Memeluk Sekujur Tanah dan Pasir Rinjani
Minggu, 02 Agu 2015 16:39 WIB

Inggit_erlianto
Jakarta - Gunung Rinjani adalah salah satu impian para petualang untuk mendakinya. Gunung di Pulau Lombok, NTB ini adalah simbol dari petualangan yang luar biasa di Nusantara. Mendaki Rinjani dijamin bikin kamu makin cinta Indonesia.Pada akhir 2014, kami berempat berencana merayakan pergantian tahun di Lombok, Kanzul, Bobby, Udin, dan saya sendiri Inggit. Mereka semua temen satu kampus dengan saya di Surabaya. Gunung Rinjani berada di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan ketinggian 3.726 Mdpl dengan puncak bernama Puncak Anjani. Ada 2 jalur resmi pendakian dari Desa Sembalun dan Desa Senaru, Lombok Utara. Rinjani juga mempunyai danau yang bernama Segara Anak, di sini pendaki akan betah berlama-lama untuk memancing karena ikan sangatlah melimpah.Kami berencana berangkat dari dengan kereta dari Stasiun Wonokromo namun ketinggalan kereta. Jadi kami mencari bus dari Terminal Purabaya, Bungurasih. Di sana ternyata ada bus jurusan Mataram yang berangkat magrib. Besok malamnya, kami tiba di Terminal Mandalika Lombok dan bermalah di rumah singgah backpacker. Keesokan harinya, kami menjemput Udin di Bandara Lombok lalu mengeksplor Pantai Senggigi dan Air Terjun Gangga.Besoknya kami berangkat ke Rinjani berlima termasuk Risky, teman baru kami. Di Terminal Mandalika sudah menunggu pick up yang kami pesan semalam. Harga yang ditawarkan Rp 50.000 per orang, pintar-pintar menawar ya. Pick up ini biasa mengangkut sayuran yang dibawa dari Sembalun. Kemudian akan balik lagi ke Sembalun siang atau sore hari membawa pendaki. Perjalanan dari Mataram ke Sembalun memakan waktu kurang lebih 2-3 jam tapi pemandanganya keren banget.Pukul 15.45 Wita kami tiba di basecamp perizinan, lalu membeli tiket Rp 5.000 perhari. Kami izin mendaki selama 4 hari jadi membayar Rp 20.000 per orang. Pukul 17.00 Wita kami mulai bergerak melewati pemukiman warga, hutan yang sangat lebat khas pegunungan, savana yang luas dan hijau. Pukul 18.00 Wita sampailah di Pos 1 dan pelan tapi pasti kami melangkah sampai Pos 2. Pukul 19.30 Wita kami sampai di Pos 3. Kami membagi tugas mendirikan tenda dan memasak makan malam sebelum beristirahat. Besok paginya yang dingin sedingin-dinginya, ternyata ketiga temanku sudah pada bangun dan berfoto ria. Ada sumber mata air, tapi kalau mau BAB jangan sembarang tempat ya! Usai sarapan dan bongkar tenda, pukul 11.00 Wita kami melanjutkan perjalanan menuju Pos Plawangan Sembalun. Plawangan Sembalun adalah akses jalur turun ke Segera Anak dan pos terakhir sebelum puncak Rinjani. Terlihat jelas trek sangat menanjak dan curam. Akhirnya tiba juga kami di Plawangan Sembalun pukul 16.00 Wita. Rasanya ingin berlama-lama memanjakan mata di sini, pada luasnya kaldera dan birunya air Segara Anak. Tenda sudah berdiri, makan malam dan istirahat sampai pukul 00.00 Wita.Dering alarm berbunyi pukul 00.00 Wita, dan kami bangun untuk menuju puncak. Jika hendak summit attack dan nggak ada yang jaga tenda, mending kalian gembok saja pintu tend. Di Plawangan Sembalun banyak pencurian. Dengan sisa-sisa tenaga kaki kami bergerak seakan memaksa oksigen yang semakin menipis. Tanjakan berpasir semakin naik dengan konstan ditambah dingin yang menusuk tulang. Langit mulai meninggalkan gelapnya, akan tetapi jalan ke puncak masih sangatlah panjang.Pukul 05.30 Wita sedikit terlihat puncak Rinjani. Pukul 06.25 Wita sampailah kami di Puncak Anjani. Terimakasih Tuhan, telah kau berikan kekuatan makhluk kecil-Mu ini untuk menggapai tanah tertinggi Lombok. Rasanya ingin meneteskan air mata haru karena kami berhasil menggapai puncak. Bersyukur dan bersyukur, terkagum kagum dan sangat kagum, tanah Rinjani benar-benar memanjakan mata, melihat gugusan bukit yang indah dan Segara anak yang terlihat dengan gagahnya di depan mata.Tidak terlalu banyak orang yang berada di puncak saat ini, mungkin kurang lebih 30-an orang. Puncak Rinjani berupa bebatuan dan tidak terlalu lebar seperti Semeru. Cukup 1 jam lebih kami berada di puncak. Setelah puas berfoto, pukul 08.00 Wita kami turun ke Plawangan Sembalun dan tiba pukul 11.00 Wita. Kami langsung memasak untuk mengisi tenaga, untuk menuju Segara Anak. Berangkat pukul 14.00 Wita, kami tiba pukul 19.00 Wita gelar tenda, makan dan istirahat.Sekarang sudah hari ketujuh dan kami menikmati Segara Anak. Teman saya memancing ikan dengan sangat mudahnya, kayak di kolam pemancingan. Sarapan pagi dengan menu yang sangat-sangat spesial menurut saya, ikan mujair dan tombro yang lumayan gede dengan bumbu seadanya. Air di Segara Anak ini tidak dapat diminum karena mengandung belerang. Untuk mencari sumber air membutuhkan waktu sekitar 30 menit dari situ dan sumber air panas untuk berendam.Kami akan turun pulang lewat jalur Senaru. Di jalur Senaru kami lebih sering berpapasan dengan pendaki dari luar negeri dan saling bertegur sapa. Mereka cinta Indonesia, katanya selain keindahan alamnya, orangnya juga ramah-ramah. Sampai di Plawangan Senaru kira-kira pukul 15.00 Wita dalam kondisi hujan deras. Jalan menuju Pos 3 dari Plawangan Senaru tidak terlalu curam. Jalur dari Pos 3 menuju Pos 2 banyak pohon lebat. Pukul 23.15 Wita kami tiba di Pos 1 setelah sempat tertunda karena Kanzul ketinggalan tas selempang berisi dompet dan ponsel. Untung dibawa turun tim pendaki dari Bandung.Malam Tahun Baru pun tiba, Happy New Year! Selamat tahun baru 2015! Begitulah teriakan kami di perjalanan menuju pintu hutan. Pukul 00.45 Wita kami sudah sampai di desa terakhir dan bermalam di warung mamak, entah nama mamak itu siapa. Kami langsung makan sepuasnya. Mobil carter sudah kami pesan untuk mengantar ke Pelabuhan Bangsal menuju Gili Terawangan dengan tarif Rp 50.000 per orang. Setelah seharian bermain di Gili Terawangan kami malam harinya tiba di Bandara Internasional Lombok dengan bus Damri. Besok pesawat kami berangkat pukul 08.00 Wita ke Surabaya. Sampai jumpa di cerita saya selanjutnya, semoga menghibur dan bermanfaat. Salam lestari bumiku Indonesia.Biaya transportasi: Angkot Wiyung-Joyoboyo Rp 4.000, Angkot stasiun-terminal Rp 7.000, bus Surabaya-Mataram Rp 280.000, mobil carter Mandalika-rumah singgah Rp 15.000, sewa motor 80.000, taksi rumah singgah-Mandalika Rp 30.000, mobil pick up Mandalika-Sembalun Rp 50.000, mobil carter Senaru-Bangsal Rp 50.000, angkot Bangsal-Mataram Rp 20.000, bus Damri Mataram-bandara Rp 30.000, pesawat Citilink Lombok-Surabaya Rp 600.000. Rata-rata makan Rp 10.000.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang