Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Puncak Gunung Lawu

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Puncak Gunung Lawu

Ranger Pink - detikTravel
Minggu, 15 Jan 2017 12:45 WIB
loading...
Ranger Pink
Padang rumput di Gunung Lawu
Wajib berfoto di sabana Lawu
Sangat Instagramable
Bersama teman
Menjejakkan kaki di Puncak Hargo Dumilah
Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Puncak Gunung Lawu
Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Puncak Gunung Lawu
Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Puncak Gunung Lawu
Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Puncak Gunung Lawu
Perjalanan Tak Kenal Lelah Menuju Puncak Gunung Lawu
Jakarta - Puncak Hargo Dumilah di Gunung Lawu menawarkan pemandangan indah bagi para pendaki. Walau melelahkan, tapi hasilnya sepadan dengan perjuangan mendakinya.Setelah berdiskusi santai dengan teman, akhirnya hari itu kami memutuskan akan mendaki Gunung Lawu via Candi cetho liburan berikutnya. Persiapan sudah dilakukan sejak tiga bulan lamanya, dari membooking tiket kereta hingga bertanya tentang jalur pendakian yang akan kami lalui kali ini.Maklum, di antara kami belum ada satu pun yang pernah mendaki gunung lawu. Kami berangkat dari Stasiun Pasar Senen dengan menggunakan Kereta Brantas. Sekitar 12 Jam perjalanan, akhirnya kami tiba di Stasiun Solo Jebres yang kemudian akan dilanjutkan dengan menumpang minibus carteran yang sudah kami siapkan sebelumnya.Basecamp Candi Cetho masih sepi hari itu, karena jalur ini memang tidak setenar jalur Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang, jadi hanya beberapa rombongan saja yang naik via jalur Cetho. Tak lupa kami sarapan dan mempersiapkan kembali kebutuhan untuk pendakian jangan sampai ada yang tertinggal. Setelah mengisi registrasi dan membayar retribusi 15 ribu/orang , Pukul 11.00 kami memulai pendakian.Cuaca hari itu cukup cerah meskipun sesekali kabut menghampiri. Kami berjalan konsisten , sesekali break sekedar melepas lelah dan minum untuk mencegah dehidrasi.Sedari awal kami berjalan sudah disuguhi pemandangan yang menakjubkan, memang jalur ini terkenal dengan viewnya yang indah dan memanjakan mata. Sebelum memasuki hutan, kami melewati bangunan candi yang masih dalam kawasan Candi Cetho, baru kemudian trek di dominasi oleh tanah dan akar. Jalur menanjak tanpa bonus cukup menguras tenaga membuat kami kepayahan. Waktu sudah menunjukan pukul 16:00 sore, tapi tujuan kami untuk mendirikan tenda masih sangat jauh. Awalnya kami berencana bermalam di pos 5 Bulakpeperangan.Namun setalah melihat kondisi anggota yang lainnya yang sudah mulai drop, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos 3. Kami beristirahat, sholat dan melakukan kegiatan memasak yang sesekali di selingi dengan sesi perkenalan dan guyonan khas pendaki gunung. Hanya ada tenda kami pada saat itu. Setelah selesai masak dan makan malam, kami pun masuk tenda masing masing untuk istirahat dan mempersiapkan fisik untuk summit attack. Sebelumnya kami sudah briefieng akan memulai pendakian ke puncak pada jam 02.00 dini hari.Pukul 03.00 kami semua sudah bangun dan siap dalam melakukan perjalanan ke puncak. Tak lupa mengisi perut dengan makanan ringan. Kami juga membawa bekal minuman dan makanan mengingat perjalanan menuju puncak masih sangat jauh.Delapan belas orang akhirnya berangkat menuju puncak Hargo Dumilah. Tidak ada yang bisa kami lihat, karena memang suasana masih gelap. Kami break sebentar untuk menunaikan ibadah sholat shubuh. Meskipun di gunung, sebagai mahkluk Tuhan jangan lupa untuk tetap melakukan ibadah agar perjalanan tidak kesenangan semata tetapi penuh berkah. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kami tiba di pos 5 bulakpeperangan sekitar pukul 06.00. Cuaca berkabut dan dingin tidak menyurutkan langkah kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Sesekali kami berhenti untuk sekedar makan atau foto foto ria di sabana Gunung Lawu yang terkenal keindahannya.Trek di pos ini sudah mulai landai, jika beruntung akan dapat ditemui sumber mata air yang airnya sangat segar dan dapat diminum.Setelah melakukan perjalanan yang panjang dan tak berujung, akhirnya kami tiba di Warung mbok yem pukul 10:00 pagi. Kami memutuskan untuk istirahat terlabih dahulu di warung mbok yem, karena cuaca yang berkabut dan turun hujan tidak memungkinkan kami untuk terus melanjutkan perjalanan. Kami gunakan waktu untuk berbagi cerita selama perjalanan dan tak lupa memesan nasi pecel dan teh manis hangat di warung tertinggi di pulau jawa ini. Satu jam setengah kami beristirahat sembari menunggu hujan reda. Akhirnya pukul 11.30 kami melanjutkan perjalanan ke puncak Hargo Dumilah.Perjalanan ke puncak kami ditemani oleh kabut dan gerimis tipis, tak kurang 30 menit kami pun tiba di Puncak Lawu 3.265 Mdpl. Syukur Alhamdulillah perjalanan berat ini terbayar dengan pemandangan yang menakjubkan. Langit yang tadinya dihiasi mendung akhirnya menampakan sinarnya. Cuaca hari itu di puncak Lawu cukup cerah, meskipun sesekali diselimuti kabut. Kami habiskan waktu untuk berkeliling dan berfoto di puncak Lawu atau sekedar bertegur sapa dengan pendaki lainnya. Kami menikmati Hargo Dumilah siang itu. Dua jam kami di puncak, akhirnya kami memutuskan untuk turun ke pos 3. Menjadi tantangan tersendiri bagi kami, mengingat jarak dari Hargo Dumilah menuju pos 3 sangat jauh. Sebelum turun kami mengisi persediaan air di sendang drajat. Kami berjalan saling merapatkan barisan, karena memang cuaca berkabut dan gerimis membuat kami saling waspada dan memperhatikan kondisi fisik anggota satu sama lain.Hujan semakin deras namun kami tetap melanjutkan perjalanan ke pos 3 , kami mengejaRΒ  waktu agar tidak kemalaman di jalan. Pukul 18.00 akhirnya semua anggota sampai di tenda. Rencana kami yang hanya dua hari semalam akhirnya molor sampai tiga hari dua malam. Kami tidak mau mengambil resiko jika harus melanjutkan perjalanan turun di malam hari. Melihat persediaan air yang cukup dan logistik makanan yang masih melimpah, akhirnya kami memutuskan untuk ngecamp lagi semalam. Kami isi malam itu untuk memasak dan istrahat penuh, karena memang perjalanan ke puncak telah menghabiskan banyak tenaga. Pagi pukul 05.00, kami semua sudah bangun dan mulai membuat sarapan untuk perjalanan turun. Setelah semua selesai berkemas dan tak lupa membawa kembali sampah jangan sampai ada yang ditinggalkan, akhirnya pukul 08.00 kami turun menuju basecamp. Perjalanan masih sama seperti kemarin, dengan jalur yang serupa dan tentu dapat bonus jalur menjadi becek dan licin. Karena sebelumnya Lawu di guyur hujan semalaman. Kami berjalan terus dan terkadang berhenti sebentar sekedar melepas haus, tak lebih dari dua jam kami semua sudah tiba di basecamp pendakian candi cetho.Tak lupa kami melapor ke pihak basecamp dan juga melaporkan sampah yang kami bawa. Sebelum pulang kami sempatkan untuk bersih bersih dan makan serta membeli beberapa souvenir yang tersedia di warung warung di sekitar basecamp Candi Cetho. Alhamdulillah perjalanan kali ini bukan sekedar mengajarkan arti dari kebersamaan, tetapi mengajarkan kami semua untuk bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan. Pukul 13.00 siang, perjalanan kami lanjutkan menuju stasiun untuk pulang ke rumah masing-masing.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads