Ritual Unik di Kaki Gunung Kelud

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ritual Unik di Kaki Gunung Kelud

Irfan_santoso - detikTravel
Senin, 20 Jan 2014 14:20 WIB
loading...
Irfan_santoso
Peserta ritual
img_20131026004004_526aacf49f764.jpg
img_20131026004017_526aad016a885.jpg
Ritual Unik di Kaki Gunung Kelud
Ritual Unik di Kaki Gunung Kelud
Ritual Unik di Kaki Gunung Kelud
Jakarta - Traveling sekaligus ikutan dalam kegiatan ritual masyarakat setempat tentu menyenangkan. Di Kediri, jika waktunya tepat, Anda bisa ikut serta dalam ritual balas budi kepada alam. Banyak nilai luhur tersimpan di dalamnya.Gunung Kelud terletak di Jawa Timur dan masuk ke dalam tiga wilayah yaitu Blitar, Kediri dan Malang. Akan tetapi yang sekarang terkenal menjadi tempat wisata adalah Gunung Kelud yang masuk wilayah Kabupaten Kediri.Pada zaman dahulu gunung merupakan tempat yang sakral bagi umat manusia, terutama adalah umat Hindu-Buddha. Seperti contohnya Gunung Kelud yang merupakan gunung tolak kejahatan.Ditinjau dari asal kata, Kelud memiliki arti kelud berarti membersihkan. Dalam konteks ini membersihkan berarti membersihkan segala sesuatu yang bersifat negatif.Kita lihat saja sampai sekarang Gunung Kelud masih aktif dan bisa dikatakan, masih banyak lagi segala sesuatu yang berbau negatif yang perlu ditumpas atau dibersihkan. Dewasa ini masyarakat masih mempercayai bahwa suatu gunung merupakan sesuatu tempat yang sakral khususnya masyarakat di sekitar gunung tersebut.Seperti halnya masyarakat yang berada di lereng gunung, masyarakat di sekitar lereng Gunung Kelud juga percaya bahwa Gunung Kelud merupakan tempat yang sakral. Nampak bahwa setiap satu tahun sekali tepatnya pada Bulan Suro (bulan dalam hitungan Jawa), masyarakat sekitar lereng mengadakan upacara atau ritual sesaji yang dilakukan di kawah Gunung Kelud tersebut.Menurut masyarakat sekitar, ritual yang dilaksanakan tiap 1 tahun sekali yaitu pada Bulan Suro ini, merupakan bukti adanya keseimbangan antara alam dengan manusia di muka bumi ini.Dari penuturan masyarakat yang melakukan ritual tersebut, kami mengambil kesimpulan bahwa alam sebagai tempat pusat kegiatan masyarakat dalam bidang sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya, yang bisa dikategorikan sebagai kegiatan manusia.Jadi alam ini merupakan fasilitas bagi manusia. Oleh karena itu, agar alam bisa bersahabat, kita perlu membalas budi.Bentuk balas budi manusia dengan alam ini sangat banyak bentuknya, tergantung bagaimana adat istiadat masyarakat yang hidup di dalamnya. Seperti misalnya yang terjadi di Gunung Kelud ini bentuk balas budi dengan alamnya yaitu melakukan ritual sesaji di kawah Gunung Kelud.Ritual sesaji di kawah Gunung Kelud ini, yang dilarungkan adalah hasil dari kegiatan manusia yang dilakukan di bumi atau alam tersebut. Seperti contohnya jika di masyarakat Gunung Kelud, mereka melarungkan sesaji berupa hasil-hasil pertanian.Begitulah cara masyarakat di sekitar lereng gunung menghargai alam mereka. Mereka yakin dengan hal semacam ini alam dan manusia yang menempatinya dapat seimbang dan selamat dari bahaya protes alam terhadap ketidakbaikan manusia.Dengan adanya ritual ini, justru melahirkan toleransi agama yang sangat kuat di setiap penganutnya. Selain melahirkan toleransi agama juga melahirkan suatu kebudayaan yang baru dalam tatanan kehidupan masyarakat.Dahulu ketika Nusantara masih merupakan daerah yang di tempati sistem birokrasi kerajaan, masih ada dua agama yang sangat kuat pengaruhnya dalam masyarakat yaitu Hindu dan Buddha. Dewasa ini dikaitkan dengan hukum alam, yaitu segala sesuatu pasti akan berubah dalam nusantara ini.Dari segi agama, dahulu di Indonesia hanya ada Hindu dan Buddha. Sekarang tidak telah ada Islam, Kristen, Katolik, dan Kong Hu Cu. Dari pemerintahan, yang dulunya sistem birokrasi tradisional atau kerajaan sekarang berubah menjadi sistem birokrasi republik.Dilihat dari kronologi semacam itu, toleransi agama juga dengan sendirinya terjadi atas dasar kesadaran manusia. Seperti contohnya toleransi agama yang sangat kuat di kalangan masyarakat sekitar lereng Gunung Kelud.Kembali lagi ke pembahasan mengenai ritual, dalam ritual tersebut toleransi agama sangatlah menonjol. Buktinya bisa dilihat ketika masyarakat sekitar Gunung Kelud ini pada setiap tahunya melakukan ritual larung sesaji.Masyarakat yang melakukan larung sesaji ini tidak hanya dari kalangan agama Hindu dan Buddha saja, tetapi ada keyakinan lain juga ikut melakukan ritual tersebut. Masyarakat yang berbeda agama ini terlihat saling menghargai satu sama lain. Dari peristiwa tersebut kami dapat menyimpulkan mengapa lahir toleransi agama yang sangat kuat.Hal ini karena mereka meski berbeda agama akan tetapi mereka mempunyai tujuan yang sama, yaitu melakukan balas budi terhadap alam yang menyediakan fasilitas untuk manusia melakukan segala bentuk kegiatan.
Hide Ads