Pare-pare, Kota Tepi Laut Sulawesi yang Cantik

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Serunya Kampung Halamanmu

Pare-pare, Kota Tepi Laut Sulawesi yang Cantik

Widya Lestari - detikTravel
Selasa, 12 Agu 2014 10:24 WIB
loading...
Widya Lestari
Pemandangan di jalan kota
Kapal laut yang siap berlabuh
Kapal-kapal di sekitar pulau
Pare-pare, Kota Tepi Laut Sulawesi yang Cantik
Pare-pare, Kota Tepi Laut Sulawesi yang Cantik
Pare-pare, Kota Tepi Laut Sulawesi yang Cantik
Jakarta - Kota Pare-pare ternyata juga menyimpan keindahan alam yang luar biasa cantiknya. Kampung halaman Presiden BJ Habibie ini memiliki pemandangan yang sungguh menawan.Pare-pare. Hampir semua teman di Bandung tempat saya berkuliah tidak tahu apapun tentang Pare-pare. Ketidaktahuan itu tergambar jelas di kernyitan dahi mereka, saat saya mengatakan saya lahir dan besar di kota kecil tersebut. Saya yakin sebagian besar kalian yang membaca artikel ini juga belum tahu dimana kota Pare-pare itu berada.Pare-pare berjarak sekitar 150 km dari Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Butuh waktu sekitar 5 jam dari Jakarta untuk menikmati damainya kampung halaman saya ini. 2 jam dengan pesawat terbang ke Makassar, dan 3 jam menggunakan mobil ke Pare-pare. Karena saya tinggal di Bandung, maka total jarak tempuhnya bertambah hingga sekitar 9 jam.Waktu tempuh yang sangat lama tersebut tidak bisa menjadi penghalang untuk merasakan aroma laut yang sangat khas di kota kelahiran Presiden BJ Habibie ini. Pare-pare memang terletak di tepi laut sekaligus berada di perbukitan. Yang paling saya rindukan adalah pemandangan menakjubkan seluruh kota dari perbukitan yang benar-benar menampilkan kota di tepi laut.Meskipun di Pare-pare tidak ada mal, ataupun bioskop layaknya di kota besar, saya betah. Kota ini damai, dan keindahan lautnya tidak bisa saya jumpai di kota lain. Sepanjang kota, hanya laut yang terbentang. Bahkan jika kita ke pasar saja, kita dapat melihat laut luas dan pulau-pulau kecil yang saling menyambung.Sesampainya di Pare-pare, rasanya tidak sah jika belum mengunjungi pasar malamnya yang terkenal hingga ke kota lain, yaitu Pasar Senggol. Nama yang cukup lucu ini sepertinya diambil dari suasana pasar malam yang sangat ramai, sehingga orang-orang bisa saling bersenggolan saat berjalan.Di Pasar Senggol ini terdapat berbagai macam jenis barang yang dijual, mulai dari sepatu, pakaian, aksesoris, dan kebutuhan lainnya dengan harga yang lebih murah. Untuk mendapatkan barang yang murah dengan lebih banyak pilihan, pergilah saat Sabtu malam atau malam minggu. Tapi siap-siap bersenggolan juga dengan pengunjung lain.Jika merasa lapar atau haus setelah berjalan di Pasar Senggol, tak ada salahnya menikmati makanan dan minuman yang disuguhkan oleh gerobak-gerobak yang saling berjejeran di sepanjang Pasar Senggol ini. Sambil menikmati hidangan, kita bisa menikmati suguhan pemandangan pantai dan pulau-pulau di depan. Indahnya sunset di Pasar Senggol ini tak kalah hebat dibandingkan pantai-pantai terkenal lainnya.Beberapa tahun belakangan ini, warung kopi atau biasa disingkat warkop banyak terlihat di Pare-pare. Mulai dari yang di tengah kota hingga di tepi pantai. Menyenangkan bukan menikmati secangkir kopi dengan tambahan aroma pantai dan birunya laut.Katanya sih, belum gaul kalau belum pernah mengunjungi salah satu warkop di sini. Untuk kalian yang ingin tetap tersambung internet, hampir semua warkop menyediakan wifi secara gratis. Semakin komplit bukan?Untuk yang ingin merasakan berenang ria di pantai, kita bisa mengunjungi Pantai Lumpue. Pantai ini termasuk destinasi yang harus saya kunjungi saat pulang ke kampung halaman. Di kala liburan, Pantai Lumpue sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan dalam kota maupun luar kota. Jangan lupa bawa makanan ala piknik untuk disantap setelah berenang.Berbicara mengenai makanan, Pare-pare juga memiliki makanan dan minuman yang khas. Roti mantau adalah salah satunya. Roti yang berstruktur lembut ini menjadi favorit orang-orang untuk dijadikan sebagai oleh-oleh. Cara penyajiannya bisa dikukus atau digoreng dan disajikan dengan saos tomat ataupun sambal.Untuk minuman, Pare-pare memiliki minuman khas yang bernama Sarabba. Minuman berbahan jahe, gula merah, dan santan ini cocok disuguhkan dengan gorengan seperti pisang dan ubi goreng. Agar tetap hangat saat menikmati dinginnya angin pantai saat malam, sarabba menjadi pilihan bagi kebanyakan orang. Sarabba juga sering disuguhkan saat acara-acara keluarga.Di kota kecil ini, suku Bugis adalah suku yang mendominasi di antara suku-suku lainnya, seperti suku Jawa. Yang sangat khas dari Pare-pare ini adalah cara berinteraksi yang menggunakan Bahasa Bugis yang dicampur dengan intonasi bahasa lokal. Kita bisa dengan mudah membedakan aksen Bugis Pare-pare ini dengan daerah lainnya.Semakin sering meninggalkan dan jauh dari Pare-pare, saya semakin menghargai waktu yang saya habiskan di kota ini kala liburan. Orang-orangnya, makanan khasnya, dan aroma lautnya. Jika kalian sempat berlibur ke Sulawesi Selatan, tak ada salahnya mengunjungi kota kecil nan damai ini.
Hide Ads