Liburan 3 Hari di Sumatera Barat, Bisa Banget!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Liburan 3 Hari di Sumatera Barat, Bisa Banget!

Riana Arifin - detikTravel
Minggu, 28 Sep 2014 16:08 WIB
loading...
Riana Arifin
Ketan Durian, Gantiang.
Danau Kembar, Danau Di Atas, Danau Di Bawah, Solok.
Senja di Danau Kembar, Solok.
Taruko Cafe & Resto, Bukittinggi.
View dari Flying Fox Panorama, Bukittinggi.
Liburan 3 Hari di Sumatera Barat, Bisa Banget!
Liburan 3 Hari di Sumatera Barat, Bisa Banget!
Liburan 3 Hari di Sumatera Barat, Bisa Banget!
Liburan 3 Hari di Sumatera Barat, Bisa Banget!
Liburan 3 Hari di Sumatera Barat, Bisa Banget!
Jakarta - Sumatera Barat seperti tak ada habisnya untuk dibahas. Cukup dengan waktu tiga hari saja, Anda sudah bisa mengunjungi beberapa tempat menarik di Sumatera Barat. Kemana saja? Mari kita simak.Selain dikenal sebagai kota dengan berbagai macam kuliner ternyata Sumatera Barat juga mempunyai keindahan alam yang luar biasa. Bulan Juli lalu, saya dan keluarga merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halaman, Sumatera Barat. Selama saya bolak balik Jakarta-Padang, jarang sekali mengeksplor apa saja yang ada di Sumatera Barat, selain wisata kulinernya. Karena bertepatan dengan libur Lebaran, biasanya tempat wisata ramai pengunjung, serta jalanan cenderung lebih padat daripada hari biasa.Tapi, libur Lebaran kali ini saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk mengeksplor kampung halaman sendiri. Saya berangkat dari Jakarta menuju Padang bertepatan dengan malam takbiran. Begitu sampai di Bandara International Minangkabau, saya disambut dengan sekelompok anggota musisi yang memainkan musik khas Sumatera Barat atau biasa disebut rabab.Lagu yang dimainkan bertujuan untuk menyambut para perantau kembali ke kampuang nan jauah di mato. Dengan irama musik yang khas Sumatera Barat, saya tidak sabar untuk segera berkumpul bersama keluarga besar. Hari yang ditunggu pun tiba, hari Lebaran pertama saya berkumpul dengan keluarga besar di Komplek Polamas. Setelah seharian bertukar cerita, canda tawa, foto-foto, dan istirahat, malam harinya saya dan sepupu-sepupu yang berjumlah 25 orang ingin malapeh salero (melepas selera) untuk makan durian ketan.Durian ketan ini bisa ditemui di daerah Gantiang, Sisingamangaraja. Di sana banyak sekali penjual yang menjajakan durian dengan ketan dan kisaran harga Rp 15.000-20.000, Rp 30.000-60.000 dengan kualitasnya masing-masing. Bahkan harga durian yang Rp 15.000 saja rasanya sudah manis sekali, bagaimana dengan harga yang Rp 60.000?Setelah makan ketan durian, kami melipir ke daerah Pondok atau Pecinan untuk membeli Kopmil Om Ping. Kopmil adalah singkatan dari kopi milo, racikan kopi dengan susu yang dicampur dengan es batu ini sangat enak dan bikin ketagihan. Kopmil Om Ping merupakan pelopor Kopmil yang pertama di Padang dan sekarang Kopmil Om Ping sudah mempunyai beberapa cabang di Padang, Payakumbuh, Bukittinggi dan Pekanbaru. You should try it guys!Di hari Lebaran kedua, awalnya kami ingin pergi Pulau Sikuai, namun karena faktor keamanan akhirnya kami memutuskan pergi ke Danau Kembar (Danau Di Atas & Danau Di Bawah), Solok. Saya sempat was-was jika kami akan terjebak macet, karena biasanya di hari Lebaran kedua banyak yang pergi berwisata bersama keluarga.Namun, ternyata dugaan saya salah, perjalanan yang kami lalui sangat lancar, hanya dengan waktu tempuh 2 jam saja. Selama di perjalanan kami sempat beristirahat sebentar dengan pemandangan Danau Kembar dari jauh. Dari jauh saja pemandangannya sudah luar biasa cantik, apalagi kalau dari jarak dekat? I called it, Heaven On Earth!Di hari berikutnya, kami sekeluarga besar pergi ke Bukittinggi. Kami sengaja berangkat setelah shalat Subuh agar terhindar dari macet. Ternyata lebih enak berangkat dari Subuh, karena bisa menikmati udara pagi sepanjang perjalanan. Sejuk dan dingin. Benar saja, berangkat lebih pagi bisa bebas dari macet. Bahkan kami bisa istirahat sembari makan lontong dan nasi goreng di Padang Panjang.Begitu sampai di Bukitinggi kami disambut spanduk besar bertuliskan "Selamat Hari Raya Idul Fitri, Keluarga Besar (Alm) Zainul Arifin & (Almh) Marseli)" di depan hotel tempat kami menginap. Melihat tulisan itu saya jadi terharu sekaligus sedih, karena belum pernah merasakan merayakan hari Lebaran bersama Apau (Kakek) & Nenek. Tapi di sisi lain saya senang, karena bisa berkumpul bersama tante, om, dan sepupu-sepupu.Setelah istirahat sebentar, yang lain melanjutkan perburuannya ke Pasar Ateh. Di sana banyak yang menjual mukena yang sudah terkenal bagus kualitas bahan dan bordirnya. Selain itu, ada juga yang menjual oleh-oleh khas Bukittinggi dan yang uniknya lagi, di sana ada yang menjual pernak-pernik unik dari negeri Kicir Angin, Belanda. Malam harinya kami menikmati suasana Kota Bukittinggi dengan secangkir sekoteng hangat karena malam itu Bukittinggi lumayan dingin dengan semilir angin.Hari kedua di Bukittinggi, kami memutuskan untuk berwisata kuliner. Salah satu sepupu saya merekomendasikan tempat makan dengan pemandangan yang sangat indah, yaitu Taruko Cafe & Resto, tempat makan yang mempunyai view langsung ke Ngarai Sianok. Taruko Cafe & Resto ini dibuat oleh orang Minang yang menikah dengan orang Belanda.Konsep yang di usung seperti riverview. Sangat rileks jika kita bisa bersantai dengan orang yang disayang. Harga makanan dan minuman yang terjangkau, membuat para wisatawan tertarik untuk mencicipi berbagai menu, baik dari Indonesia, Italia, Meksiko maupun Chinese. Waktu itu saya mencoba menu Pancake Strawberry Jam dengan Ice Coffee, sangat recommended!Hari ketiga, kami check out dan melanjutkan perjalanan pulang menuju Padang. Kami pulang lewat Batu Sangkar, Solok, lalu baru ke Padang. Selama di perjalanan, Saya banyak melihat sawah, rumah bagonjong (rumah gadang), dan hal-hal yang tidak saya temui di Jakarta. Tadinya kami ingin ke Istana Pagaruyung, ingin melihat bangunan Istana setelah direnovasi akibat kebakaran beberapa tahun yang lalu.Namun, karena terlalu banyaknya pengunjung, akhirnya kami memutuskan untuk mencari lokasi lain. Akhirnya kami mengunjungi sebuah tempat bernama Panorama. Di sana kami melakukan outbond dan flying fox dengan view kota Batu Sangkar. Ternyata wahana flying fox tersebut baru saja launching beberapa hari sebelum Lebaran dan merupakan flying fox terpanjang se-Sumatera Barat.Saya takut sekali ketinggian, namun karena melihat sepupu-sepupu saya yang berani akhirnya saya melawan rasa takut saya. Dan ternyata saya ketagihan! Seru sekali! Destinasi berikutnya adalah Danau Maninjau, sayang kami tidak sempat berhenti untuk duduk-duduk di pinggir danau. Tapi sepanjang perjalanan di Danau Maninjau, saya sangat menikmati semilir angin sepoi-sepoi.Tidak terasa, akhirnya kami pun tiba di Padang. Keesokan harinya saya harus siap-siap berkemas untuk kembali ke Jakarta. Liburan yang sangat singkat tapi menyenangkan!
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads