Laskar Gerhana
Kenangan Bersama Laskar Gerhana di Ternate
Minggu, 20 Mar 2016 15:32 WIB

Kharizma Consuillah
Jakarta - Ini adalah cerita keseruan Laskar Gerhana di Ternate. Bersama-sama melihat gerhana matahari total dan melihat lanskap alamnya yang menawan.Menggunakan pesawat Sriwijaya Air, kami lepas landas meninggalkan Jakarta untuk memulai petualangan para Laskar Gerhana memburu gerhana matahari total di pulau yang akan kaya Cengkeh dan Pala, Ternate. Sebentar lagi saya akan mewujudkan mimpi saya melihat GMT (gerhana matahari total) dari tempat yang luar biasa indah.07.00 WIT kami pun tiba di Bandara Sultan Babullah Ternate. Acara pertama yang dilakukan adalah sarapan nasi kuning khas ternate yang menggunakan ikan sebagai salah satu lauknya. Lezat dan bergizi sekali! Kami sarapan di Gedung Dhu'afa Center yang berada tepat dipinggir laut. Sudah pasti pemandangannya indah.Setelah istirahat sejenak dan sarapan kami melanjutkan perjalanan ke hotel untuk berganti pakaian dan langsung menuju lokasi wisata pertama yaitu Benteng Kastela. Di Benteng inilah Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis dan mayatnya dibuang ke lautan. Rakyat yang marah dipimpin putra Sultan Khairun, Sultan Babullah pun melakukan perlawanan dengan mengepung benteng selama 5 tahun hingga pasokan kebutuhan pokok tidak bisa masuk ke dalam benteng dan akhirnya Portugis meninggalkan Ternate.Puas berkeliling dan berfoto di Benteng Kastela, perjalanan berlanjut ke destinasi selanjutnya, Danau Ngade. Sebuah danau yang dikelilingi oleh pemandangan luar biasa indah. Dengan background Pulau Maitara dan Pulau Tidore, semua mata kami benar-benar terhipnotis. Kami pun antusias sekali berfoto ditempat indah seperti ini. Tak lupa saya juga berfoto dengan tulisan untuk sahabat saya yang sedang berulang tahun. Hehehe.Benteng Kalamata, benteng berbentuk persegi empat poligon menjadi destinasi para laskar gerhana selanjutnya. Benteng ini dibangun oleh Portugis tahun 1540 tepat di pinggir laut dengan latar Pulau Maitara dan Pulau Tidore. Indah sekali. Tidak lama kami di Benteng Kalamata, kami menuju rumah makan untuk santap siang sekaligus mengikuti Talkshow Sosialisasi gerhana matahari total yang diadakan oleh detikcom bekerja sama dengan LAPAN dan Bakamla. Di sini kami disuguhi banyak makanan khas Ternate seperti Papeda, misalnya.Tepat pukul 15.00 WIT, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Pantai Sulamadaha untuk snorkeling. Hore!! Walau tubuh lelah, semangat saya untuk merasakan air laut Timur Indonesia masih membara. Menaiki kapal boat, kami menuju spot snorkeling, sebuah pantai kecil berpasir putih. Di sini kami sudah disambut oleh Air Guraka, air jahe dengan susu dan taburan kenari. Tak lupa Pisang Mulu Bebek, cemilan khas Ternate pun tersaji di meja.Puas bermain air, perut pun lapar. Kami menuju tempat makan yang terkenal, Ikan Bakar Terminal sebelum kita kembali ke hotel untuk beristirahat karena besok pagi-pagi sekali kami akan memulai perburuan GMT.Jam 4 pagi, para laskar sudah bersiap di lobby. Kami berangkat menuju Pelabuhan Bastiong dimana kapal dari BAKAMLA sudah menanti kita. Ya, perburuan GMT kita hari ini akan ditemani oleh BAKAMLA di tengah laut. Jam 6 WIT, Kapal KN. Gajah Laut yang saya naiki, perlahan menjauh dari dermaga dan jam 7.30 kapal pun sampai di titik terbaik untuk melihat GMT di Ternate. Beruntungnya diriku!Sembari menunggu terjadinya gerhana, kami berkeliling kapal dan berfoto-foto karena memang pemandangan di sekeliling benar-benar luar biasa indah. "Udah mulai. Udah Mulai tuh!" Terdengar teriakan seseorang dari kapal. Ternyata matahari sudah mulai tertutup oleh bulan. Gerhana Matahari dimulai! Dengan kacamata khusus melihat Gerhana Matahari, saya menikmati setiap proses Gerhana Matahari sebelum benar-benar tertutup total oleh bulan yang akan terjadi kurang lebih jam 09.52 - 09.54 WIT. Yang artinya GMT akan terjadi selama 2 menit lebih!Perlahan-lahan keadaan disekitar mulai gelap. 09.52 WIT, matahari pun total tertutup oleh bulan! Puncak perburuan Gerhana Matahari. Pagi hari terasa menjadi seperti malam selama 2 menit lebih. Kami semua bersorak dan terpesona oleh fenomena langka ini. Sekali lagi saya merasa sangat beruntung bisa melihat GMT, salah satu mimpi saya. Di tempat yang indah pula. Bersama orang tersayang dan teman-teman baru yang seru. Terima kasih detikcom yang telah mengajak saya.Puas menikmati kebesaran Sang Pencipta, kami kembali ke daratan untuk melanjutkan petualangan kami di Ternate. Selanjutnya adalah Danau Tolire Besar. Danau indah dengan mitos cerita misteri dibalik terciptanya danau ini. Di sini kami bersantai menikmati es kelapa dan berfoto-foto.10 menit perjalanan dari Danau Tolire Besar, kami tiba di destinasi wisata selanjutnya yaitu Batu Angus. Objek wisata muntahan lava dari letusan Gunung Gamalama yang mengeras dan menjadi batu-batu berwarna hitam hangus. Dan lagi-lagi di sini kami dimanjakan oleh pemandangan laut lepas dengan pulau-pulau di belakangnya. Ya ampun Ternate, dimana-mana kok bagus sih?!Mendapat undangan Festival Solar Eclipse yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Pemkot setempat di Fort Oranje, kami pun segera meluncur ke sana. Di sana kami disambut oleh tarian Soya-Soya, sebuah tarian khas Ternate untuk menyambut prajurit perang. Selain disuguhi tarian-tarian khas Ternate, di sini juga banyak stand yang dibuka, seperti stand makanan, stand kerajinan, stand kekayaan alam, yang semuanya khas Ternate.Setelah lelah berkeliling di Festival Solar Eclipse di Fort Oranje, kami langsung menuju tempat makan malam di Resto Panorama Uang Seribu. Di restoran ini, kita menikmati makan malam dengan pemandangan yang sama persis seperti di uang kertas seribu yang biasa kita pakai itu. Wah akhirnya saya bisa melihat langsung pemandangan yang biasanya cuma bisa saya lihat di uang seribu.Kegiatan hari kedua pun berakhir dan kami harus kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap kembali ke Jakarta esok harinya. Duh, rasanya tidak mau pulang deh. Pukul 8 pagi kami sudah keluar dari kamar hotel, untuk sarapan dan bersiap ke tempat oleh-oleh sebelum akhirnya ke Bandara Sultan Babullah dan pulang ke Jakarta. Gerhana Matahari Total, Ternate, dan mimpi saya yang tercapai dalam sebuah cerita indah dalam hidup saya. Terima kasih saya ucapkan untuk Sriwijaya Air yang telah mengantar kami berangkat dan pulang dengan layanannya yang memuaskan. Terima kasih juga kepada BAKAMLA yang telah mengijinkan kami naik dan mengantar kami berburu GMT. Terima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan BMKG yang turut mendukung kegiatan Laskar Gerhana.Terakhir, terima kasih sebesar-besarnya kepada detikcom yang telah mewujudkan mimpi saya melihat GMT secara langsung dari tempat yang luar biasa indah, Ternate.
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks