Berkunjung ke Desa Manusia Perahu, Mau?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Berkunjung ke Desa Manusia Perahu, Mau?

Titry Frilyani - detikTravel
Minggu, 15 Apr 2018 11:30 WIB
loading...
Titry Frilyani
Halaman rumah penduduk desa adalah laut
Jalan kecil yang menjadi penghubung di desa ini
Balai desa yang dijadikan tempat menginap
Masjid mungil di Desa Mbokita
Berkunjung ke Desa Manusia Perahu, Mau?
Berkunjung ke Desa Manusia Perahu, Mau?
Berkunjung ke Desa Manusia Perahu, Mau?
Berkunjung ke Desa Manusia Perahu, Mau?
Jakarta - Pulau Mbokita merupakan desa orang Bajo yang juga disebut manusia perahu. Tidak ada air tawar, listrik terbatas, dan tidur beralasan tikar. Mau berkunjung?Sombori kini jadi tujuan wisata yang banyak dilirik oleh wisatawan. Namun sayangnya, di kepulauan Sombori belum terdapat penginapan. Jika kita pergi bersama grup, kita bisa menginap di balai desa Pulau Mbokita yang di malam hari disulap menjadi kamar tidur besar. Tentu saja tidurnya di lantai menggunakan kasur sederhana dan dirapikan berbaris. Dengan ruangan sebesar ini, dapat memuat banyak pengunjung.Pulau Mbokita merupakan desa orang bajo yang juga disebut sebagai manusia perahu. Desa Mbokita tidak terlalu besar, namun di desa ini terdapat sekolah hingga sekolah dasar.Di desa ini belum ada listrik, hanya ada generator yang dihidupkan dari jam 6 sore hingga 12 malam. Jadi pada jam itulah kita bisa menikmati cahaya lampu ataupun men-charge telepon genggam. Meski begitu, jangan harap ada sinyal telepon di sini.Untuk air pun di sini sangat terbatas. Penduduk harus mengambil air dari pulau lain karena tidak tersedia sumber air tawar. Untuk mandi, kita harus membeli air sesuai dengan besar galon. Untuk galon yang kecil harganya Rp 5.000, yang lebih besar harganya Rp 10 ribu. Tapi tetap saja harus hemat air ya. Serta jangan khawatir, di sini tersedia kamar mandi yang sederhana namun cukup bersih.Untuk mengelilingi desa yang termasuk mungil ini hanya bisa dengan berjalan kaki. Di pagi hari, kita bisa ngopi atau makan mi instan di warung-warung yang ada di dekat balai desa. Merasakan tinggal di desa ini meskipun hanya sebentar, mengingatkan kita bahwa kebahagiaan itu bisa didapat hanya dengan kesederhanaan.
Hide Ads