Kisah Villa Angker di Pangalengan, Bandung

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Villa Angker di Pangalengan, Bandung

Fajr Muchtar - detikTravel
Minggu, 21 Jun 2015 15:05 WIB
loading...
Fajr Muchtar
Hiasan perkebunan teh indah di pagi hari
Inilah Villa Cukul yang mistis itu
Danau di sekeliling villa yang menambah keindahan
Villa Cukul
Nuansa adem dan sejuk akan dirasakan oleh traveler
Kisah Villa Angker di Pangalengan, Bandung
Kisah Villa Angker di Pangalengan, Bandung
Kisah Villa Angker di Pangalengan, Bandung
Kisah Villa Angker di Pangalengan, Bandung
Kisah Villa Angker di Pangalengan, Bandung
Jakarta - Kisah mistis yang menyelubungi suatu bangunan memang selalu bikin penasaran. Seperti di Perkebunan Teh Cukul, Pangalengan. terdapat villa yang disebut-sebut Villa Merah berdarah. Bagaimana kisahnya?Hari semakin sore dan awan kelabu makin menebal di atas langit Situ Cileunca. Perjalanan kami lanjutkan menuju Talegong, rumah Taufik tempat menginap malam ini. Namun Taufik merekomendasikan sebuah tempat yang namanya agak angker, Villa Merah!Entah mengapa disebut seperti itu, setelah saya searching mbah Google, nama seperti itu tak dikenal, walaupun saya mencarinya dengan susah payah. Berbagai nama dan formula mencari villa itu saya kerahkan hingga akhirnya ketemulah nama villa itu.Berkaitan penamaan Villa Merah dari penduduk, menurut Taufik, memang ada kejadian angkernya. Konon zaman dahulu, ada kasus pembunuhan yang sadis di villa yang tidak pernah terungkap. Hingga kini korban sering gentayangan dan menampakan diri di rumah itu. Nah, kaitannya dengan merah apa ya? Entahlah.Apapun ceritanya, saya mesti mampir ke tempat itu. Lagian villa itu memang terletak di pinggir jalan raya, sehingga bisa dilihat dengan mudah. Dari Situ Cileunca, saya mengarahkan motor ke Talegong. Jalan sudah sangat bagus, namun yang perlu diwaspadai adalah longsor dan sedikitnya lampu penerangan. Jika turun hujan dan kabut perjalanan ke Talegong lewat perkebunan teh cukul sangat memerlukan kewaspadaan tinggi.Kabut sudah mulai turun dan cuaca semakin dingin. Tak jauh dari Situ Cileunca kami berhenti dahulu untuk makan bakso. Semangkok cukuplah untuk mengisi dan menghangatkan perut. Perkebunan Teh yang indah tak bisa dilewatkan untuk berfoto.Kabut semakin menebal dan perjalanan kami seperti berjalan di negeri kabut. Saking tebalnya kabut dan embun, setiap kami lewat di bawah pohon, rintik air menyerbu kami persis seperti hujan deras. Motor pelan saya jalankan. Taufik sekali-kali mengingatkan kalau ada tikungan tajam. Jangankan malam, siang hari pun dengan kabut setebal itu, Anda perlu berhati-hati berkendaraan. Di tengah kabut tebal kami berhenti di sebuah gerbang rumah. Kata Taufik, kami sudah sampai di Villa Merah Cukul. Gerbang dikunci, namun pagar di pinggir rumah bisa dipanjat. Kami coba untuk mengetuk pagar dan memanggil penjaga namun tak ada satupun yang datang. Hanya terlihat remang-remang lampu di tengah kabut pekat dan hujan rintik-rintik malam itu.Karena tak ada yang bisa kami lihat, malam itu melanjutkan perjalanan ke Talegong. Sekitar 30 menit kami mengarungi kabut dan kegelapan hingga sampai di rumah Taufik di Talegong. Kebetulan ada hawu (perapian tempat memasak), saya dan fahmi segera memburunya untuk menghangatkan dan mengeringkan badan.Yang menarik, ternyata jam tidur orang di Talegong itu sangat cepat. Jam 8 malam, setelah shalat isya dan makan malam, mereka segera tidur. Kampung akan sangat sepi dengan cepat. Jam 3 subuh mereka sudah bangun. Ada yang shalat dulu atau melakukan persiapan ke kota. Sementara saya yang terbiasa tidur di atas jam 10-an agak kesulitan tidur malam itu.Setelah susah payah bangun subuh, kami segera bersiap untuk mendatangi Villa Merah Cukul itu. Penasaran ingin melihat bentuknya. Pagi-pagi sekali, sebelum mandi kami segera naik motor lagi. Ternyata dingin sekali pagi itu. Ternyata dari Talegong ke perkebunan Teh Cukul itu sangat indah. Hamparan perkebunan teh, jalan meliuk-liuk dan bentang alam yang keren bisa dilihat dengan indahnya.Jangan terlena oleh keindahan alamnya ya. Bagi pengendara tetap harus waspada mengendalikan kendarannya. Kalau tidak waspada bisa-bisa jatuh ke jurang yang tingginya bisa sampai 200 meter.45 menit kemudian sampailah kami ke Villa Merah Cukul. Villa itu memang keren. Berada di ketinggian sebuah bukit kecil, dengan sebuah danau kecil mengitarinya. Hamparan perkebunan teh di seberangnya menambah keindahan Villa di ketinggian 1600 dpl itu. Saya betul-betul mengaguminya.Villa itu sebetulnya lebih dikenal dengan Villa Cukul saja atau rumah Jerman. Bentuk rumah khas perkebunan di Jerman membuat rumah itu dikenal dengan namanya. Rumah ini telah dipugar setelah mengalami kerusakan berat akibat gempa tahun 2009 lalu. Sekarang rumah itu dimiliki oleh perusahan teh Sosro. Setelah puas menikmati Rumah Jerman ini kami pulang ke Talegong dan melupakan kisah angker Villa Merahnya.
Hide Ads