Kisah Liang Kubur yang Diisi 20 Jenazah di Alor
Selasa, 08 Jul 2014 17:31 WIB

Hendra Wirawan
Jakarta - Ada cerita unik dari Kolana di Alor, NTT. Mulai dari objek situs tempat perundingan raja beserta panglimanya, sampai cerita 20 jenazah yang dikubur dalam satu liang kubur. Alor tidak sekedar pantai indah saja.Perjalanan menuju Alor tidak selalu berhubungan dengan wisata air dan bahari. Perjalanan kali ini tentu belum lengkap kalau belum mampir ke Desa Kolana, Kecamatan Alor Timur, Kab Alor. Desa ini tergolong unik.Menurut cerita, dulunya desa ini merupakan daerah kerajaan dengan berbagai suku dan marga yang berbeda. Dari ujung selatan saja saya sudah menemukan Tempat Peristirahatan Dua Puluh Jenasah Suku KailesaβTarabev, yang dibuat pada tanggal 15 Januari 1928. Bayangkan saja bagaimana 20 jenasah dikubur menjadi satu?Ke utara lagi, saya sudah sampai di rumah warga yang dibuat dengan sangat tradisional asli Alor Timur. Tibalah saya di objek situs 'Mezbah Inukuapa', tempat perkumpulan atau rapat di bawah pohon beringin.Tapi sayang, keadaan objek situs ini masih kurang sempurna. Ketika saya berkunjung ke sana, pohon tidak utuh seperti sedia kala. 'Mezbah Inukuapa' biasa digunakan untuk raja membicarakan hal-hal penting.Tampak sekali di tempat ini, tempat duduk raja yang dibuat dari batu-batu besar yang menyerupai kursi, layaknya seperti yang kita pakai sekarang. Di tepi dari 'Mezbah Inukuapa' ini juga terdapat tempat duduk, yang katanya merupakan tempat duduk Panglima zaman dahulu kala. Unik ya? Belum unik kalau belum melihatnya langsung.Beberapa meter lagi saya sudah sampai di tempat kuburan tua di Kolana Utara. Tidak ada yang tampak luar biasa di sini. Luar biasanya mungkin karena ini salah satu tempat peristirahatan terakhir yang dibuat massal. Biasanya warga yang meninggal hanya dikubur di halaman rumahnya masing-masing, tapi ini tidak.Berjarak sekian meter, saya sudah sampai di kuburan Raja Kolana. Raja Kolana memiliki Marga 'Makunimau'. Ada cerita tragis yang saya dengar dari salah satu warga di Kolana.Dahulu kala, Raja Kolana sudah mengetahui kapan dia akan wafat. Maka sebelum kematiannya, raja menunjuk salah seorang warga untuk dipenggal lehernya, dan kepalanya dikubur terlebih dahulu. Tujuannya untuk menopang kepala Raja yang akan dimakamkan ini.Sangat tragis memang. Maka dari itu orang sangat takut. Itulah mengapa rakyat Kolana berlomba-lomba untuk mencari ilmu menghilangkan diri ataupun mengubah wujud agar tidak ketahuan oleh raja yang akan meninggal ini.Sangat jelas bahwa kekuasaan seorang raja pada zaman itu sangatlah agung. Seiring berjalannya waktu, kerajaan ini berubah. Hal yang diyakini kuno dan tidak sesuai dengan kehidupan saat ini perlahan-lahan sirna.Β Masyarakat Alor Timur, khususnya Kolana, sudah mulai mengenal Tuhan dan bersembahyang menyanyikan nama besar Tuhan.
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour