Pulau Zum-zum, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia Timur

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pulau Zum-zum, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia Timur

desipuspasari - detikTravel
Rabu, 20 Jun 2012 10:35 WIB
loading...
desipuspasari
Lubang ini dahulu menjadi tempat persembunyian Jenderal MacArthur (Fanny Kristiadhi /ACI)
Tugu yang dibuat sebagai bukti Jenderal MacArthur dan pasukannya pernah tinggal di Pulau Zum-zum (Fanny Kristiadhi /ACI)
Petani kopra yang ada di Pulau Zum-zum (Fanny Kristiadhi /ACI)
Cantiknya panorama Laut Morotai (Fanny Kristiadhi /ACI)
Pulau Zum-zum, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia Timur
Pulau Zum-zum, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia Timur
Pulau Zum-zum, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia Timur
Pulau Zum-zum, Saksi Bisu Perang Dunia II di Indonesia Timur
Jakarta - Pulau Zum-zum di Morotai, Maluku Utara, menjadi persembunyian Jepang saat Perang Dunia II. Di pulau ini masih tersimpan jejak peninggalan Jepang yang bisa wisatawan telusuri. Penasaran?Perang Dunia(PD) II memberi goresan besar dalam sejarah dunia. Meski tentara Indonesia tidak turut dalam peperangan ini, tapi bangsa ini menjadi tempat persembunyian untuk tentara Sekutu di kawasan Asia Pasifik. Panorama indah nan cantik Pulau Zum-zum di Morotai, Halmahera, Maluku Utara ini menjadi selimut untuk tentara Sekutu yang dipimpin oleh Jenderal MacArthur. Mengintip situs resmi Morotai, Rabu (20/6/2012), Jenderal MacArthur bahkan pernah tinggal di pulau ini. Hal ini terbukti dengan adanya jejak peninggalan berupa goa pusat komando dan tempat pendaratan Amphibi.Pulau MacArthur, nama itu pun menjadi panggilan lain dari pulau Zum-zum. Oleh sebab itu, di pulau ini juga dibuat monumen untuk Jenderal MacArthur. Masa kelam Zum-zum dalam awan hitam PD II, berubah menjadi salah satu keindahan nan memesona kawasan Indonesia Timur.Pulau di barat Kota Daruba ini, kini menawarkan perjalanan wisata yang menarik. Tidak hanya sekadar bersantai, pelancong akan diajak untuk menelusuri jejak MacArthur bersama para tentaranya.Nah, tidak mudah untuk wisatawan bisa melihat tempat persembunyian MacArthur dan Jepang. Rerumputan, semak-semak, hutan rawa mangrove, dan perkebunan menjadi benteng alam yang melindungi tempat persembunyian sang jendral.Oleh karena itu, tidak sembarang traveler bisa melakukan perjalanan di pulau ini. Wisatawan harus ditemani seorang pemandu. Hal ini pun bertujuan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Maklumlah, kondisi pulau yang dibiarkan alami, membuat hutannya terlihat lebat dan rimba.Di destinasi ini, wisatawan akan menemukan jalur pendaratan pesawat dan bekas jalur tank amfibi. Selain itu, bertamu le lubang persembunyian jenderal ialah yang paling ditunggu-tunggu.Setelah traveler melewati jalur pendaratan transportasi yang pernah di gunakan Jepang, Anda akan tiba di kawasan perlindungan Jenderal MacArthur. Sebuah lubang dan puing reruntuhan sebuah bangunan menyapa ke datangan Anda di spot ini.Selain kekaguman terhadap peninggalan sejarah terbesar dunia ini, ada hal yang sangat disayangkan. Beberapa bukti sejarah yang ada, seperti gua pertahanan Jepang dan sebuah bunker tidak mendapatkan perhatian yang layak. Tempat-tempat ini dibiarkan tidak terurus.Untuk mencapai lokasi ini, petualang harus menempuh jarak sekita 2,2 mil dari Kota Daruba menuju Dermaga Lastory. Dalam perjalanan ini, wisatawan mengunakan perahu ketinting dengan waktu perjalanan sekitar 6 menit.Selain menyusuri jejak sekutu, pelancong juga bisa menikmati hamparan Laut Morotai yang sangat indah. Luas pasir putih pantainya pun, menjadi tempat peristirahatan nan cantik setelah melakukan trekking ke dalam hutan. Di sini, wisatawan juga bisa melakukan aktivitas seru, seperti snorkeling dan diving.
Hide Ads