Masjid Tainan di Taiwan yang Mungil & Menyempil

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masjid Tainan di Taiwan yang Mungil & Menyempil

Ali Mutasowifin - detikTravel
Selasa, 30 Jun 2015 14:37 WIB
loading...
Ali Mutasowifin
Papan nama Masjid Tainan
Suasana saat khotbah Jumat
Imam sedang menyampaikan khotbah
Masjid berupa ruko kecil empat lantai
Masjid berada di tengah permukiman di gang sempit
Masjid Tainan di Taiwan yang Mungil & Menyempil
Masjid Tainan di Taiwan yang Mungil & Menyempil
Masjid Tainan di Taiwan yang Mungil & Menyempil
Masjid Tainan di Taiwan yang Mungil & Menyempil
Masjid Tainan di Taiwan yang Mungil & Menyempil
Jakarta - Masjid Tainan di Kota Tainan, Taiwan hanya berupa ruko 4 lantai, berada di gang sempit dan menyempil di antara bangunan. Namun masjid ini siap menyambut mereka yang ingin berwisata religi di Taiwan, mumpung bulan Ramadan.Tidak ada data terkini yang menunjukkan jumlah penganut Agama Islam di Taiwan saat ini. Data terakhir, sepuluh tahun lampau menunjukkan sebagian besar dari 24 juta rakyat Taiwan menganut Budha dan Tao, sementara hanya 0,3 % penduduk Taiwan yang memeluk Agama Islam. Saat ini pun terdata hanya ada 7 masjid di seluruh negeri.Masjid-masjid itu biasanya berada di kota-kota besar. Salah satu kota yang ada masjidnya adalah Kota Tainan, yang terletak di bagian Barat Daya Taiwan. Kota Tainan mirip dengan Yogyakarta, yaitu pernah menjadi ibukota Taiwan dan sering disebut kota budaya. Banyak perguruan tinggi juga ditemui di kota ini.Jangan membayangkan masjid ini berupa bangunan megah dengan kubah dan menara menjulang seperti umumnya masjid di Tanah Air. Masjid di Tainan, misalnya, hanyalah ruko empat lantai yang menyempil di gang sempit. Lantai pertama digunakan imam masjid, lantai dua ruang pertemuan dan tempat wudu, lantai tiga digunakan untuk shalat, dan lantai empat gudang.Sebagian besar yang datang ke masjid di Tainan adalah para pendatang dari Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Sangat sedikit orang Taiwan asli yang datang ke masjid. Tidaklah mengherankan jika shalat setiap jumat hanya diikuti tidak lebih dari 20 orang jamaah saja.Karena bahasa resmi adalah bahasa Mandarin, maka Al Quran yang disediakan di masjid pun dengan terjemahan bahasa Mandarin. Praktik yang juga lazim adalah penyampaian khotbah dalam bahasa Mandarin. Karenanya, tidaklah mengherankan jika jamaah pulang dari salat Jumat, tapi sama sekali tidak paham isi khotbahnya.
Hide Ads