Mengintip Museum Mini Sisa Hartaku
Minggu, 31 Des 2017 14:30 WIB

Roberto Tambunan
Jakarta - Traveler tentu masih ingat dahsyatnya letusan Gunung Merapi tahun 2010 silam. Sisa kedahsyatannya masih bisa dilihat lewat Museum Mini Sisa Hartaku.Petualangan kali ini saya menapaki kaki di kota yang penuh dengan kenangan yaitu Yogyakarta bersama Yoga dan Cintya. Tidak perlu berbicara banyak tentang kota ini, karena kota ini akan selalu dirindukan oleh banyak orang yang pernah singgah ke sana. Entah bagaimana caranya, pasti suatu saat mereka akan kembali ke kota ini. Jika kita meluncur ke Jalan Kaliurang, kita akan menjumpai banyak jasa travel yang menyajikan wisata Lava Tour dengan menggunakan Jeep. Lava Tour dibagi menjadi tiga paket, ada yang paket Short (wisata ke 3 tempat), ada yang paket middle, dan ada yang paket long. Pemilihan paket menentukan banyaknya tempat yang dikunjungi dan harga tentunya. Berhubung dompet kami sudah kurus kering, maka kami memilih paket short dengan 3 lokasi yang dikunjungi, yaitu Museum Mini sisa hartaku, Batu alien, dan Petilasan Mbah Marijan. Namun, tulisan ini hanya akan menceritakan mengenai Museum Mini Sisa Hartaku. Museum Mini Sisa Hartaku terletak Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagaimana Museum ini dibuat? Menurut informasi, Museum Mini Sisa Hartaku merupakan rumah milik Watinem dan keluarganya yang juga terkena erupsi Gunung Merapi. Setahun pasca erupsi, Sriyanto yang merupakan anak dari Watinem mencoba mengumpulkan sisa-sisa harta mereka yang rusak dan kemudian diletakkan di dinding rumah. Hal ini bertujuan sebagai pengingat bagi anak cucu mereka akan kedahsyatan erupsi Gunung Merapi. Dan pada akhirnya, terciptalah Museum Mini Sisa Hartaku. Museum Mini sisa hartaku bukanlah sebuah museum yang besar seperti kebanyakan museum lainnya. Museum ini memang berukuran kecil, untuk mengelilinginya kita hanya butuh kurang lebih 30 Menit. Di Museum ini kita akan menemukan rangka hewan ternak, rangka motor, rangka sepeda, radio dan TV yang meleleh, peralatan makan dan dapur yang rusak dan juga meleleh, gamelan, dan tentunya foto-foto saat erupsi dan lahar dingin menerjang desa ini. Melihat barang-barang sisa hartaku dan juga foto-foto yang ditampilkan, akan membawa kita ke situasi di mana saat kejadian tersebut terjadi. Kita akan merasakan betapa mengerikannya erupsi menerjang desa ini. Kita juga bisa merasakan betapa beratnya perjuangan mereka di kala itu. Berjuang untuk tetap hidup, berjuang untuk mempertahankan harta benda mereka, dan yang terberat adalah berjuang untuk menjadi ikhlas menerima kenyataan bahwa mereka harus kehilangan anggota keluarga, tetangga, dan juga harta benda. Entah setelah kejadian ini, mereka harus memulainya dari mana. Segera bangkit, dan itu yang tampak saat kita berkunjung ke sana. Mereka tidak berdiam diri, mereka membuktikannya dan mereka bangkit. Waktu sudah berlalu cukup lama, tapi kisah erupsi Gunung merapi ini akan selalu terkenang di hati mereka dan juga kita. Museum Mini ini akan menceritakan untuk kita yang berkunjung ke sana.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan