Mengembara di Alam Liar Afrika, Seru Banget!
Minggu, 09 Agu 2015 09:25 WIB

Taufik
Jakarta - Liburan di Afrika seperti kurang lengkap jika tidak mencoba safari di alam liar. Salah satu tempat yang asyik untuk mencoba aktivitas safari adalah Taman Nasional Lake Manyara, Tanzania, Afrika Timur. Seperti apa ya?Safari di Lake Manyara dimulai setelah pemandu wisata Jumanne selesai melapor dan membeli tiket. 'Help protect the wildlife by not feeding animals and birds. Why?, It changes its natural behaviour. They bite, grab and carry disease'. Inilah papan pengumuman pertama yang kami baca di depan sebuah jalan sebelum petualangan dimulai.Kami akan memulai pengembaraan di alam liar dan berteman dengan satwa khas Afrika yang menjadi penghuninya. Rombongan kera, mongoose dan jerapah merupakan satwa pertama yang menyambut kami di Lake Manyara.Di samping itu, Jummane juga menjelaskan berbagai jenis flora yang ada lengkap dengan nama Latinnya. Kondisi jalan di dalam taman nasional ini lumayan cukup bagus. Sesekali kendaraan harus menuruni sungai kecil yang airnya tidak terlalu deras.βDalam musim hujan, sebagian wilayah di sini tidak dapat diakses karena terendam banjirβ, tambah sang pengemudi sekaligus pemandu wisata yang ramah dan baik ini.Namun ketika kendaraan bergerak lebih jauh ke dalam Taman Nasional, nampak berbagai jenis kera yang berkeliaran dengan bebas baik di pepohonan. Ada juga yang bermain-main dengan riangnya di rerumputan. Kebanyakan termasuk jenis kera besar yang disebut baboon, serta kera lebih lecil namun cantik dan lincah yang disebut blue monkey. Rombongan zebra berwarna eksotis hitam putih juga mulai menarik perhatian.Β Mereka berlarian bebas sambil sesekali berpose bersama dengan teman-temannya atau dengan santai menyebrangi jalan. Saat rombongan zebra menyeberang, kami dengan sabar menunggu di dalam kendaraan.Jenis satwa lain lagi yang banyak dijumpai adalah semacam kijang seperti Thomson's Gazelle, yang terkenal dengan keindahan tanduk dan garis di sisi badannya. Ada juga impala yang selalu lincah berlari kian kemari.Tentu saja banyak juga jenis satwa yang kurang dikenal seperti warthog yang mirip babi hutan, serta hyena dan serigala.Β Puluhan jenis burung yang namanya tidak saya ingat satu per satu juga ditunjukkan kepada kami.Di taman nasional ini, banyak dijumpai hewan raksasa yang seringkali terlihat berkelompok. Misalnya gajah Afrika dengan belalai dan gadingnya yang terkenal.Β Satwa besar lainnya adalah African Buffalo dan juga wildebeest yang sekilas mirip kerbau, yang sangat terkenal dengan migrasinya.Masih banyak lagi satwa-satwa yang menarik. Kami sempat juga mengunjungi sebuah kolam dimana ada kuda nil yang lebih suka berendam kalau di siang hari. Menurut Jummanne, kuda nil lebih suka mengembara ketika matahari sudah tenggelam karena tubuhnya tidak terlalu tahan terhadap cuaca panas.βLalu dimana danaunya?β, tanya saya.Kendaraan kami kemudian terus melaju menerobos jalan tanah dan dikejauhan terlihatlah hamparan air yang cukup luas. Di tepinya terdapat garis horizon berwarna seperti jingga dan pink, yang merupakan pantulan sinar matahari dan kumpulan flamingo.Sayangnya kami tidak dapat mendekat dan hanya dapat melihat flamingo dari kejauhan. Kalau ingin melihat lebih jelas dapat menggunakan teropong.Kata Manyara berasal dari Bahasa Maasai yang merupakan nama sejenis semak yang banyak tumbuh di kawasan, sering juga digunakan sebagai obat. Danau ini memiliki air yang banyak sodium karbonat dan sodium bikarbonat, sehingga tidak bisa diminum.Namun di sini banyak hidup berbagai jenis kepiting dan juga ganggang yang menjadi makanan flamingo.Β Tidak mengherankan kalau flamingo di sini hanya bertengger di kejauhan di tepi danau.Hari sudah senja ketika kami meninggalkan kawasan Lake Manyara yang juga terkenal sebagai tempat singa yang sering memanjat pohon. Sayangnya saat itu, kami tidak dapat melihat singa.Kendaraan kami pun melaju dengan mulus menuju ke Karatu. Dimana kami akan menginap sebelum melanjutkan pengembaraan di rimba Tanzania.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!