Dieng Plateau, Tempat Para Dewa Bersemayam
Selasa, 24 Jan 2012 16:41 WIB

Jakarta - Perjalanan Mudik (pulang kampung) tahun 2011 ke Jawa tengah saat mengunjungi Kota Wonosobo pikiran ini menuju ke suatu daerah, yaitu Kawasan Wisata dataran tinggi Dieng. Sebuah kawasan wisata yang memiliki objek dan daya tarik yang lengkap, salah satunya adalah kompleks candi Hindu tertua dengan berbagai keunikan dan ciri khas yang tidak dimiliki oleh candi-candi lainnya di Pulau Jawa.Terletak di ketinggian 2000 meter dpl, masyarakat Dieng patut bersyukur atas melimpahnya kekayaan yang dianugerahkan kepada tanah mereka yang cantik dan eksotik ini. Kompleks Candi Arjuna yang merupakan candi Hindu tertua di Pulau Jawa masih berdiri tegak di tengah deraan waktu dan cuaca. Hal ini menjadi bukti warisan kekayaan budaya yang luar biasa. Meskipun, beberapa bagian candi mulai dimakan usia candi tempat pemujaan Dewa Siwa yang dibangun pada tahun 809 M ini tetap kokoh berdiri memberi nuansa kedamaian di tengah keheningan alam pegunungan.Cuaca dingin yang cukup ekstrim untuk sebuah wilayah yang terletak di daerah tropis telah memunculkan gaya hidup dan gaya berpakaian yang unik dari para penduduknya. Suhu udara pada siang hari berkisar antara 15-20 derajat celcius sementara pada malam hari berkisar antara 10 derajat celcius. Pada bulan Juli dan Agustus suhu bisa mencapai 0 derajat celcius pada siang hari dan -10 derajat celcius pada malam hari.Secara administrasi situs kompleks percandian Dieng terletak di antara Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dan Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Situs ini terdiri dari beberapa percandian, yaitu Candi Dwarawati, Candi Parikesit dan komplek Candi Arjuna yang terletak di Kematan Batur dan Candi Bima Lukar, Watu Kelir yang terletak di Kecamatan Kejajar.Nama Dieng berasal dari Bahasa Jawa Kuno, yaitu Dihyang yang memiliki arti tempat, sedangkan Hyang bisa diartikan arwah leluhur atau dapat juga diartikan dewa. Dengan demikian Dihyang berati tempat bersemayamnya arwah leluhur atau tempat bersemayamnya para dewa. Dieng Plateau merupakan dataran tinggi yang kaya akan peninggalan sejarah. Keindahan alam serta udara yang sejuk nan menyegarkan melengkapi daya tarik kawasan dataran tinggi ini.Selain menjadi objek wisata, masyarakat juga masih menggunakan tempat ini sebagai tempat suci untuk bermeditasi, berbagai peninggalan di zaman kerajaan Mataram Kuno berupa candi-candi Hindu yang masih berdiri kokoh hingga saat ini adalah kelompok Candi Arjuna, yaitu lima candi yang tersusun rapi, sebelah Timur terdiri dari empat bangunan candi yang semuanya menghadap ke Barat, yaitu Candi Arjuna, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembrada. Sedangkan di sebelah Barat menghadap ke Timur, yaitu Candi Semar yang berhadapan dengan Candi Arjuna. Candi-candi ini menggambarkan dewa-dewa pendamping utama Siwa, kecuali pada Candi Srikandi yang tergambar pada relung-relung semua dewa-dewa utama agama Hindu, yaitu Brahmana, Siwa, dan Wisnu.Selain kawasan percandian, Dieng terkenal dengan keindahan alam lainnya, seperti Sumur Jalatunda merupakan kepundan gunung berapi yang meletus dan menjadi sumur dengan kedalaman 100 m. Konon Sumur Jalatunda merupakan salah satu pintu ghaib menuju penguasa Laut Selatan. Ada kepercayaan masyarakat, barang siapa yang dapat melempar batu hingga melintasi sumur maka cita-citanya akan tercapai.Selain itu, ada juga Kawah Sikidang. Ini merupakan kawah vulkanik dengan lubang kepundan dan kita bisa menyaksikan uap air dan lava berwarna kelabu yang selalu muncul berpindah-pindah bahkan melompat seperti seekor kijang dari bibir kawah. Telaga Warna Dieng, juga memiliki keunikan tersendiri berkaitan dengan warna telaga yang suka berubah-ubah. Terkadang berwarna hijau, kuning, biru, atau berwarna-warni mirip pelangi. Variasi warna ini dipengaruhi cuaca, waktu dan tempat melihatnya. Menurut masyarakat setempat, ada suatu kisah yang menyebabkan warna telaga itu berwarna-warni. Konon, dahulu ada cincin milik bangsawan setempat yang bertuah terjatuh ke dasar telaga. Selain telaga, ada tiga gua di kompleks wisata ini, yaitu Gua Semar, Gua Sumur, dan Gua Jaran. Banyak orang bersemedi di gua ini, laki atau perempuan dengan tujuan menginginkan keselamatan.Ehhmmmm sungguh keindahan alam yang eksotis bukan? Dimana terdapat keindahan di situ pula terdapat mitos-mitos. Jadi, kalau kebetulan Anda lewat Wonosobo, jangan lewatkan kaki Anda untuk berpijak di Dieng Plateau.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol