Jakarta - Beberapa tempat berjarak ratusan kilometer telah saya kunjungi. Namun ada yang berbeda kali ini, yakni perjalanan menuju batas paling timur NKRI, Papua. Persiapan menuju Papua tidak bisa main-main.Banyak orang mengatakan bahwa berkunjung ke Singapura atau Malaysia jauh lebih Β mudah daripada ke Papua. Pendapat ini nyaris benar dan saya pun termasuk yang percaya. Namun, kesempatan yang mungkin hanya sekali seumur hidup itu datang juga. Kali ini, saya diajak oleh detikTravel dan PT Freeport untuk mengunjungi Papua dan melihat berbagai keragaman dan kekayaan budaya di wilayah yang pernah disebut Irian Jaya tersebut.Sesi persiapan menjadi bagian yang paling saya suka dari setiap perjalanan. Kemampuan menyusun dan mengelola ruang dari ransel yang akan saya bawa, menjadi tantangan tersendiri. Rasanya ingin membawa semua benda kesayangan dari rumah, namun jelas tidak mungkin, kan? Untuk itu dibutuhkan kecermatan dan ketelitian agar tidak ada keperluan penting yang tertinggal.Persiapan yang pertama saya lakukan adalah menjaga kesehatan fisik sebelum berangkat ke Papua. Medan perjalanan yang cukup berat dan kegiatan yang padat jelas menuntut kondisi fisik yang prima. Untuk itu saya memperbanyak minum air putih, mengkonsumsi buah-buahan, dan tidak lupa meminum obat Malaria sebagai upaya preventif jika nantinya mengunjungi daerah endemik.Bagi saya, kesehatan merupakan syarat nomor satu untuk bisa menikmati segala petualangan seru. Karena itu juga, saya tidak lupa membawa perlengkapan medis dan obat-obatan pribadi untuk turut meramaikan isi ransel. Β Β Persiapan berikutnya adalah mengumpulkan semua perlengkapan yang dibutuhkan sesuai dengan arahan pemandu perjalanan. Untuk perjalanan kali ini, perlengkapan yang dibawa cukup kompleks mengingat medan akan dilalui cukup berat. Ada beberapa barang yang harus dibeli, ada yang sudah tersedia dan ada juga yang harus saya pinjam dari beberapa teman.Selain perlengkapan pribadi, saya juga tidak lupa membawa kamera, Laptop, dan modem untuk mengabadikan dan membagikan moment liburan disana. Tidak lupa pula saya membawa kantong tidur dan matras yang mungkin akan berguna ketika mengunjungi perkampungan suku-suku asli di Papua nanti.Satu demi satu perlengkapan yang ada saya gulung kemudian disusun di dalam ransel sesuai urutan prioritasnya. Pakaian di urutan paling bawah, handuk dan jaket di bagian tengah kemudian perlengkapan mandi dan beberapa makanan di bagian atas. Laptop dan kamera harus dimasukkan ke dalam tas tersendiri yang lebih kecil untuk dibawa kemanapun saya pergi. Terakhir, kantong tidur dan matras diletakkan dibagian atas ransel agar mudah diambil ketika dibutuhkan. Alhasil, ransel berukuran 65 liter pun penuh dibuatnya.Persiapan lain yang saya lakukan adalah mencari beberapa informasi mengenai Provinsi Papua, baik melalui internet atau bertanya kepada beberapa teman yang sudah lebih dulu bertandang. Informasi seputar cuaca, suhu, bahasa, karakter masyarakat dan pastinya kuliner menjadi topik yang paling banyak saya tanyakan pada mereka. Jawaban yang beragam membuat saya makin penasaran dan tidak sabar untuk menjajaki berbagai tempat di wilayah yang terkenal dengan tambang emas Grasbergnya itu.Persiapan sudah selesai, yang artinya saya siap untuk berangkat. Doa dari orang tua dan dukungan dari teman-teman semakin memompa semangat saya untuk memulai perjalanan ini. Hal terpenting yang tidak boleh dilupakan adalah doa demi kelancaran seluruh rencana kegiatan yang telah disusun. Papua, katong datang !












































Komentar Terbanyak
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina
Fadli Zon Bantah Tudingan Kubu PB XIV Purbaya Lecehkan Adat dan Berat Sebelah
Wisata Guci di Tegal Diterjang Banjir Bandang, Kolam Air Panas sampai Hilang!