Laguna Pari, 'Surga Tersembunyi' di Banten
Selasa, 30 Jul 2013 11:17 WIB

Anggi Agistia
Jakarta - Sawarna di Banten terkenal dengan Pantai Ciantir atau Tanjung Layar. Selain itu, ternyata masih ada satu pantai cantik lainnya bernama Laguna Pari. Tapi, pantai ini sulit ditempuh kendaraan bermotor dan seolah 'surga tersembunyi'.Dari kawasan penginapan Pantai Ciantir di Desa Sawarna, kami melewati pemukiman penduduk untuk menuju Laguna Pari. Kami lalu melewati jembatan gantung dengan berjalan kaki. Setelah itu, kami menemukan dua jalan berbeda, lurus atau menanjak. Kami bertanya pada seorang ibu, warga sekitar. Ternyata, jalanan yang harus kami lalui adalah menanjak. Dari sini, petualangan dimulai.Jalanan yang kami lalui berbatu dan terasa melelahkan. Kami melewati sungai kecil, perbukitan, dan padang ilalang. Pemandangannya sungguh cantik! Belum lagi, setelah itu kami melewati persawahan yang hijau.Laguna Pari letaknya memang seolah tersembunyi. Sebab, pantainya belum bisa dijangkau oleh kendaraan bermotor. MEdan jalanan yang menanjak dan berbatu, sepertinya juga sulit dilalui oleh sepeda motor. Meski ada jasa ojek di sana, tetap saja, rasanya ngeri naik motor di jalanan seperti ini.Pada turunan jalan terakhir, satu per satu wajah kuyu teman-teman mulai berubah sumringah. Akhirnya kami tiba di Laguna Pari! Pemandangan di pantai ini memang sangat indah.Pantainya landai dan punya pasir putih yang halus. Perjalanan yang melelahkan pun seolah terbayar impas. Pantas saja, seorang teman pernah berkata, "Kalau ke Sawarna tidak ke Laguna Pari, nyesel deh!"Jika dibandingkan Panitai Ciantir, Laguna Pari ini jauh lebih bersih dari sampah. Di pinggir pantai berjejer kapal-kapal nelayan yang pulang melaut. Pepohonan dan warung-warung penjual makanan juga tersedia di sini, tapi dengan jumlah yang terbatas tentunya.Melihat pemandangan indah dan bersih ini, akhirnya membuat saya dan teman-teman lain untuk bermain-main ombak. Ombak di sini juga bisa dibilang cukup tinggi, maka dari itu saya dan beberapa teman lain juga membatasi diri saat bermain agar tidak terlalu jauh ke tengah. Sedang beberapa teman lain, lebih memilih meneduh di sebuah warung sambil menyaksikan keindahan yang satu ini. Ketika matahari hampir menuju puncaknya, kami memutuskan untuk segera bergegas ke penginapan, bersiap pulang. Perjalanan untuk kembali ke penginapan terasa dua kali lebih melelahkan memang, mengingat setelah bermain air seluruh badan kebasahan. Tapi itu semua sungguh sepadan dengan keindahan yang bisa dinikmati di Laguna Pari ini.Selamat berlibur, travelers!
Komentar Terbanyak
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Aneka Gaya Ahmad Sahroni di Luar Negeri dari Paris sampai Tokyo
Viral Beredar Template IG Itinerary Kunker Anggota DPR Komisi XI di Sydney