Backpacker ke Vietnam, Seru & Tidak Mahal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Backpacker ke Vietnam, Seru & Tidak Mahal

Rakhmad Fadli - detikTravel
Sabtu, 31 Mei 2014 11:00 WIB
loading...
Rakhmad Fadli
Udara Dingin di Perbatasan Laos - Vietnam. [Namphao, Laos]
Bersama Sahabat Vietnam, Hoam Minh Doam
Pemandangan di Perjalanan menuju Vietnam.
The Dormitory. [Hanoi, Vietnam]
Kashmir Pillau dan Teh Vietnam yang Sangat Pahit.
Backpacker ke Vietnam, Seru & Tidak Mahal
Backpacker ke Vietnam, Seru & Tidak Mahal
Backpacker ke Vietnam, Seru & Tidak Mahal
Backpacker ke Vietnam, Seru & Tidak Mahal
Backpacker ke Vietnam, Seru & Tidak Mahal
Jakarta - Traveling mengunjungi negara tetangga seperti Vietnam terbukti seru, apalagi dengan gaya backpacker. Selain dapat berteman dengan orang Vietnam, biaya hidup di Vietnam juga tidak mahal seperti layaknya Indonesia.Hari mulai terang. Saya dan beberapa penumpang lainnya turun sebentar membersihkan diri di sebuah toilet umum yang tidak jauh dari tempat pemberhentian bus.Udara sangat dingin sekali. Sepanjang mata memandang saya hanya melihat perbukitan berkabut di sekitar Imigrasi Laos. Kantor Imigrasi Laos pun mulai buka.Petugas bus memasuki Imigrasi Laos dan mengurus pengecekan passport para penumpangnya. Kecuali saya, karena selain warga negara Laos atau Vietnam penumpang diharuskan untuk datang sendiri ke imigrasi.Setelah selesai melakukan pengecekan passport, semua penumpang kembali masuk ke dalam bus untuk melanjutkan perjalanan menuju imigrasi Vietnam. Jarak dari imigrasi Laos ke imigrasi Vietnam sangat dekat sekali. Tidak sampai 5 menit, bus sudah sampai di Imigrasi Vietnam tepatnya di Kota Cau Treo.Semua penumpang turun kembali untuk melakukan pengecekan passpor di sini. Suasana di sini tampak berkabut. Jarak pandang hanya sekitar 100 meter.Setelah selesai melakukan pengecekan passpor, semua penumpang masuk ke dalam bus dan melanjutkan perjalanan ke Hanoi. Hujan turun tidak begitu deras menemani perjalanan pagi ini. Bus berhenti di tempat peristirahatan untuk makan siang. Semua penumpang diharuskan turun walau tidak ikut makan siang.Hal ini dilakukan oleh petugas bus untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kehilangan barang. Di tempat peristirahatan ini saya tidak ikut makan karena tidak terjamin kehalalannya. Saya hanya makan dari bekal yang saya bawa selama perjalanan.Selama perjalanan menuju Hanoi saya melihat deretan perbukitan, hutan, sungai, hamparan sawah, dan juga kehidupan warga di sekitar pinggiran Vietnam yang masih banyak menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.Akhirnya sekitar pukul 7 malam bus tiba di terminal bus Vietnam. Artinya perjalanan dari Vientiane Laos, ke Hanoi Vietnam ini memakan waktu lebih kurang 24 jam.Saya langsung menuju Old Quarter, sebuah kawasan tempat para backpacker menginap dengan menggunakan taksi bersama sahabat Vietnam saya, Doan Minh Hoam, yang juga memiliki arah yang sama menuju rumahnya di Hanoi.Pada saat taksi memasuki kawasan Old Quarter, tiba-tiba saya melihat ada sebuah tulisan Backpackers Hostel. Saya turun sebentar dari taksi untuk menanyakan tarif hostel dan apakah masih tersedia kamar yang kosong. Ternyata tarif hostel tersebut per malam hanya $5 atau Rp 58 ribu, dan masih tersisa beberapa tempat yang kosong.Saya pun kembali ke taksi untuk menginformasikan kepada Sahabat Vietnam saya, Hoam, bahwa saya sudah mendapatkan penginapan dan berhenti sampai di sini, saja sambil memberikan lembaran mata uang Vietnam. Tetapi Hoam menolak pemberian uang dari Saya. Banyak sekali orang baik yang Saya temui selama perjalanan ini. Saya kembali ke hostel.Tempat yang akan saya tempati ini adalah berupa dormitory, yaitu sebuah kamar yang bisa di tempati lebih dari satu orang. Setelah resepsionis memberitahu nomor kamar dan memberikan kunci loker, kemudian Saya menuju kamar 03 yang terdapat di lantai 3.Dormitory yang saya tempati ini memiliki 4 buah tempat tidur bertingkat dua yang bisa ditempati sebanyak 8 orang. Di dormitory ini sudah ditempati oleh 3 orang backpacker asal Kanada dan 1 orang asal California.Walaupun kamar yang saya tempati berupa dormitory, tetapi fasilitasnya tidak kalah dengan hotel. Di dalam kamar mandi tersedia pilihan air panas maupun dingin.Selain itu disediakan juga sarapan pagi gratis dan fasilitas internet gratis yang bisa digunakan 24 jam. Cukup murah dengan tarif per malamnya yang hanya 5 dolar.Setelah mendapatkan penginapan, kemudian saya pun pergi keluar mencari makan. Sebelum keluar saya bertanya terlebih dahulu kepada resepsionis mengenai tempat makan halal yang terdapat di sekitar sini.Resepsionis tersebut tidak mengetahui tempat makan halal dan hanya bisa memberikan selembar peta Old Quarter yang cukup besar yang bisa saya gunakan untuk memandu perjalanan Saya. Kemudian saya memanfaatkan fasilitas internet untuk mencari tempat makan halal disekitar sini.Setelah saya lakukan pencarian dari Google dan ketemu tempat makan halal di sekitar Old Quarter, lalu Saya memberikan alamat tersebut kepada resepsionis untuk ditunjukkan di mana letak keberadaannya.Ia menunjukkan alamat yang Saya cari tersebut dengan menggunakan peta yang diberikannya tadi lalu ditandainya dengan spidol berwarna.Setelah mengetahui letak keberadaan rumah makan halal tersebut, saya pun pergi mencarinya dengan berjalan kaki. Kebetulan saat itu adalah malam minggu. Old Quarter merupakan sebuah kawasan yang menjadi tempat favorit berkumpulnya muda-mudi Vietnam.Hampir semua jalan di Old Quarter yang tidak terlalu lebar ini disesaki oleh ratusan pengendara motor dan pejalan kaki. Suara klakson motor dan mobil tak henti-hentinya saling bersahutan.Tidak lama kemudian tempat makan halal yang saya cari pun ketemu. Tempat makan halal yang bernama Tandoor ini berbentuk restoran mini 2 lantai yang terletak pada sebuah ruko yang dimiliki oleh warga keturunan India.Saya memesan nasi Briyani dan Vietnamesse Tea karena penasaran seperti apa rasanya teh Vietnam tersebut. Tetapi setelah saya cicipi ternyata rasanya sangat pahit seperti obat. Karena tidak tahan dengan rasanya yang sangat pahit, kemudian saya meminta gula kepada pelayan restoran.Selesai makan malam Saya kembali ke Hostel. Selama perjalanan pulang ini saya meraba-raba jalan dengan ingatan agar tidak tersesat. Pada saat perjalanan pergi tadi sebenarnya saya sudah menandai beberapa tempat agar pada saat perjalanan pulang nanti tidak tersesat. Namun Old Quarter yang memiliki banyak sekali simpang empat ini tetap membuat saya tersesat.Untungnya ketersesatan saya tidak terlalu jauh. Setelah melihat peta dan nama-nama jalan yang tertera di setiap toko, akhirnya saya bisa kembali ke Hostel.Tiba di Hostel saya bertemu dengan resepsionisnya untuk memesan tiket one day tour ke Halong Bay esok hari. Saya memilih paket seharga $ 20 tanpa fasilitas bermain Kayaking. Ada juga paket menginap di Kapal Wisata Halong Bay yang permalamnya seharga $ 60.Ternyata teman sekamar saya, Brandon, yang berasal dari California juga akan mengunjungi Halong Bay esok hari dengan mengikuti agen tour yang sama. Malam semakin larut. Saatnya mengistirahatkan tubuh ini. Tak sabar rasanya menanti esok.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads