Jakarta - Saat liburan akhir pekan lumayan panjang, biasanya banyak wisatawan yang 'melarikan diri' ke Bali. Namun Anda perlu hati hati, jangan sampai tertipu dan dibikin nyasar oleh bemo di Bali.Alhamdulillah saya mendapat kesempatan backpacking lagi setelah hampir setahun istirahat. Kali ini tujuannya ke pulau paling terkenal yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu Bali. Anggotanya bertiga, ada Tama asli Solo yang merantau ke Jakarta ini sudah lama ingin ke Bali. Lalu Chiko, sebelumnya dia belum pernah backpacking jauh. Dan yang terakhir adalah saya, Dyka.28 Februari 2013, kami berangkat dari Stasiun Jakarta Kota setelah 2 minggu sebelumnya reservasi tiket di tempat yang sama. Tepat waktu, kereta Gaya Baru Malam Selatan berangkat pukul 12.20 WIB dan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng sekitar pukul 03.30 WIB. Oh iya, keretanya ber-AC dan kami hanya membayar tiket seharga Rp 33.500.Keluar dari stasiun, kami menuju ke sebuah warung kopi untuk istirahat sejenak sambil memesan minuman hangat sekalian mengisi baterai ponsel. Menjelang subuh kami menuju ke Masjid Gubeng, yang jaraknya tidak sampai 100 meter dari stasiun untuk shalat subuh.Niat untuk numpang tidur di masjid dibatalkan karena melihat gelagat pengurus masjid yang sepertinya tidak akan mengizinkan. Kami pun memutuskan untuk sejenak jalan-jalan pagi tidak jauh dari stasiun. Tepat di depan Hotel Sahid Surabaya, tiba-tiba Chiko, membuat kami geregetan hingga tertawa terbahak-bahak karena bekal makanannya di toilet stasiun.Karena yakin bekalnya sudah hilang, kami pun tetap melanjutkan 'jogging' hingga sekitar pukul 05.30 WIB. Kami kembali ke arah stasiun untuk sarapan nasi pecel lalu melanjutkan istirahat dan tidur sejenak sambil menunggu kereta Mutiara Timur tujuan Stasiun Surabaya GubengβStasiun Banyuwangi Baru yang datang pukul 09.00 WIB.Akhirnya datang juga, Kereta Sri Tanjung membawa kami menuju ke Kota Banyuwangi. Jalur kereta ini ternyata melewati tanggul lumpur lapindo yang dahsyat itu, jepret.. Lumayan beberapa foto tanggul berhasil kami dapatkan. Singkat cerita, pukul 16.00 WIB kami tiba di stasiun Banyuwangi Baru.Dengan kondisi gerimis, kami keluar dari stasiun untuk mencari makan. Kebetulan tidak jauh, ada warung pecel lele/ayam, langsung hilang rasa lelah. Sempat galau apakah akan langsung atau menunggu besok pagi. Akhirnya selepas Magrib, kami menuju Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Pulau Bali dilanjut bus Damri yang disediakan PT KAI langsung ke Kota Denpasar.Sekitar 3 jam perjalanan, akhirnya sampailah kami di Kota Denpasar. Karenakan sulitnya kendaraan umum di Bali, dan waktu menunjukkan pukul 01.00 WITA, kami bertiga memutuskan untuk berjalan kaki sekitar 5 Km hingga ada bemo yang menawarkan tumpangan ke Kuta dengan tarif Rp 200 ribu untuk kami.Secara bersamaan Tama dan Chiko kompak melihat ke arah saya untuk nego dengan supir angkot tersebut. Setelah tawar-menawar akhirnya disetujui harga Rp 50 ribu. Eits! Namun ternyata kami tidak dibawa ke Kuta, melainkan ke antah berantah entah di mana. Intinya kami ditipu oleh supir angkot tersebut!Berkeliling mencari losmen/kos-kosan pun nihil mengingat waktu yang dini hari. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah saung pangkalan ojek. Maklum, sudah sangat mengantuk. Pagi harinya barulah kami meluncur ke daerah Kuta untuk mencari penginapan, kali ini supir angkotnya tidak menipu kami.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia