Serunya Berburu Teritip di Pulau Bangka

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Serunya Berburu Teritip di Pulau Bangka

Darwance Law - detikTravel
Rabu, 11 Mar 2015 11:50 WIB
loading...
Darwance Law
Teritip biasanya menempel di bebatuan granit di Pulau Bangka
Seperti ini penampakan bagian dalam teritip
Kabarnya, dagingnya kaya akan protein
Hasil berburu teritip
Teritip yang sudah dikumpulkan dan siap disantap
Serunya Berburu Teritip di Pulau Bangka
Serunya Berburu Teritip di Pulau Bangka
Serunya Berburu Teritip di Pulau Bangka
Serunya Berburu Teritip di Pulau Bangka
Serunya Berburu Teritip di Pulau Bangka
Jakarta - Bagi Anda yang gemar menjajal kuliner tak biasa, datanglah ke Pulau Bangka untuk berburu teritip. Ini merupakan sejenis kerang yang menempel di batuan laut, yang banyak ditemukan di Pulau Bangka. Masyarakat lokal biasa mengonsumsinya dalam keadaan mentah lho!Pulau Bangka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memang terkenal sebagai daerah dengan hasil laut ciamik di Indonesia. Berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya seperti cumi, udang dan kepiting begitu mudah ditemui di sini. Selain itu, ada 1 jenis hewan laut di sana yang barangkali sulit ditemui di daerah lain. Hewan ini hidup dengan menempel di batuan granit, jenis batu kabarnya hanya ada di beberapa tempat saja. Diantaranya di Pulau Bangka dan Belitung.Hewan itu disebut teritip oleh masyarakat lokal. Teritip merupakan hewan laut yang cenderung hidup di perairan dangkal. Teritip juga menjadi salah satu hewan laut yang sebagian besar masa hidupnya dihabiskan di tempat yang sama.Biasanya teritip melekat pada hewan yang berkulit sedikit agak keras, seperti kepiting, siput bahkan paus. Teritip terkadang juga mencari perlindungan di badan-badan kapal.Di Pulau Bangka, teritip paling terkenal adalah yang menempel pada batu granit. Teritip sering menjadi buruan masyarakat lokal. Saya pun pernah berburu teritip pulang ke Pulau Bangka dulu. Bagi saya, berburu teritip bukanlah hal yang baru.Saat itu, saya mengikuti Umak (ibu dalam bahasa Bangka) pergi ke laut. Saat air laut surut, masyarakat di Pulau Bangka biasanya tumpah ruah di laut untuk menangkap beragam jenis hewan laut, terutama gonggong.Karena hari itu gonggong sulit didapat, umak menelusuri batu granit di antara pantai dan hutan mangrove. Seraya membawa sebilah golok yang tak lagi tajam, Umak mendatangi batu-batu itu satu demi satu.Sesekali Umak memukul batu-batu itu. Lalu daging hewan laut serupa kerang-kerangan pun menyembul keluar. Inilah perkenalan kali pertama saya dengan teritip.Umak langsung menyantap teritip yang baru saja ia pecahkan cangkangnya mentah-mentah. Saya bergidik melihatnya. Tapi, wajah Umak tampak biasa-biasa saja.Saya lantas bertanya kepada Umak tentang rasa teritip yang baru saja ia telan bulat-bulat. Umak pun menjawab bahwa teritip itu enak. Penasaran, saya pun berusaha menyantap teritip yang ada.Setelah saya coba, alamak, enak bukan main ternyata. Perpaduan antara rasa asin dan asam, serta aroma hewan laut yang kental. Setelahnya, saya jadi gemar melahap teritip mentah-mentah.Suatu hari, saya, ayah dan umak pun pergi ke Pantai Buntu, salah satu pantai di selatan Pulau Bangka. Menurut cerita, di pantai itu masih banyak teritip dengan ukuran mini maupun raksasa. Letak pantai yang jauh, membuat sebagian besar masyarakat enggan mendatanginya.Saat ayah menjaring ikan, saya dan umak sibuk menelusuri batu-batu hendak mencari teritip. Ini merupakan salah satu pengalaman paling seru saat pulang kampung ke Pulau Bangka.Hari itu hasil buruan kami tergolong melimpah. Cukuplah untuk Lara, adik bungsu saya yang rupanya mengikuti jejak Umak. Dia juga suka melahap teritip mentah-mentah.
Hide Ads