Akulah Komodo Naga, Sang Keajaiban Dunia
Kamis, 14 Jan 2016 10:42 WIB

Lee_anthony
Jakarta - Saat liburan ke Pulau Rinca di NTT, traveler akan berjumpa dengan Komodo Naga. Hewan yang dinobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia ini sangatlah mengagumkan. Yuk, berkenalan dengannya.Aku terdiam sambil berteduh di bawah salah satu rindangnya pohon di Pulau Rinca sambil memandang tamu-tamu yang berdatangan. Aku yakin tak satupun tamu-tamu itu menyadari kehadiranku di sini. Bergelung di bawah bayangan pohon, bentukku hampir menyerupai gelondongan kayu teronggok di tanah.Sampai ketika sang Ranger, petugas yang biasa menjaga aku dan habitatku itu, berujar kepada tamu-tamu bahwa aku berada di bawah pohon. Ramai aku dengar seruan dari para tamu. Mereka bertanya-tanya dimana keberadaanku.Aku tetap terdiam, walau dalam hatiku sedikit tersenyum melihat tingkah para tamu yang memicing-micingkan mata di bawah terik matahari sambil berusaha mencari keberadaanku. Kuucapkan dalam hati, Selamat datang orang-orang kota, selamat menikmati keindahan rumahku dan silahkan sapa saudara-saudaraku, tapi tolong jangan ganggu kami ya!Aku bersama kurang lebih 2.000 ekor saudaraku tinggal di Pulau Rinca. Mungkin tak mudah untuk menemukan aku berkeliaran di pulau ini, tapi umumnya aku dan beberapa saudaraku sering berkumpul di bawah rumah Ranger. Harum masakan dari dapur selalu menggugah selera untuk berkunjung.Itulah kenapa para tamu lebih dianjurkan ke Pulau Rinca karena pasti akan menemukan aku sedang berteduh di bawah rumah panggung Ranger sambil mengharapkan kebaikan hati Ranger yang melempar makanan dari atas rumah.Memang satu hal yang tak lumrah bagiku untuk mengharapkan makanan. Karena terbiasa diberi makan, tak urung membuat insting berburuku menjadi lemah. Beberapa tahun silam, tamu-tamu yang berkunjung ke rumahku harus membawa daging sebagai oleh-oleh untukku.Tapi nyatanya kejadian ini membuat populasiku menurun drastis. Karena saat tidak ada tamu yang datang, aku seakan tidak tahu harus berbuat apa untuk menyambung hidup. Akhirnya kebijakan ini dihentikan oleh para Ranger dan kini sedikit demi sedikit populasiku kembali berkembang. Aku dibiarkan hidup sewajarnya. Takdir yang menentukan apakah aku akan menetas tanpa diganggu oleh penjahat-penjahat yang memangsaku saat masih dalam bentuk telur. Setelah menetas, aku akan lari ke puncak pohon untuk mengamankan diriku sendiri, karena tidak menutup kemungkinan aku dimangsa oleh orangtuaku sendiri.Beranjak dewasa aku belajar berburu, berkembang biak bahkan berkelahi dengan saudara-saudaraku untuk bertahan hidup. Yang kuat yang bertahan. Ya, hidupku memang keras!Hidupku keras untuk bertahan hidup dari sesama saudaraku ataupun rumah tinggalku dengan kondisi yang ekstrem. Tapi aku senang tinggal di sini. Tidak ada lagi rumahku di tempat lain, hanya ada 2 pulau yang aku huni.Di Pulau Rinca kehidupanku tidak bersinggungan dengan pemukiman penduduk, kasihan saudaraku yang tinggal di pulau seberang. Walaupun wilayahnya lebih luas dengan populasi yang lebih banyak, tak jarang mereka bersinggungan dengan penduduk setempat.Di pulauku ini aku bertindak sebagai tuan rumah sepenuhnya. Para Ranger hanya bertugas menjaga aku. Tamu-tamu bebas datang ke rumahku yang tentunya akan dipandu oleh Ranger agar tidak menggangu dan pastinya untuk menjaga keamanan para tamu, karena walau bagaimanapun juga aku adalah ciptaan Tuhan dengan insting berburu tinggi.Aku memiliki gigitan yang mematikan karena bakteri-bakteri dalam liurku bisa menyebabkan keracunan dalam darah. Aku adalah makhluk Tuhan yang keberadaanya hampir punah. Aku adalah mahluk reptil terbesar yang menghuni bumi saat ini. Aku pernah dinobatkan sebagai salah satu keajaiban dunia. Akulah sang Komodo Naga.
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol