Menggoyang Lidah di Bukittinggi
Jumat, 16 Okt 2015 10:50 WIB
Muhammad Catur Nugraha
Jakarta - Tak lengkap kalau jalan-jalan ke Bukittinggi, Sumbar kalau belum mencicipi kulinernya. Terang saja, ada ragam kuliner di sana yang siap menggoyang lidah wisatawan.Pagi itu sebelum kami memulai aktivitas jalan-jalan di Bukittinggi, kami memulainya dengan mengunjungi Pasar Lereng yaitu pasar yang letaknya berada di tengah-tengah antara Pasar Atas dan Pasar Bawah. Di sini banyak sekali lapak yang menjual nasi kapau salah satunya adalah Nasi Kapau Uni Lis. Untuk sarapan kala itu, saya memesan nasi kapau dengan lauk dendeng lado hijau sedangkan abang saya lebih memilih lauk belut balado.Jika dilihat sepintas memang tak ada bedanya dengan nasi padang biasa namun yang menjadi unik ialah cara penyajiannya, yaitu penataan lauk-lauk dan cara mengambilnya. Lauk pauk disajikan didalam panci besar yang disusun dengan konsep berbaris dan bertangga, karena panci-pancinya terlalu jauh dari tangan terutama yang berada paling bawah.Maka untuk menjangkau lauk tersebut, digunakanlah sendok gulai bertangkai panjang dari tempurung kelapa. Inilah ciri khas dari nasi kapau. Jadi kita tinggal sebut saja lauknya langsung deh si sendok panjang itu mendarat ke lauk yang dituju dan pindah ke piring kita.Ketika sesuap nasi kapau beserta lauknya masuk ke dalam mulut, alamak enaknya, sabana lamak bana begitu kata orang Padang. Selesai sarapan nasi kapau kami pun membayar, harganya memang relatif lebih mahal daripada nasi Padang biasa namun cita rasa serta pengalaman yang di dapat jauh lebih berharga daripada sekedar rupiah yang kami bayar.Puas dengan Nasi Kapau kami kembali menyusuri pasar, saat kami menaiki anak tangga kami tertarik dengan seorang ibu yang sedang membungkus sesuatu yang berwarna hitam berukuran kecil-kecil yang ditaburi tepung. Rasa penasaran kami membuat kami bertanya, ternyata itu adalah permen gula tebu, diberikan tepung supaya tidak lengket satu sama lain.Ibu ini menjual 2 kemasan yaitu ukuran besar dan kecil, untuk ukuran kecil dihargai Rp 5000 sedangan ukuran besar Rp 10000, akhirnya kami membeli satu yang berukuran besar.Di siang hari setelah jalan-jalan ke Objek Wisata Panorama rasa haus mendera kami, kami lagi-lagi kembali menyusuri pasar dan kali ini ada sesuatu yang membuat kami penasaran yaitu ampiang dadiah. ampiang dadiah merupakan salah satu kuliner khas Ranah Minang.Jadi si ampiang dadiah ini berupa ampiang yaitu beras ketan yang ditumbuk pipih yang mana pemipihan ampiang ini dilakukan saat beras ketan masih panas setelah direbus kering, lalu dadiah yaitu susu yang dikentalkan atau difermentasikan. Susu yang digunakan bukanlah susu sapi pada umumnya namun susu kerbau.Dadiah akan semakin baik apabila susu yang diambil berasal dari kerbau yang sedang menyusui. Dadiah ini biasanya ditaruh di tabung yang terbuat dari bambu. Nah jadi, ampiang dadiah terdiri dari komposisi utama ampiang dan dadiah lalu ditaburi sedikit kelapa parut serta gula merah cair lebih nikmat jika disajikan dingin. Per porsinya saat kami cicipi ini adalah Rp 17.000, lumayan bikin kenyang.Rasanya puas sekali kami menikmati kuliner yang ada di Bukit Tinggi saat itu. Jadi apabila kalian hendak ke Bukittinggi segera catat daftar makanan apa saja yang menjadi incaran, karena di Bukit Tinggi banyak sekali pilihannya seperti kami yang sudah mencoba nasi kapau, sate padang kuah kuning, teh telur minuman yang nikmat disantab di malam hari, pisang gepok yang ditaburi parutan kelapa yang telah diberi gula merah cari, pokoknya banyak deh pilihannya.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina