Jalan-jalan ke Irak, Jangan Dibilang Nekat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Jalan-jalan ke Irak, Jangan Dibilang Nekat

Royfilemongs - detikTravel
Jumat, 12 Apr 2013 11:15 WIB
loading...
Royfilemongs
Koleksi zaman purba
Slemani Museum
Tanker zaman dahulu
Baju Tradisional
Museum senjata Api
Jalan-jalan ke Irak, Jangan Dibilang Nekat
Jalan-jalan ke Irak, Jangan Dibilang Nekat
Jalan-jalan ke Irak, Jangan Dibilang Nekat
Jalan-jalan ke Irak, Jangan Dibilang Nekat
Jalan-jalan ke Irak, Jangan Dibilang Nekat
Jakarta - Pernah berpikir untuk jalan-jalan ke negara rawan perang, seperti Irak? Ternyata, negara ini masih punya tempat asyik untuk traveling, yaitu Kota Sulaimaniah. Bila diandaikan, mirip Kota Bandung. Penasaran?Mendengar kata Irak, pertama kali yang terlintas dalam kepala adalah bom. Ya, pasti itulah yang merasuki kepala seluruh manusia di bumi ini, ketika ditanya soal negara tersebut. Hal itu jugalah yang ada di otak saya ketika mendapatkan tawaran kerja dari seorang teman di Irak."Ngapain saya jauh-jauh antar nyawa ke daerah konflik buat bekerja?" tanya saya waktu itu.Tapi temanku ini tengah semangat terus menawarkan sampai akhirnya saya luluh. Ketika pertama kali melihat kota ini dari atas pesawat, jujur saya langsung jatuh cinta. Bandaranya tidak terlalu besar, tapi bersih dan tertata. Satu lagi, sambil menunggu bagasi datang traveler bisa menggunakan fasilitas Wifi gratis.Ada dua kota yang sudah saya kunjungi di Irak, salah satunya Erbil yang menjadi tempat saya tinggal dan satu lagi Sulaimaniah yang bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 2 jam. Saya akan menceritakan tentang Sulaimaniah terlebih dahulu.Kota Sulaiminah dikelilingi bukit-bukit yang tampak indah saat musim dingin (winter) dan musim semi (spring). Kaget kan di sini ada musim itu? Saya juga tidak menyangka kalau salju yang pertama saya lihat justru di daerah Timur Tengah ini. Hal itu dikarenakan kota ini dekat dengan Turki dan Iran.Masyarakatnya ramah terhadap orang asing dan sangat mengagumi hidung pesek. Mereka tidak tahu berapa juta orang di Asia ingin meninggikan hidung. Biaya hidup di Selaiminah tidak semahal di Erbil. Harga makanan juga lebih murah.Kota ini tidak terlalu besar, strukturnya mengingatkanku pada Kota Bandung di Indonesia. Ya, persis seperti Bandung dan saya merasakan sedikit seperti Batam juga.Pertama kali ke kota ini, saya merasakan damai, aman dan nyaman. Beberapa kali penduduk setempat meminta foto bareng dengan saya, padahal kalau di indonesia mereka pantas menjadi model.Tapi satu yang kurang di jaga di sini, hampir 95 persen orang yang saya tanya tidak tahu di mana letak Museum Sulaimaniah. Butuh waktu untuk mengunjunginya, padahal museum itu berada di tengah kota.Koleksinya yang berharga, mengalahkan uang tunai bernilai ratusan juta menurut saya karena koleksinya merupakan peninggalan zaman kuno, Babilonia. Sama seperti Indonesia, di sini masyarakatnya juga kurang menghargai museum.Museum yang kedua adalah Red Museum. Di sini kita akan melihat sebuah gedung yang memancarkan nuansa dingin. Di mana mantan presiden terdahulu negara ini menyiksa orang-orang Kurdistan. Saya tidak berani berlama-lama di dalam karena perut saya mulas.Masih di kawasan yang sama, kita juga bisa melihat koleksi-koleksi pakaian tradisional Kurdistan. Di gedung yang berbeda, kita juga bisa melihat tanker yang pernah digunakan pada zaman dulu dan juga berbagai jenis senjata api. Kota ini masih bisa berkembang dan perkembangannya pun pesat sekali. Saya suka kota ini.Inilah gambaran mengenai orang Kurdistan:1. Mereka adalah orang-orang Kurdi, mereka tidak mau disebut Arab2. Mereka mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Kurdi yang sangat berbeda dengan bahasa Arab3. Mobil di sini kebanyakan warna putih4. Setiap melihat orang Asia mereka pasti bertanya, China, Korea, Jepang, atau Nepal. Padahal muka saya Indonesia sekali.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads