Kaliningrad, 'Si Mungil' Punya Rusia
Sri Anindiati Nursastri - detikTravel
Senin, 14 Mei 2012 11:21 WIB
Jakarta - Alih-alih menyatu dengan dataran luas Rusia, Provinsi Kaliningrad diapit Polandia, Lithuania, Belarus, juga Laut Baltik di sebelah baratnya. Namun, Kaliningrad punya sisi indah arsitektur Jerman sekaligus sisi angkuh bawaan Rusia.Orang menyebutnya 'Little Rusia'. Dibanding daratan induknya yang mahaluas, Provinsi Kaliningrad memang tampak secuil saja. Apalagi ia terpisah, tersisih di bagian barat laut, menghadap langsung Laut Baltik yang membawa sedikit angin tropis di Eropa Timur. Dulu Stalin menyebutnya Kognigsburg. Ratusan tahun lalu sang diktator Uni Soviet itu "menyapu" wilayah tersebut dari para Jerman yang menginvasi selama ratusan tahun. Etnis boleh saja berubah, kondisi wilayah boleh saja membaik. Tapi, peninggalan arsitektur dan budaya Jerman tak lepas hingga saat ini. Ibukota provinsi bernama sama yakni Kaliningrad, masih dipenuhi katedral dan kastil abad pertengahan. Walau begitu, Kaliningrad bukanlah wilayah pecahan Uni Soviet yang terkurung dalam tembok tak kasat mata. Kaliningrad bukanlah Asia Tengah yang dikelilingi pegunungan dan gurun luas. Kaliningrad, adalah kota paling liberal seantero Rusia. Di antara katedral dan bangunan-bangunan kuno itu, tersebarlah pusat perbelanjaan modern. Taman-taman hijau juga mempercantik kota ini. Walaupun di beberapa ruas jalan, keangkuhan Rusia tak bisa dipungkiri. Bangunan berbentuk kotak dengan desain monoton masih mendominasi. Kota inilah yang jadi tempat tinggal Immanuel Kant, filsuf ternama beraliran Epistemologi yang lahir pada 1724. Atmosfer kota ini serupa dengan Praha di Ceko, atau Krakow di Polandia. Siapa pun pengunjungnya akan terhipnotis bangunan-bangunan kuno yang merepresentasi arsitektur Prussia. Magis, sekaligus romantis. Karena kecantikan kotanya, Kaliningrad jadi destinasi para traveler pecinta arsitektur dan sejarah. Akomodasi dan transportasi pun bisa didapat dengan mudah. Ada beberapa tempat yang wajib Anda masuki ketika berada di sini, salah satunya adalah Gothic Cathedral peninggalan tahun 1333. Mengutip buku "Lonely Planet: Eastern Europe", katedral bata merah ini dipenuhi ornamen dan patung yang sangat cantik. Sekarang katedral ini jadi tempat diadakannya konser, selain tentunya tempat beribadat umat Kristen Lutheran dan Ortodoks. Yang paling menarik dari katedral ini adalah topeng kematian Immanuel Kant, di samping peti mati marmer yang terletak di lantai teratas. Katedral ini juga punya Wallenrodt Library, sebuah perpustakaan yang akan membawa Anda ke abad pertengahan lewat lantai kayu dan rak buku setinggi langit-langit. Menyeberang Gothic Cathedral, Anda langsung dihadapkan pada Honey Bridge. Ini adalah jembatan tertua di Kaliningrad, yang namanya semanis rupanya. Apalagi, di dekatnya terdapat Fish Village yang jadi tempat berkumpul para traveler. Hotel, restoran, dan toko berjejer di sini. Selain tentunya pusat informasi bagi turis. Berjalan ke arah selatan, Anda akan makin takjub betapa sisi modern kota ini menyatu dengan bangunan penuh sejarah. Coba tengok Former Stock Exchange, sebuah bangunan bergaya Rennaisance peninggalan tahun 1870. Alih-alih terbengkalai, Former Stock Exchange jadi tempat disko dan kelab malam Kaliningrad! Tak ubahnya kota sejarah, Kaliningrad juga dipenuhi museum. Ada World Ocean Museum, Amber Museum, juga History & Art Museum. Beberapa benteng dan monumen juga tersebar, mulai dari Dohna Tower sebagai menara tertua hingga Friedland Gate yang memuat peta 13 gerbang masuk Kaliningrad. Walaupun terlihat kaku dan angkuh, kota ini punya sisi romansa lewat musik yang mengalun. Coba buktikan sendiri dengan berkunjung antara bulan Juni-November. Tiap tahunnya, digelar The Baltic Season sebagai ajang festival musik dan teater skala internasional. Atau, pada bulan Agustus ketika tengah berlangsung Don Chento Jazz Festival.
(travel/travel)












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina