Menjelajah Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Sumatera

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Menjelajah Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Sumatera

Rui Andriano - detikTravel
Minggu, 01 Des 2013 12:20 WIB
loading...
Rui Andriano
Bersiap Menyapa Bawah Laut Sabang
Sambutan Alam Sabang
Pemandangan Bawah Laut Pulau Rubiah Yang Cantik
Berjalan Diatas Pasir Putih Pantai Kasih, Sabang
Pemandangan Pulau Rubiah dari Pantai Iboih
Menjelajah Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Sumatera
Menjelajah Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Sumatera
Menjelajah Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Sumatera
Menjelajah Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Sumatera
Menjelajah Pulau Weh, Surga Kecil di Ujung Sumatera
Jakarta - Provinsi Aceh terkenal dengan keindahan alamnya. Pulau Weh misalnya, bagai surga yang terletak di ujung utara Sumatera. Pulau ini punya banyak suguhan alam bagi wisatawan.Ketika kita bercerita tentang keindahan alam Indonesia, maka tidak akan pernah ada habisnya. Sabang misalnya, kota kecil yang damai nan indah terletak di pulau paling ujung Sumatera, yakni Pulau Weh di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Keindahan alam Pulau Weh, memberikan nafas segar bagi siapa saja yang ingin melepas penat. Mulai dari langit bersih, laut biru dan aneka ikan cantik, membuat Anda seakan berada di surga kecil ujung Pulau Sumatera.Berwisata dengan berpetualang dari satu tempat ke tempat lain saat di Pulau Weh tak akan terlupakan, mulai dari menikmati indahnya alam bahari, snorkeling, hingga kuliner. Sehingga ini membua tPulau Weh menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat tepat bagi siapa saja.Liburan sambil menikmati keindahan alam di Kota Sabang menjadi pengalaman terbaru saya, yang mungkin tak akan terlupakan.Perjalanannya menantang, seru dan menyenangkan dari Kota Medan menuju pulau tujuan yang ditempuh selama 1 jam perjalanan udara, 1 jam perjalanan dari bandara menuju Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh dan 1,5 jam perjalanan laut yang melawan ombak yang cukup besar waktu itu.Untuk mencapai Pulau Weh atau tepatnya Kota Sabang dapat dicapai dengan 2 jenis angkutan laut yaitu kapal cepat dan kapal ferry. Karena ingin cepat sampai di pulau tujuan, maka kami menggunakan kapal cepat.Rasa mual, mabuk laut, pusing dan sebagainya terasa hilang seketika setelah sampai dermaga Pelabuhan Balohan, Sabang. "Masya Allah, Maha Suci Allah" adalah kalimat pertama yang saya ucapkan untuk menggambarkan rasa syukur atas ciptaan Tuhan yang begitu indah ini.Hal itu terlihat jelas saat melihat jernih birunya air laut sehingga terlihat beberapa jenis ikan yang cantik, serta karang-karang yang terlihat jelas dari permukaan. Mungkin beberapa mengatakan berlebihan mungkin juga tidak, tapi yang pasti memang seperti itulah yang saya lihat.Sesampainya di pelabuhan, saya dan teman-teman bergegas mencari angkutan untuk mengantarkan kami ke Pantai Iboih. Menurut informasi yang saya dapat, Pantai Iboih merupakan tempat yang paling pas untuk menikmati keindahan bawah laut.Dalam perjalanan menuju Pantai Iboih, sang supir mengantar kami untuk singgah ke sebuah tugu sebelum menuju ke tempat tujuan. Tugu yang saya maksud adalah Tugu Kembar, sebuah tugu yang dimana kembaran tugu ini berada di Merauke. Ini sebagai penanda kota awal dan kota akhir di Indonesia.Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pantai Iboih, di dalam perjalanan kami tak hentinya terkagum dan mengucap syukur melihat indahnya lukisan alam yang terbentang luas.Bagaimana tidak, dalam perjalanan kami disuguhi pemandangan alam yang asri, laut biru yang bersih serta udara yang bersih karena memang di Sabang tidak terdapat satu pun pabrik, sehingga kualitas udaranya sangat baik.Sesampainya di Pantai Iboih, rasa syukur kami bertambah atas kekaguman ciptaan Tuhan yang indah ini. Kami disambut dengan hamparan pasir putih yang bersih, air laut yang jernih sehingga karang yang cantik terlihat hanya dengan melihat dari atas permukaan.Tetapi kami terlebih dahulu mencari penginapan sebelum menikmati lebih lanjut keindahan alam bahari. Beruntung kami datang di waktu yang tepat, tidak ada libur panjang. Sehingga kami lebih mudah mencari penginapan dengan harga yang sesuai kantong mahasiswa tentunya.Kami menginap di sebuah bungalow milik penduduk setempat. Mereka begitu ramah. Raut wajah seakan gembira saat kita datangi. Kamar yang kami tempati cukup fantastis, dengan view menghadap ke arah pantai dan sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Rubiah.Jam menunjukkan Pukul 12.00 WIB. Setelah meletakkan barang dan istirahat untuk beberapa saat, kami mulai tergoda untuk menikmati keindahan bawah laut Pulau Rubiah dan Pantai Iboih.Setelah menyewa perlengkapan snorkling, kami bergerak menuju Pulau Rubiah menggunakan boat, yang kami sewa seharga Rp 150 ribu untuk menyeberang dan kembali.Setelah menempuh waktu kurang lebih 5-10 menit kami sampai di Pulau Rubiah. Tanpa pikir panjang kami langsung menyebur ke laut untuk bersnorkling ria.Kami menikmati keindahan alam bawah laut yang begitu indah, yang katanya merupakan bawah laut terbaik ke tiga di dunia. Mulai dari karang yang indah serta banyaknya jumlah ikan dengan berbagai jenis, melengkapi keindahan bawah laut Pulau Rubiah.Tanpa terasa sekitar 3-4 jam, kami menikmati bawah laut Pulau Rubiah. Kami pun kembali ke Pantai Iboih. Bukannya kembali ke penginapan, kami malah kembali tergoda untuk menikmati bawah laut Pantai Iboih yang tidak kalah indahnya dengan bawah laut Pulau Rubiah.Bahkan di sini kita dapat dengan mudah menemukan bintang laut, ada yang warna merah muda dan biru muda. Tetapi snorkling di Pantai Iboih harus berhati-hati karena selain terdapat karang yang indah serta ikan yang cantik, di sini juga terdapat bulu babi.Senja pun tiba menandakan kami harus kembali ke penginapan untuk sekedar bersantai dan beristirahat. Malam di Pantai Iboih yang begitu hening dan hembusan angin dari arah pantai. Membuat kami mersaka suasana santai yang begitu tenang untuk melepas keletihan.Esok harinya, di pagi hari kami dibangunkan dengan sambutan sunrise yang begitu indah dari balik Pulau Rubiah. Secangkir teh yang kami buat, menghangatkan pagi kami yang tenang dan damai, sembari bersiap chek-out untuk melanjutkan perjalanan menjelajah setiap sudut daerah dan Kota Sabang.Setelah selesai berbenah, kami sempatkan diri berfoto di dermaga yang berada di Pantai Iboih. Sembari menunggu jemputan mobil, yang telah kami sewa seharga Rp 350 ribu sudah termasuk bensin dan supir, yang bersedia mengantarkan kami menjelajahi setiap sudut keindahan tempat yang ada di pulau ini.Jemputan pun datang, dan kami pun segera meluncur ke tempat paling awal Indonesia, yaitu Tugu 0 km, tugu yang merupakan tempat sebagai penandak titik awal Koordinat NKRI. Di sini kita dapat melihat pemandangan laut lepas, yang begitu luas dan indah, yang membuat kita seakan berada di ujung dunia ketika memandang ke laut lepas.Setelah itu kami lanjutkan perjalanan dan singgah di Pantai Gapang, untuk sesaat menikmati pantai pasir putih yang halus dan lembut. Setelah kami rasa cukup, kami melanjutkan perjalanan menuju kota.Sebelumnya kami sempatkan diri untuk treking kecil menjelajah hutan sepanjang 1 Km sampai ke sebuah air terjun, yakni Air Terjun Aneuk Laot. Air terjun ini tidak terlalu tinggi tapi memiliki cukup keindahan karena airnya yang jernih.Usai dari air terjun, kami bergegas ke kota untuk mengisi perut yang mulai keroncongan. Setelah makan, perut seakan bersahabat, untuk menikmati segala macam Β kuliner khas Sabang. Mulai dari sate gurita hingga kue kacang khas Sabang yang begitu lembut.Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, usai shalat dzuhur kami singgah di Pantai Kasih. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang bersih dan luas serta ombak yang cukup besar, tentunya tetap dengan air yang biru dan jernih. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Sumur Tiga.Pantai Sumur Tiga merupakan pantai yang indah dan sangat pas untuk bersantai di bawah riuhnya pohon kelapa yang tertiup angin pantai sepoi-sepoi. Seakan membuat Anda lupa semuanya dan melepaskan segala penat yang ada.Setelah bersantai, kami mencari penginapan di sekitar pantai Sumur Tiga untuk meletakkan barang bawaan kami dan mandi agar lebih segar. Setelah itu kami menjelajah ke Benteng Jepang, yang merupakan bunker peninggalan sejarah pada masa penjajahan Jepang.Benteng Jepang merupkan tempat yang berada tepat di atas karang hidup, yang artinya karang masih dapat tumbuh. Di atas karang ditumbuhi rumput yang hijau, layaknya berada diatas perbukitan hijau.Pepohonan rindang ditambah suara deburan ombak yang mengahantam tebing-tebing karang, membuat suasana santai untuk sekedar melepas keletihan setelah menjelajah semakin terasa.Waktu mulai senja, kami kembali ke penginapan untuk beristirahat menikmati suasana yang sama seperti di Pantai Iboih sembari mengemas barang bawaan. Ke esokan pagi harinya, kami harus kembali pulang ke kota tercinta.Pagi datang, petualangan kami pun berakhir di tempat yang begitu indah ini. Pasir putih seperti tepung, mengkilap seperti mutiara, serta air yang begitu jernih.Saya sejenak terdiam, puji syukur kepada Tuhan Yang Kuasa telah memberikan kesempatan yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Sungguh indahnya tempat ini, layaknya surga yang tersembunyi di ujung Pulau Sumatera.Mungkin seperti itu sedikit keindahan yang bisa saya sampaikan. Sebenarnya masih banyak lagi yang belum bisa saya sampaikan, yang pastinya sangat indah.Untuk membuktikan cerita saya, silahkan datang sendiri ke tempat tersebut. Semoga keindahan tempat tersebut bisa terus terjaga dan tidak menjadi rusak."SABANG (Santai Bang, Ini Sabang!)"
Hide Ads