d'Traveler Jelajahi Indonesiamu
Bukan Sungai Amazon, Ini Sungai Oyo
Jumat, 31 Agu 2018 15:40 WIB

Rina Tri Handayani
Jakarta - Sungai Oyo di Bantul DI Yogyakarta, pantas jadi tempat wisata kalian selanjutnya. Pemandangannya seperti di Sungai Amazon.Entah mengapa saat melihatnya, aku langsung teringat liukan Sungai Amazon. Sungai terpanjang kedua di dunia yang melintasi lima negara. Memang belum pernah ke Amerika Selatan sih tapi dari gambaran di televisi atau foto mungkin begitulah aku menggambarkan versi kecil Amazon ala Sungai Oyo.Amazon, sebuah kehidupan liar penuh misteri namun eksotis yang memikat para petualang. Begitu juga Sungai Oyo. Namun, keduanya tentu tak bisa disamakan ya karena dari segi geologi, topografi, dan tipe hutan sudah berbeda. Aku hanya memandang dari segi kelokan sungai ini yang mirip ular raksasa.Sebelum bermuara di Sungai Opak, sungai yang berhulu di pegunungan barat Gajah Mungkur Wonogiri ini membelah kawasan karst bagian utara dan selatan di pegunungan kidul. Melintasi Hutan Pendidikan Wanagama, sungai dengan panjang mencapai 106 kilometer ini memiliki aliran air yang tampak tenang di permukaan namun menyimpan pusaran arus bawah yang kuat.Sungai Oyo melintasi dua provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta bukan sekedar sungai yang mengalirkan air dari hulu ke hilir. Konon ia juga menjadi saksi kejayaan kayu jati di Tanah Jawa. Sungai Oyo kerap dimanfaatkan untuk mengangkut kayu jati di masa jauh sebelum kemerdekaan.Beberapa masyarakat mengaku menemukan jati pendem (tertimbun tanah dalam waktu lama) di tepi sungai Oyo. Walau jalur pegangkutan kayu jati sudah tiada, namun keeksotisan tiada tara masih bisa kita jumpai. Salahsatunya melalui spot puncak Kebun Buah Mangunan Dlingo, Bantul.Sembari mensyukuri anugerah Tuhan YME untuk bumi Indonesia yang menakjubkan, aku berandai-andai mungkinkah kejayaan kayu jati Indonesia akan kembali. Mengingat sektor kayu hasil alam khususnya kayu jati Indonesia menyusut. Kalau ingin menjumpai hutan jati coba berkendara melalui jalan raya negara di Kota Banjar (Jawa Barat), Ngawi (Jawa Timur), atau Madiun (Jawa Timur). Di sana kita bisa melihat tegakan jati yang terkenal kelas awet dan kuatnyaΓtersebut.Oya, ini adalah kunjunganku untuk kedua kalinya di Mangunan setelah hampir sepuluh tahun lalu. Bedanya dulu masih single dan sekarang sudah berbuntut dua. Secara fisik, akses dan penambahan atraksi di Mangunan semakin bagus. Di puncak berjajar warung yang tertata rapi dan bersih. Namun, dua kali ke sini aku tak beruntung karena bukan musim buah. Pohon buah yang aku kenal di sini di antaranya durian, mangga, rambutan, jambu monyet, salak.Kebun buah ini menurutku juga sebuah terobosan penghijauan karst yang unik. Mengingat jika saat kemarau kawasan ini akan sangat kering. Hanya tumbuhan pioneer saja yang mampu tumbuh menembus batu bertanah seperti jati.Lokasi ini juga semakin ramai dikunjungi terlebih dengan tawaran sunrise di pagi buta. Dari puncak ini, kita juga bisa langsung melihat deburan ganasnya ombak laut selatan nun di kejauhan. Banyak yang bilang destinasi ini bukit di atas awan, karena rasanya kita memang berada di atas awan. Di sekitar Sungai Oyo di bawah kita bisa menyaksikan pemukiman dan jalanan yang terlihat seperti mainan.Mengikuti trend, tempat wisata di ketinggian antara 150-200 mdpl ini juga semakin instragamable dengan banyak spot ciamik. Sayang, kami tak bisa mengabadikan setiap spot karena jalan bersama dua krucil yang masih balita terkadang unpredictable dan tidak kondusif untuk mengambil gambar.Kami datang di akhir Juli alias puncak kemarau dan tiba pas tengah hari. Cuaca begitu panas meski begitu, puncak kebun buah ini tetap ramai. Menariknya lagi, sekawanan monyet liar menghampiri pengunjung. Monyet-monyet tersebut bergelantungan di pepohonan gamal dan ranting yang kering. Menurut, salahsatu pemilik warung monyet ini kerap turun untuk mencari makan. Nah, d'traveler yang belum pernah ke sini makin penasaran kan?Kalau yang sudah pernah pasti mau banget balik lagi ke sini. Rasanya bak mendatangi surga yang tersembunyi dengan oase yang hijau kebirauan di antara bukit gersang. Apalagi sepanjang perjalanan kita akan disuguhi panorama pedesaan di Bantul yang berganti perbukitan yang ciamik. Makam raja-raja Mataram Imogiri di kejauhan dan likuan khas pegunungan yang memanjakan mata.Mau ke sini sekarang gampang karena ada Pegipegi yang membantu transportasi dan akomodasi d'traveler dari booking hotel, pesan tiket pesawat atau kereta dan menariknya selalu banyak promo menggiurkan yang sayang kalau tidak diambil.Kalau aku paling suka Pegipegi bagian travel tipsnya. Tinggal buka menu travel tips lalu tentukan lokasi destinasi favorit dan di sana akan muncul banyak artikel yang menginspirasi untuk perjalanan kita. Kadang sebagai orang asing, tentu kita tidak mengetahui event atau festival yang akan atau sedang berlangsung di suatu kota, nah, Pegipegi sangat membantu lho. Cari inspirasi kuliner juga ada. Apalagi misalnya kita lagi menginap di suatu kota kemudian dengan Pegipegi kita mendapat inspirasi jalan-jalan baru yang tak direncanakan sebelumnya. Makin seru kan?Oya Kebun Buah Mangunan ini termasuk enam tempat wisata seru yang direkomendasikan kalau sedang berada di DI Yogyakarta oleh @pegi_pegi, lho.Segera buka situs web Pegipegi atau instal aplikasi dan jelajahi Indonesiamu yang kaya. Jangan lupa setelah itu bagi cerita perjalanan kamu juga ya. Karena pengalaman perjalanan setiap orang berbeda. Siapa tahu bisa menginspirasi kawanΒ d'travelerΓ yang lain.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan