Jejak Awal Menikmati Phuket di Pulau James Bond
Kamis, 09 Feb 2012 12:40 WIB

Jakarta - Tahu film James Bond? Kali ini saya mendapat kesempatan untuk mengunjungi salah satu tempat syuting film yang menceritakan tentang agen rahasia Inggris 007. Ya, Pulau Batu Ping Kan lebih dikenal dengan sebutan james Bond Island menjadi kepuasan tersendiri saat menikmati alam di luar Indonesia.Khao Ping Kan merupakan gugusan pulau di Laut Andaman yang mulai mendunia dengan nama James Bond Island setelah pulau ini menjadi salah satu tempat syuting film agen rahasia Inggris berkode 007, James Bond yang berjudul "The Man With The Golden Gun" tahun 1974 yang lalu.Menurut pemandu lokal kami, pulau yang terletak di Pulau Besar Phang Nga ini menjadi tempat persembunyian musuh Bond dalam film tersebut."Kau tahu Scaramanga? Musuh Bond bersembunyi di pulau Batu ini, hingga akhirnya pulau ini terkenal dan banyak pelancong seperti Anda yang penasaran akan keindahannya dan akhirnya berada di sini sekarang," ujar Tha Khatangmai, pemandu kami.Pria luwes berkacamata ini merupakan Muslim Patani asal Pulau Panyee. Kami bertemu setelah 1 jam 20 menit perjalanan dari Phuket ke Pulau Phang Nga dengan menaiki mini shuttle bus. Untuk menuju pulau ini, kami mengambil paket perjalanan sehari pada salah satu agen perjalanan lokal di kawasan Pantai Patong, Distrik Kathu, Phuket, Thailand. Alasan memilih paket perjalanan karena biaya lebih murah dibandingkan bila jalan sendiri ke pulau tersebut.Β Pukul 09.23, sekadar informasi Thailan dan Indonesia tidak memiliki perbedaan waktu, sebuah mini bus sudah menjemput kami dari penginapan Phuket Center Apartment di Jalan Ratsada di Pusat Kota Phuket. Selama perjalanan kami satu rombongan dengan delapan orang turis dari Australia, Amerika, dan juga empat orang dari Uni Emirat Arab.Setelah menjemput semua tamu dari penginapannya, kami pun menuju Pelabuhan Bakau Hutan Mangrove Phang Nga dengan jarak tempuh dari Pulau Phuket sekitar 1 jam 20 menit. Benar saja, kami tiba tepat waktu di pelabuhan. Pria kurus dan berkacamata menyambut kedatangan kami dan itulah yang namanya Tha Khatangmai yang bertugas menjadi pemandu kami selama di Pulau James Bond."Mohon diperhatikan, silakan naik ke Long Tail Boat dengan hati-hati, jangan sedikit pun menyentuh air di kawasan The National Park of Mangrove ini karena banyak buaya dan utamakan keselamatan Anda sehingga kita bisa bersama menikmati perjalanan ini," ujarnya memberi pengarahan.Menggunakan Long Tail Boat atau kapal panjang yang terbuat dari kayu, berbaur dengan pelancong lainnya, kami berangkat dari Pelabuhan Hutan Mangrove menuju Pulau James Bond. Selama perjalanan menuju Pulau James Bond kami harus melewati lekukan air di The National Park yang pada bagian kiri dan kanannya merupakan kawasan hutan bakau berbingkai Pulau Batu yang tertutup aneka tumbuhan hijau."Wow, sungguh menakjubkan," ujar seorang pria asal Amerika sambil mengabadikan keindahan alam ini dalam kameranya.Sekitar 40 menit menikmati keindahan The National Park berbingkai Pulau Batu di Phang Nga, Teluk Yan Saba rasanya kurang puas. Saat tiba di tengah laut Long Tail Boat kami merapat ke kapal besar. Pemandu memberikan satu kantong keresek putih dan menyuruh kami memasukkan berbagai peralatan penting seperti kamera, handpone, dan juga dompet. Sementara kami harus meningglkan tas dalam keadaan terbungkus di dalam kapal.Khatangmai mengatakan kami akan menuju Thamlod atau Pulau Talu dengan menggunakan cano. Cano yang hanya boleh berisikan tiga orang saja, yakni dua wisatawan dan satu pemandu. Benar saja, sejauh mata memandang ke Pulau Talu, sudah banyak pengunjung dari berbagai negara yang asyik menikmati keindahan Pulau Gua dengan stalaktitnya yang tajam menggunakan cano.Setelah 30 menit mengelilingi Pulau Talu dan tebing di sekitarmya, kami berhenti di pinggir tebing. Bila mendapat kesempatan mengunjungi daerah ini, Anda wajib mencoba tidur telentang di atas cano dan menikmati indahnya stalaktit panjang nan runcing yang berada persis di tengah Pulau Talu.Selanjutnya, kami pun menuju ke target utama, yaitu Pulau James Bond. Pulau ini terdiri dari dua pulau, satu Pulau Batu kecil menjulang ke atas dan menjadi gambar sempurna dalam film James Bond sedangkan satunya lagi pulau berpantai dengan pasir putih dan berdinding tebing yang menjulang.Kami pun turun dari atas kapal dan mengelilingi pulau dengan jalan yang berbatu, naik turun, hingga tiba pada pantai utama yang kini sudah dijejali oleh puluhan lapak yang menjual aneka souvenir berupa perhiasan dari hewan laut seperti kerang, bintang laut, Β dan lainnya.Saat beradu argumen alias tawar-menawar harga beberapa oleh-oleh, seorang penjual, wanita paruh baya berjilbab bertanya dari mana asalku. Saat mengetahui dari Indonesia, dia langsung teriak mengatakan, "My friend," dan memberitahukan kepada temannya sesama penjual yang juga sedang asyik melayani pembeli.Wanita penjual souvenir tersebut bernama Arhong Sithinnam ini mengatakan bahwa mereka menyebut turis Indonesia dengan kata my friend karena nenek moyang mereka juga berasal dari Indonesia yang berlayar menuju Pulau Panyee di Thailand.Dari Pulau James Bond, kami pun menuju Pulau Panye, salah satu pulau yang berpenghuni di gugusan Laut Andaman. Di pulau ini, 100 persen penduduknya, sekitar 1.485 warga dari 315 kepala keluarga merupakan Β Muslim Patani yang tinggal di rumah panggung nelayan dan bermata pencarian sebagai nelayan.Β Saat tiba di dermaga Apung, kami langsung menuju ke restoran. Ternyata, di sana aneka menu makanan halal sudah menyambut kami di atas meja. Ada nasi, ayam bangkok, capcay, dan sup ikan ala Thailand dengan bau bumbu yang menyengat tapi segar. Peraturan makannya adalah satu meja wajib berisi 6 orang.Puas bersantap siang dan menikmati waktu belanja souvenir di Panyee, kapal pun kembali membawa kami ke Pelabuhan Mangrove. Perjalan tidak selesai begitu saja. Pemandu, membawa kami ke Kuil Wat Tham Suwanakhuka untuk melihat langsung patung Budha tidur yang bertumpu tangan. Patung tersebut terbuat dari emas sepanjang 15 meter dan aneka patung Budha lainnya Β lengkap dengan alat pemujaan, dan keindahan gua berhiaskan tulisan perjalanan maharaja Thailand selama menjadi petapa di gua tersebut.Saat memasuki kuil ini kami harus melewati Gua Monyet (Monkey Cave) dimana ratusan monyet berkeliaran di area gua menunggu jatah makan dari para turis yang berkunjung.Menurut data Otoritas Pariwisata Thailand, sejak Tsunami meluluhlantakkan Phuket dan pulau di sekitarnya 2004 lalu, kunjungan wisatawan asing ke Negara Gajah putih tersebut meningkat menjadi 17,6 persen setiap tahunnya. Data terakhir 2010, sebanyak 15 juta turis asing berkunjung ke sana, dan kawasan penyumbang terbesar adalah Phuket.Hari-hari sebelumnya, kami juga mengunjungi Pulau Phiphi tempat syuting film Hollywood Leonardo Dicaprio yang berjudul "The Beach", serta snorkeling di Teluk Maya dan berenang bersama ikan menikmati indahnya terumbu karang di bawah sana.Kami pun tak lupa pergi ke kawasan pantai Patong, salah satu kawasan Β Phuket yang luluh lantah diterjang Tsunami 2004 lalu dan menelan korban lebih dari 5 ribu jiwa termasuk warga dan sebagian besar turis. Hebatnya, setelah 7 tahun berlalu, tidak adalagi bekas tsunami di kawasan tersebut, semuanya serba baru, bahkan pantainya mempunyai taman yang sangat asri dengan ratusan ekor burung.Satu penanda yang menunjukan bahwa tsunami pernah menerjang pulau tersebut, hanya plang kecil setiap 100 meter yang berada di pinggir jalan dan bertuliskan "Tsunami Wall of Remembrance" pada bagian bawah plang tersebut bergambar lima gelombang biru. Bahkan sekitar 350 meter dari kawasan pantai, tepatnya di salah satu sekolah nasional setingkat SD yang dulu menjadi lokasi penyelamatan (evakuasi) sudah kembali menjadi tempat pendidikan."Kami tidak perlu mengenang kesedihan, pemerintah sangat mendukung perbaikan. Meski rugi besar kami harus bangkit tanpa membesar-besarkan peringatannya," ujar salah satu warga Thailand keturunan India yang berprofesi sebagai penjahit di kawasan wisata Patong.Bukan hanya wisata pantai dan tur ke pulau, Pemerintah Thailand juga berhasil mengembangkan aneka jenis wisata lainnya seperti Show and Attraction Tourism dengan memperdayakan Lady Boy (Banci Thailand), wisata budaya, agama, wisata kuliner, dan tidak ketinggalan wisata belanja. Salah satu mall terbesar di Phuket, yakni Jungceylon Mall memberikan kartu diskon mulai dari 10 sampai 50 persen khusus bagi turis secara gratis. Pemerintah Thailand menjadikan wisata sebagai tulang punggung perkembangan sosial dan ekonomi negaranya.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Aneka Gaya Ahmad Sahroni di Luar Negeri dari Paris sampai Tokyo
Viral Beredar Template IG Itinerary Kunker Anggota DPR Komisi XI di Sydney