Antre Panjang Demi Sepiring Gudeg Pawon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Antre Panjang Demi Sepiring Gudeg Pawon

Emzy Ardiwinata - detikTravel
Minggu, 22 Okt 2017 11:39 WIB
loading...
Emzy Ardiwinata
Antrian Panjang Demi Mendapatkan Gudeg Pawon
Tak Kebagian Tempat Makan, Berdiri Pun Jadi!
Gudegnya yang Basah, Rasanya yang Gurih, dan Harganya yang Terjangkau. Membuat Gudeg ini Banyak Diburu
Penampakan Antrian dari Luar Pawon. Panjangnya Bisa Mencapai 10 Meter.
Lokasi Gudeg Pawon, Jl.Janturan, Umbulharjo, Warungboto, Kota Yogyakarta
Antre Panjang Demi Sepiring Gudeg Pawon
Antre Panjang Demi Sepiring Gudeg Pawon
Antre Panjang Demi Sepiring Gudeg Pawon
Antre Panjang Demi Sepiring Gudeg Pawon
Antre Panjang Demi Sepiring Gudeg Pawon
Jakarta - Liburan ke Yogyakarta, ada yang kurang kalau belum menyicipi kuliner gudeg. Dari sekian banyak tempat, Gudeg Pawon adalah legenda. Antre panjang pun rela.Di Yogyakarta ada satu tempat makan gudeg yang unik. Buka hanya malam hari. Gudeg ini sudah terkenal dan melegenda. Bahkan artis pun jika berkunjung ke Jogja, rela berbondong-bondong untuk mencicipinya. Memang apa sih istimewanya?Namanya adalah Gudeg Pawon. Terletak di Jalan Janturan No.36, Warungboto. Bukanya baru jam 9 atau jam 10 malam. Namun untuk membelinya, kita harus mengantri dua jam sebelumnya.Ada alasan kenapa Gudeg Pawon hanya buka pada malam hari. Ketika berkunjung ke tempatnya, kebetulan saya berkesempatan melihat proses pembuatan gudegnya pada siang hari, sebelum warung buka.Menurut Pakde Sumarwanto, sang pemilik, gudeg ini merupakan bisnis turun temurun dari sang ibu, sejak tahun 1958. Sang ibu mulai jualannya di pasar-pasar, dari mulai Gontoman, Terminal Paker, dan terakhir di Pasar Sentul sampai tahun 2000. Lalu kemudian buka di rumah. Mulai buka dari jam 1, lalu mundur jam 12, 11, dan sekarang jam setengah 10.Nasi gudeg mulai dimasak pada jam 12 siang, lalu kemudian jam 3 merebus ayam hingga matang. Ayam yang digunakan adalah ayam kampung. Setelah selesai, kemudian jam 7 malam mulai lagi untuk menghangatkan.Bedanya dengan gudeg lain, Gudeg Pawon ini kuahnya basah, sementara yang lain sebagian besar kering. Belum lagi memasaknya yang masih menggunakan tungku api, dibandingkan dengan kompor.Bumbu-bumbu yang digunakan oleh Pakde Sumarwanto sebetulnya sederhana. Hanya terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan kemiri. Sementara beras yang diperlukan, sekitar 20 kilogram perhari. Namun jika musim liburan, bisa mencapai 30 kilogram.Gudeg Pawon buka pada malam hari karena memang sudah dari dulunya seperti itu. Belum lagi, masalah parkir yang terbatas. Maka itu, buka pada malam hari menjadi solusi. Dulunya gudeg ini punya bermacam-macam nama. Mulai dari Gudeg Maling, Gudeg Artis, Gudeg Serse, hingga akhirnya kemudian dipilihlah menjadi Gudeg Pawon.Pawon artinya adalah dapur. Dinamakan demikian karena memang warung ini masih menggunakan dapur untuk tempat memasak, menyajikan, sekaligus menyantap makanan. Pengunjung pun tak bisa berlama-lama bila ingin mencicipi gudeg Pawon ini karena keterbatasan tempat. Saking membludaknya pengunjung, bahkan seringkali ada yang menyantap di pinggir jalan sambil berdiri.Selain keunikan rasa dan cara penyajian, ini yang bikin penasaran. Untuk mendapatkan gudeg Pawon ternyata tidak mudah. Kita harus antre sebelum gudeg ini buka. Bahkan seringkali pengunjung dari luar kota sudah datang dari jam 8 malam demi menghindari gudeg kehabisan.Tak perlu menunggu waktu lama untuk habis. Dijamin, jika musim liburan tiba atau weekend, cuma butuh waktu satu jam, gudeg Pawon langsung ludes! Tak heran, banyak pengunjung yang akhirnya gigit jari karena telat datang dan tak bisa mendapatkan gudeg ini.Untuk bisa menikmati satu porsi gudeg, dibanderol sekitar 30 ribu rupiah. Sudah termasuk dengan ayam kampung. Namun, karena ayamnya terbatas, jangan heran jika giliran kita antre sudah tak kebagian. Memang harus di awal-awal antrenya.So, jika berpelesir ke Jogja, jangan lupa mampir ke Gudeg Pawon. Rasakan sensasi antreannya!
Hide Ads