Mengenang Kejayaan Keraton Kaibon di Banten

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mengenang Kejayaan Keraton Kaibon di Banten

Meis Musida - detikTravel
Senin, 25 Sep 2017 10:20 WIB
loading...
Meis Musida
Terdapat 5 pintu utama untuk memasuki Keraton Kaibon. Salah satunya sempat ambruk, karena tertimpa pohon asem yang tumbang.
Detail gerbang utama, dengan arsitektur kental Jawa dan Cirebon dengan tinggi 2 meter
Penjaga sekaligus pemandu, sangat membantu pengunjung untuk memperoleh detil informasi mengenai Keraton Kaibon.
Gerbang Paduraksa yang masih tetap berdiri kokoh menyambut para tamu. Namun sayangnya tangan-tangan jahit merusah situs yang seharusnya kita jaga dengan baik. Tidak mudah membersihkan coretan di dinding, Bukannya bersih, dinding malah bisa rontok
Sisi sebelah kiri, tampak sisa-sisa bangunan musholla. Meskipun sudah tidak ber-atap, namun masih tampak kemegahannya.
Mengenang Kejayaan Keraton Kaibon di Banten
Mengenang Kejayaan Keraton Kaibon di Banten
Mengenang Kejayaan Keraton Kaibon di Banten
Mengenang Kejayaan Keraton Kaibon di Banten
Mengenang Kejayaan Keraton Kaibon di Banten
Jakarta - Reruntuhan Keraton Kaibon di kawasan Banten Lama menjadi bukti dari sejarah panjang perjuangan melawan Belanda. Lihatlah sisa reruntuhannya di sana.Apa yang akan terlintas di benak kita kalau diajak berkunjung ke Banten? Panas, itulah kesan pertama dari ingatan saya. Mengingat Provinsi Banten yang lokasinya di tepi pantai dan banyak industri di sekitarnya. Dugaan saya meleset. Setelah diskusi dengan tema-teman dan browsing dari internet, ternyata Banten yang dahulunya merupakan salah satu kerajaan setelah Demak memiliki sejarah yang luar biasa. Banyak peninggalan yang tersisa seperti istana, masjid, alun-alun, pasar dan sebagainya.Dari sekian banyak banyak lokasi yang wajib dikunjungi, terutama di Banten lama, kemungkinan tidak akan cukup explore dalam waktu satu hari. Mengingat terbatasnya waktu untuk berlibur, pilihan saya mengunjungi salah satu kawasan peninggalan bangunan bersejarah, yaitu Situs Istana Keraton Kaibon di kawasan Banten Lama. Tepatnya di Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyutan, Kecamatan Kasemen. Tidaklah sulit untuk menjangkau, karena lokasinya di tepi jalan raya. Dengan adanya taxi on line, dari terminal bus bisa langsung order. Mudah bukan!Sampai di lokasi, mampir terlebih dahulu di kantor penjaga keraton Kaibon yang lokasi tepat di depan parkiran. Di sana akan ditemui oleh Pak Mulangkara. Beliau sebagai petugas sekaligus pemandu bagi wisatawan. Apapun yang berhubungan dengan Keraton Kaibon, beliau mengetahuinya. Jadi jangan segan segan untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang mengerti. Keraton yang terbuka dan tidak ada pagar pembatas terbuka untuk umum dan tidak dikenakan biaya atau karcis, tapi pengunjung diharapkan memberi secara sukarela untuk membantu menjaga kebersihan keraton.Saat memasuki komplek keraton, mengingatkan saya pada salah satu candi di Sleman, yaitu Candi Sambisari. Lokasinya sama-sama besih dan berada di satu komplek. Bedanya Candi Sambisari lokasinya di bawah (6,5 meter di bawah tanah), dari bahan batu dan masih utuh. Sedangkan keraton Kaibon, lokasinya sejajar dengan tanah dengan luas 4 hektar dari bahan batu bata, pasir, kapur dan sudah banyak yang hancur. Karena 17 tahun setelah dibangun keraton dihancurkan oleh Belanda (1832), karena waktu itu Sultan Syaifudin menolak permintaan Belanda untuk meneruskan pembangunan jalan raya Anyer-Panarukan. Sayang sekali bukan.Informasi dari pemandu kami, yaitu Pak Mulangkara, Keraton Kaibon dibangun tahun 1815 sebagai tempat tinggal Ratu Aisyah atau Ibu dari Sultan Banten ke-21 yaitu Sultan Maulana Rafiudin. Keraton Kaibon menghadap ke Barat, berhadapan dengan kanal yang berfungsi sebagai media transportasi. Namun sejak keraton dihancurkan, kanal tersebut sudah tidak berfungsi lagi sampai sekarang. Di bagian depan terdapat gerbang utama dengan tinggi sekitar 2 meter dengan jumlah 5 pintu, mengikuti jumlah shalat dalam satu hari 5 waktu. Sekitar tahun 2016, salah satu gerbangnya ambruk karena tertimpa pohon asem yang ada di depannya. Namun perlahan gerbang tersebut bisa diperbaiki dengan menggunakan material asli dan sedikit penambahan material baru. Salah satu dari 5 gerbang tersebut menghubungkan bagian depan dengan ruang utama keraton atau disebut Paduraksa. Dua gerbang penghubung masih terlihat utuh. Selebihnya yang terlihat adalah ruang mushola dengan mimbar tempat Imam. Meskipun sudah tidak beratap, di mushola masih tampak dinding dan lantai berwarna merah. Selebihnya ruangan hancur dan sudah tidak berbentuk.Secara umum, bangunan peninggalan Keraton Kaibon terawat dengan baik, tapi masih banyak tangan-tangan jahil yang corat coret di sana sini. Hal ini juga yang dikelukan oleh Pak Mulangkara. Beliau sudah berusaha untuk menjaga keaslian dan kebersihan situs, tapi ada hal-hal yang tidak dengan mudah dibersihkan. Diharapkan kesadaran dari pengunjung untuk membantu merawat situs ini dengan baik. Supaya Keraton Kaibon yang menjadi saksi kejayaan kerajaan Banten Lama tidak rusak atau punah ditelan waktu.Bagi yang suka foto model atau bersiap-siap membuat foto pre-wedding, pemilihan lokasi Keraton Kaibon merupakan pilihan yang tepat, tentunya dengan konsep yang tepat pula. Disarankan melakukan pemotretan di pagi hari (pukul 07.00 - 09.00) atau sore menjelang maghrib. Karena kalau terlalu siang, udara cukup panas. Mengingat tidak ada pohon atau atap sebagai peneduh. Disamping itu sebagaimana kita ketahui, sinar matahari pagi sangat bagus untuk pemotretan di lokasi seperti ini.
Hide Ads