Mencari Ketenangan di Danau Tamblingan, Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mencari Ketenangan di Danau Tamblingan, Bali

Lee_anthony - detikTravel
Senin, 26 Okt 2015 11:50 WIB
loading...
Lee_anthony
Danau Tamblingan yang penuh ketenangan
Pemandangan menuju Danau Tamblingan
Memancing ikan dengan cara yang tradisional
Perahu dayung yang mencegah pencemaran
Sering dijadikan lokasi pre wedding
Mencari Ketenangan di Danau Tamblingan, Bali
Mencari Ketenangan di Danau Tamblingan, Bali
Mencari Ketenangan di Danau Tamblingan, Bali
Mencari Ketenangan di Danau Tamblingan, Bali
Mencari Ketenangan di Danau Tamblingan, Bali
Jakarta - Selain pantai, Bali juga punya Danau Tamblingan yang cantik. Danau ini biasanya tidak terlalu ramai. Traveler yang ingin mencari ketenangan pun bisa 'kabur' ke Danau Tamblingan.Pagi itu saya menempuh perjalanan selama 2 jam dari pusat Kota Denpasar menuju Desa Munduk, Buleleng. Tujuan saya adalah Danau Tamblingan. Satu dari tiga danau yang terbentuk dari kaldera besar, yaitu Danau Beratan yang paling terkenal dengan Pura Ulun Danu, Danau Bunyan dan terakhir Danau Tamblingan.Konon, dulu Danau Bunyan dan Tamblingan adalah 1 bagian danau sebelum terjadi longsor di abad ke 19, yang menyebabkan 2 danau ini terpisah oleh hutan seluas 1 km. Danau Tamblingan sendiri berasal dari bahasa Bali 'Tamba' yang artinya obat dan 'Elingang' yang artinya kemampuan spiritual.Dahulu, di sekitar danau ada desa yang menjaga kesucian danau dan Pura di sekelilingnya, hingga suatu saat merebak wabah di desa tersebut. Lalu 1 orang yang disucikan turun ke danau dengan kemampuan spiritual dan doanya, air danau menjadi obat untuk warga di desa tersebut. Jadilah danau tersebut di sebut sebagai Danau Tamblingan.Terletak di ketinggian 1.000 mdpl, udara di sini sangat sejuk. Gerimis yang menemani saya sejak berangkat sudah beranjak pergi meninggalkan langit mendung.Langit mendung tidak membuat keindahan Tamblingan memudar. Bahkan aura tenang, semilir angin dingin dan awan kelabu yang menggelayut membuat Tamblingan seakan mencegah saya untuk tidak buru-buru beranjak. Pemandangan perahu dayung yang membawa wisatawan berkeliling danau seluas 1,9 km di kejauhan juga membuat pikiran tenang.Di danau ini memang tidak diperbolehkan menggunakan perahu motor. Jadi Danau Tamblingan benar-benar terjaga, tidak tercemar oleh limbah bahan bakar atau oli dari perahu. Pemandangan beberapa penduduk lokal yang memancing ikan dengan cara tradisional dengan memukul-mukulkan sebilah bambu ke permukaan air juga menambah keunikan tersendiri.Selain itu, suara air danau yang ditabuh memercik kembali jatuh ke danau menciptakan alunan musik alam yang saya rasa jauh lebih indah dibanding musik manapun. Tenang sekali rasanya.Fasilitas di Danau Tamblingan cukup memadai dengan adanya toilet umum dan area lapang untuk mendirikan tenda. Menurut warga setempat tidak dipungut biaya tapi ada baiknya lapor dulu saat memasuki gerbang Danau Tamblingan. Untuk aktivtas, selain bisa menyewa perahu kayu untuk berkeliling dengan harga sekitar Rp 100 ribu, di sini juga tersedia rute trekking sepanjang 2 atau 8 km.Buat saya, Danau Tamblingan dengan keheningannya benar-benar memukau. Tak peduli dengan mendung yang menggelayut, yag malah menurut saya menambah kesan syahdu dengan hadirnya awan kelabu.Kalau beruntung dan mau luangkan waktu sedikit lebih awal, mungkin bisa mendapati sang matahari beranjak keluar dari tidurnya. Agak siang sedikit mungkin traveler harus berbagi lokasi dengan fotografer pre-wedding dan calon pengantin yang muncul di segala sisi.
Hide Ads