Laskar Gerhana
Antara Ternate, Gerhana dan Impian yang Terwujud
Senin, 14 Mar 2016 10:55 WIB

Hendro Pranyoto
Jakarta - Tak sedikit traveler yang ingin datang ke Ternate. Ketika keinginan itu terwujud, apalagi ditambah bisa menyaksikan gerhana, tentulah jadi pengalaman tak terlupakan.Mari kita mengingat sejenak pada tahun 2008 dimana film Laskar Pelangi menjadi popular di negeri ini. Film ini menceritakan beberapa sahabat kecil bersama-sama meraih harapan, impian dan cinta sehingga mimpi-mimpi mereka menjadi kenyataan.Saya sejak duduk dibangku Sekolah Dasar dengan pelajaran IPS atau sejarah dijenjang yang lebih tinggi hanya mendengar dan membaca tentang kejayaan kerajaan Ternate dan Tidore. Kekaguman saya dengan kerajaan ini yaitu perlawanannya terhadap penjajah yang akan merebut dan menguasai pulau yang kaya akan rempah-rempah seperti Portugis dan Spanyol.Saat itu kekaguman saya hanyalah mimpi yang belum pasti kapan saya akan menginjakkan kaki di tanah Ternate. Tetapi semua mimpi-mimpi saya di masa kecil, lunas sudah bersama 25 Laskar Gerhana lainnya.Terimakasih untuk detikcom, detikTravel, Sriwijaya Air, Kemenpar yang sudah mewujudkan mimpi saya untuk melihat langsung Gerhana Matahari Total di Ternate. Tanpa kalian mungkin saat ini saya hanya bisa bermimpi. Ya, terus bermimpi untuk mencapai apa yang saya impikan sejak kecil.Hari pertama sampai di Ternate, cuaca sedikit mendung dan perlahan matahari mulai menampakkan sinarnya. Harapan itu selalu ada untuk orang-orang yang selalu berani bermimpi.Ketika semua peserta Batch 1 dan Batch 2 berkumpul, kami beserta tim detikcom dan juga special guide Ayik dkk, langsung menuju Benteng Kastela, di lokasi inilah Sultan Ternate ke 25, Sulatan Khaerun, diundang makan malam oleh Portugis dan dibunuh secara licik.Kemudian kami menuju Danau Laguna atau Danau Ngade, danau cantik yang letaknya di Desa Ngade. Kemudian kami menuju Benteng Kalamata yang letaknya di tepi laut.Setelah menikmati wisata sejarah dan pemandangan alam yang cantik, kami menuju Royal restoran. Di sana kami makan siang dengan makanan khas yaitu papeda dan mengikuti Talkshow GMT oleh Redaksi Detikcom, Bakamla, Lapan dan Melanie.Selesai melepas lelah kami langsung menuju Pantai Sulamadaha, untuk snorkeling dan menikmati pisang goreng khas dengan sambal dan minuman guraka. Beberapa mulai turun satu persatu untuk snorkeling menikmati indahnya bawah laut hingga hari mulai petang dan kami kembali ke penginapan. Satu hari di Ternate rasanya tidak cukup menikmatinya.Hari kedua, momen inilah yang kami tunggu-tunggu yaitu Gerhana Matahari Total. Waktu saat itu menunjukkan pukul 03.00 WIT dan suasana di luar masih hujan angin, lagi-lagi harapan kami seakan hilang sudah.Syukur Alhamdulillah ketika pukul 06.00 WIT Matahari mulai menunjukkan sinarnya. Awan perlahan-lahan menyingkir dari Sang Surya, dan harapan untuk kami Laskar Gerhana semakin menjadi kenyataan.Bersama dua kapal Bakamla kami menuju titik di mana nantinya kami akan mengamati detik demi detik fenomena Gerhana Matahari. Pukul 09.50 WIT Gerhana Matahari mendekati puncak dan di sanalah suasana tak seperti biasanya, ketika siang menjadi seperti menjelang senja atau fajar, langit menampakkan keindahannya saya terdiam sejenak dan bersyukur bisa menikmati kuasa-Nya.Setelah menikmati Gerhana Matahari Total kami langsung menuju Danau Tolire, Batu Gosong, dan menikmati Festival Legu Gam. Sungguh 2 Hari yang luar biasa dalam hidup saya. Suasana benteng-benteng dan bangunan bersejarah di kota ini seakan-akan membuat imajinasi melayang ke masa lalu.Seolah-olah saya mengalami sendiri bagaimana kerasnya persaingan bangsa-bangsa itu berebut pengaruh untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku Utara. Ternate juga tak hanya bangunan bersejarahnya yang mempesona, tetapi pemandangan alam yang disuguhkan juga sangat indah.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari Trump: Kita Perlu Membesarkan Garuda