Kampoeng Sasirangan, Pusatnya Kerajinan Batik Khas Banjarmasin
Kamis, 16 Apr 2015 11:10 WIB

Jakarta - Banjarmasin terkenal dengan kerajinan kain Sasirangan. Anda yang tertarik ingin memboyongnya sebagai oleh-oleh bisa langsung mengunjungi sentra pengrajinnya di Kampoeng Sasirangan. Ada banyak pilihan!Sasirangan adalah kain khas suku Banjar di Kalimantan Selatan. Keunikan kain ini tampak pada ragam motifnya yang kaya dan beragam. Nama sasirangan sendiri berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit dikenal dengan istilah dijelujur.Kain sasirangan dulunya adalah pakaian adat yang biasa dipakai pada upacara-upacara adat. Bahkan kain ini mulanya digunakan untuk kesembuhan bagi orang yang tertimpa suatu penyakit (pamintaan). Pada zaman dulu kain sasirangan sebagai pakaian adat biasanya berupa ikat kepala (laung), sabuk untuk lelaki serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) bagi kaum wanita.Seiiring dengan perkembangan zaman, kain sasirangan kini tidak hanya menjadi pakaian adat tapi juga menjadi sandang khas Kalimantan Selatan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kain sasirangan kerap dijadikan bahan bagi busana pria maupun wanita yang dipakai sehari-hari, baik resmi atau non resmi. Selain itu, sasirangan juga tampak pada produk lain, yaitu kebaya, selendang, gorden, taplak meja, sapu tangan, sprei, dan lainnya.Kampung Sasirangan adalah tempat pembuatan batik khas Banjarmasin yaitu kain sasirangan dimana pembuatan batik ini masih menggunakan cara tradisional seperti kerajinan batik di pulau jawa.Β Kampung Sasirangan terletak di Jalan Seberang Masjid Kelurahan Kampung Melayu, sejak 2010 telah dijadikan salah satu obyek wisata souvenir kerajinan kain dan busana sasirangan. Pembentukan kampung sasirangan oleh Dinas Pariwisata Pemkot Banjarmasin ini bertujuan memudahkan pembeli sekaligus sarana pembinaan kepada usaha mikro kecil dan menengah.Kain Sasirangan ini asal mulanya digunakan atau dipercaya untuk kesembuhan bagi orang yang tertimpa suatu penyakit (pamintaan). Kain ini dipakai pada upacara adat suku daerah Banjar. Kain sasirangan ini berbentuk laung (ikat kepala), kekamban (kerudung) dan tapih bumin (kain sarung). Sebagai bahan pewarna diambil dari bahan bahan pewarna alam seperti jahe, air pohon pisang, daun pandan dll.Menurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa, di Kalimantan Selatan telah dikenal masyarakat sejenis batik sandang yang disebut Kain Calapan yang kemudian dikenal dengan nama Kain Sasirangan.Menurut cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya rakit Patih tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih terdengan suara seorang wanita, wanita itu adalah Putri Junjung Buih yang kelak menjadi Raja di Banua ini.Tetapi ia baru muncul ke permukaan kalau syarat-syarat yang dimintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana Batung yang diselesaikan dalam sehari dan kain dapat selesai sehari yang ditenun dan dicalap atau diwarnai oleh 40 orang putri dengan motif wadi/padiwaringin. Itulah kain calapan/sasirangan yang pertama kali dibuat. Anda tertarik menjadikan kain sasirangan sebagai oleh-oleh? ke Kampoeng Sasirangan saja!
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!
Wapres Gibran di Bali Bicara soal Pariwisata, Keliling Pasar Tradisional