar jam 8 pagi dan baru tiba di lokasi pembehentian terakhir sekitar jam 14 siang. 6 Jam perjalanan! Ternyata yang membuat lama perjalanan adalah adanya kemacetan jalan akibat aktivitas pasar. Ada 2 pasar yang dilalui yaitu Pasar Cihampelas di Cililin dan Pasar Sindangkerta.Curug Malela terletak di Kabupaten Bandung Barat, tepatnya di Desa Cicadas Kecamatan Rongga, yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Cianjur. Jaraknya sekitar 150 km dari Kota Bandung. Kalau perjalanan lancar, bisa ditempuh dalam waktu 4 jam berkendara mobil dengan rute Padalarang-Batujajar-Cililin atau Soreang-Cipatik-Cililin terus ke Sindangkerta-Gununghalu-Rongga dengan kondisi jalan menanjak dan berbelok-belok.Pemandangan sepanjang perjalanan cukup menawan dengan menyajikan kombinasi keindahan pesawahan, perkampungan, pebukitan, hutan, perkebunan teh dan aliran sungai. Namun ketika mobil berhenti di sekitar lokasi Curug Malela, jangan segera bernapas lega. Sebab perjalanan yang sesunguhnya akan segera dimulai.Untuk menuju Curug Malela perlu menempuh lagi jarak sekitar 2 km yang bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Karena jalanan yang menurun ke lokasi air terjun, jarak 2 km bisa ditempuh dengan cepat sekitar 15-20 menit, dengan jalan setapak berupa tanah merah berkerikil. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sawah, kebun dan hutan yang didominasi pohon rimba dan pinus. Jalanan menurun cukup tajam dengan kemiringan sekitar 45 derajat.Saat mendekati Curuga Malela, gemuruh suara air terdengar semakin keras. Saya harus berteriak jika ingin berbicara dengan orang lain. Curug ini memiliki ketinggian sekitar 80 meter dan lebar 20 meter. Ribuan meter kubik air seperti ditumpahkan begitu saja ke dasar air terjun. Saking keras dan banyaknya air yang jatuh, membuat pusaran air dan aliran yang deras di bawah curug tersebut. Batu-batu besar sepert tak berdaya ditimpa air. Cipratan air mengarah kemana-mana. Saya merasa seperti adanya hujan gerimis kecil.Sebuah jembatan kayu yang melintang dari sisi kiri dan kanan berada mendekati posisi jatuhnya air terjun di antara bebatuan. Saya pun coba meniti jembatan tersebut menuju ke tengah aliran sungai, tepat dekat air terjun tersebut. Saya lalu turun menjejak batuan besar untuk sekedar mengambil foto dan menikmati jatuhnya air ke atas bebatuan besar. Saya merasa deg-degan melihat derasnya air. Saya tak berani berlama-lama, apalagi saat itu saya membawa dua anak saya yang masih kecil.Γ‚Waktu sudah menunjukan jam 16 sore dan perlahan suasana mulai meredup. Rupanya mendung datang dan awan hitam makin lama makin tebal. Saya pun bergegas pulang. Perjalanan pulang terasa lebih berat karena jalanan menanjak. Beberapa warga desa menawarkan jasa naik sepeda motor.Namun saya menolak, saya takut jatuh sebab kondisi jalan itu sangat licin dan jalan pun menanjak. Beberapa kali saya harus berhenti di tengah jalan. Apalagi anak bungsu minta digendong. Namun akhirnya, saya bisa juga tiba di atas, di lokasi mobil parkir, walaupun harus jalan susah payah selama 1 jam. Oh ya, jika ingin coba naik motor, tarif yang ditawarkan sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000.Tak lama kemudian, adzan Magrib berkumandang. Saya pun bersiap untuk segera pulang ke Bandung. Rintik hujan mulai jatuh menerpa bumi. Saat mobil melaju, hujan pun membesar. Hujan gerimis pun turun. Dan saya pun teringat, gemuruhnya Curug Malela ini rasanya seperti terpaan hujan gerimis ini.#Pegipegiyuk #JelajahiIndonesiamu
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads