Mau Harmonis dengan Alam, Belajarlah dari Suku Baduy

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mau Harmonis dengan Alam, Belajarlah dari Suku Baduy

Sekarharum - detikTravel
Rabu, 22 Jan 2014 17:10 WIB
loading...
Sekarharum
Anak Suku Baduy Dalam
Memenun kain yang digunakan Suku Baduy
Pemandu dari Baduy Dalam
Perkampungan Baduy Luar
Mau Harmonis dengan Alam, Belajarlah dari Suku Baduy
Mau Harmonis dengan Alam, Belajarlah dari Suku Baduy
Mau Harmonis dengan Alam, Belajarlah dari Suku Baduy
Mau Harmonis dengan Alam, Belajarlah dari Suku Baduy
Jakarta - Hujan dan banjir di Indonesia, seolah-olah alam sedang memusuhi manusia. Namun sejatinya, manusia dan alam bisa hidup selaras tanpa saling melukai satu sama lain. Kita bisa belajar harmonisasi alam dari Suku Baduy.Suku Baduy di Banten adalah mutiara budaya dari Indonesia. Mereka bukan masyarakat yang tertinggal atau terpencil, tapi mereka ingin terus mengikuti amanat buyut mereka dan hidup dalam harmonisasi alam.Lojor heunteu meunang dipotong, pendek heunteu meunang disambung. Artinya, panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung. Itulah penggalan amanat buyut yang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat Baduy. Dimaksudkan agar segala adat istiadat yang sudah tertanam lama di suku Baduy, harus tetap dipertahankan.Itulah yang membuat Suku Baduy bertahan dengan adat istiadatnya di tengah zaman yang semakin berubah ini. Karena keunikannya itu, banyak wisatawan dan peneliti yang berkunjung ke Baduy.Mendaki perbukitan, berjalan selama lebih dari dua jam. Usaha itu akan terbayar dengan pemandangan yang indah dari Kampung Baduy, dan merasakan betapa harmoni yang tercipta pada masyarakat Baduy yang terus memegang aturan adat dan budayanya.Ciri khas dari mereka, masyarakat Baduy Dalam, adalah selalu mengenakan baju berwarna putih atau biru tua. Dengan ikat kepala berwarna putih. Pakaian mereka pun tidak beli, melainkan mereka jahit sendiri.Mereka tidak memakai alas kaki, tidak menggunakan barang-barang elektronik, tidak boleh naik kendaraan, dan juga tidak menggunakan bahan-bahan berbahan kimia, contohnya: sabun, shampoo, dan pasta gigi.Setiap pendatang yang ingin masuk ke Baduy Dalam harus menghormati adat di sana yaitu, dengan mematuhi segala aturan yang ada. Seperti tidak menggunakan barang elektronik, sabun dan berbagai bahan kimia, lalu tidak boleh masuk ke hutan terlarang.Hutan terlarang adalah hutan yang tidak boleh dimasuki warga selama beberapa waktu. Karena hutan tersebut diperuntukan untuk konservasi, sehingga warga hanya boleh mengambil kayu dari hutan itu pada periode tertentu.Bahasa yang mereka pakai adalah bahasa Sunda dengan dialek Sunda-Banten. Mata pencaharian mereka adalah bertani di ladang. Kepercayaan mereka adalah Sunda Wiwitan, yang berakar pada pemujaan nenek moyang (animisme).Hukum dan sistem pemerintahan yang berlaku di Baduy ada dua, yaitu sistem hukum negara yang mengikuti aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan adat yang dipercayai masyarakat Baduy.Dalam sistem pemerintahan negara, masyarakat Baduy dipimpin oleh kepala desa yang disebut sebagai Jaro Pamarentah, yang ada di bawah camat. Sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat Baduy yang tertinggi, yaitu Puun.Selama beratus-ratus tahun, masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam hidup harmonis, dengan mengikuti harmoni alam yang telah diberikan kepada mereka. Mereka bukan masyarakat yang tertinggal atau terpencil, tetapi mereka hanya ingin terus mengikuti amanat buyut mereka yang akan selalu mereka patuhi.
Hide Ads