Fakta Menarik dari Batik Trusmi Cirebon & Batik Pekalongan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Fakta Menarik dari Batik Trusmi Cirebon & Batik Pekalongan

Yun Damayanti - detikTravel
Selasa, 23 Sep 2014 10:50 WIB
loading...
Yun Damayanti
Salah satu one stop shopping di Trusmi, Cirebon
Gapura menuju kompleks Makam Buyut Trusmi
Masjid Panjunan, dikenal juga dengan Masjid Merah di Cirebon
Beginilah suasana Kampung Batik Kauman Pekalongan
Kopi tahlil dan ketan kincau Pekalongan
Fakta Menarik dari Batik Trusmi Cirebon & Batik Pekalongan
Fakta Menarik dari Batik Trusmi Cirebon & Batik Pekalongan
Fakta Menarik dari Batik Trusmi Cirebon & Batik Pekalongan
Fakta Menarik dari Batik Trusmi Cirebon & Batik Pekalongan
Fakta Menarik dari Batik Trusmi Cirebon & Batik Pekalongan
Jakarta - Kota Cirebon terkenal dengan produk batiknya yaitu batik Trusmi yang menjadi oleh-oleh favorit para traveler. Namun, tahukah para traveler kisah di balik nama batik Trusmi yang melegenda itu?Trusmi aslinya adalah nama makam penyebar Islam. Letak makam Mbah Trusmi tidak terlalu jauh dari akses utama menuju kawasan batik Trusmi di Cirebon. Gerbangnya berupa gapura dan tembok yang mengelilingi kompleks makamnya, disusun dari batu bata merah.Di atas gapura tertulis "Masjid Kramat Buyut Trusmi" tapi suasana di dalam kompleks pemakaman jauh dari kesan menyeramkan kok. Pengunjung bisa masuk ke dalam kompleks dan melihat makamnya dari kejauhan.Mbah Trusmi adalah penyebar ajaran Islam di Cirebon bersama dengan Sunan Gunung Jati. Di sela-sela menyebarkan ajaran agama tersebut, Mbah Trusmi membatik dan menjadikannya salah satu alat berdakwah. Kebiasaan ini rupanya diikuti oleh murid-muridnya. Hingga akhirnya semua murid beserta keluarganya yang bermukim di kampung tersebut membatik.Nama Trusmi diambil dari kebiasaan jahil cucu Mbah Trusmi yang suka memotong tunas-tunas baru muncul, tapi tunas-tunas itu malah semakin tumbuh subur setelah dipotong. Trusmi sendiri singkatan dari Terus Bersemi. Kampung Trusmi diperkirakan sudah berdiri sejak sekitar abad XIV atau bersamaan dengan masa kesunanan Gunung Jati, salah satu dari 9 wali penyebar ajaran Islam di Pulau Jawa.Bagi traveler perempuan, di Trusmi sekarang sudah ada beberapa tempat yang membangun area one stop shopping. Maksudnya, selain belanja dan melihat proses pembuatan batik, sekaligus bisa berwisata kuliner, membuat acara gathering dan sebagainya. Menjelang memasuki kawasan Trusmi, rumah makan yang menawarkan empal gentong sudah berderet. Jika sudah selesai belanja di sini, sempatkan juga melongok perajin kulit di seberang kawasan Trusmi, di Cibaduyut-nya Cirebon.Masih di Cirebon, tidak jauh dari kompleks Keraton Kasepuhan, ada suatu kawasan di mana banyak etnis dari Timur Tengah bermukim sejak dahulu. Di sana ada sebuah mesjid, Mesjid Merah Panjunan, yang didirikan pada tahun 1480. Dari luar bangunanya tidak tampak seperti masjid. Oh, kalau melancong ke Kota Udang, jangan lupa siapkan uang receh karena kotak-kotak sumbangan biasanya sudah disiapkan di depan-depan situs.Wisata batik juga bisa dilakukan di Pekalongan. Tempat belanja batik bukan hanya di Setono saja. Ada dua kampung batik, Kauman dan Pesindon, yang tidak boleh dilewatkan untuk dikunjungi. Lokasinya tidak jauh dari Stasiun Pekalongan. Suasananya mirip di Laweyan, tapi belum terlalu ramai. Atau, yang mau membeli banyak dan berniat untuk dijual kembali bisa belanja di International Batik Center, sekitar 30 menit dari stasiun kota.Tidak jarang pula pengusaha batik di sini membuat produk limited edition seperti di Griya Batik Mas di Kampung Batik Kauman. Wah, di Pekalongan motif-motif baru selalu muncul setiap bulan. Paling tidak ada 2 sampai 3 motif. Motif-motif batik modern terkesan abstrak tampak bertabrakan dengan motif-motif pakem batik Pekalongan dalam sehelai kain berukuran 200 x 115 cm. Tabrak motif menggunakan teknik cap dan tulis.Warna-warna cerah khas batik Pantura tetap melekat. Gradasi beberapa warna cerah malah terkesan unik. Nah, bila traveler menemukan kain-kain batik atau yang sudah menjadi produk fesyen dengan motif-motif semacam itu di Jabodetabek atau daerah lain bisa dikatakan sebagian besar dipasok dari Pekalongan.Jangan lewatkan juga di sore hari mulai pukul 17.00, banyak penjual kopi tahlil di pinggir jalan di Kota Pekalongan. Minuman kopi yang biasa disuguhkan oleh warga keturunan Arab saat tahlilan sekarang juga bisa dinikmati oleh siapa saja di mana saja di kota ini. Warna kopi dan rasanya mengingatkan saya pada kopi susu di Banda Aceh.Bedanya, rasa aneka rempah yang menghangatkan tubuh lebih terasa dominan daripada rasa kopinya. Seperti wedang kopi. Yang menjadi teman minum kopi adalah ketan kincau, yakni ketan dari beras yang dituangi gula aren cair.Menurut saya, untuk mengunjungi kota-kota tersebut paling enak naik kereta. Dari Jakarta hanya 3-3,5 jam ke Cirebon, dan sekitar 4-5 jam sudah sampai di Pekalongan. Pilihan keretanya ada kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif. Jadwal kereta memungkinkan untuk perjalanan one day trip, alias tidak menginap.Dengan adanya pekerjaan perbaikan jalan di Pantura menjelang mudik lebaran, kereta api memang bisa diandalkan. Bagi penggemar batik dan wisata belanja, tidak perlu risau akan kelebihan berat bagasi.Sst, selain memasok batik dan produk jadinya ke seluruh Nusantara, Pekalongan juga katanya memproduksi batik yang dijual di Singapura dan Thailand. Sedangkan Wong Solo, membuatkan batik Malaysia. Unik bukan para traveler?
Hide Ads