Mendaki Keindahan Semeru Bersama 'SEMESTA'

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Mendaki Keindahan Semeru Bersama 'SEMESTA'

Sathia - detikTravel
Selasa, 29 Nov 2011 15:01 WIB
Rabu Kumbolo
Pagi di Ranu Kumbolo
Teman-teman Semesta
Oro-oro Ombo
Saya dan Pakde di Kalimati
Mendaki Keindahan Semeru Bersama SEMESTA
Mendaki Keindahan Semeru Bersama SEMESTA
Mendaki Keindahan Semeru Bersama SEMESTA
Mendaki Keindahan Semeru Bersama SEMESTA
Mendaki Keindahan Semeru Bersama SEMESTA
Jakarta - Iseng-iseng berhadiah yang awalnya hanya sebuah rencana bareng temen-temen di MALILA (Mahasiswa LP3I Pecinta Alam). Saya mencoba-coba membuat event untuk merayakan miladnya MALILA sekalian belajar bersama orang-orang banyak. Jadilah acara SEMESTA (SEmeru saME Same kiTA) tercetus. Tapi, agak disayangkan teman MALILA yang ikut hanya Camus. Sedangkan yang lain lagi banyak halangan (maklum waktunya datang bulan).Akhirnya saya membiacarakan hal ini dengan Pakde, Joay, dan lain-lain mengenai persiapan SEMESTA. Mulai dari bikin grup di facebook terus post thread di www.petualangindonesia.com. Nggak dinyana ternyata yang merespon lumayan banyak. Tercatat lebih dari 100 orang yang katanya mau ikut. Walau, akhirnya peserta menyusut menjadi sekitar 40-an orang.Jadilah kita berangkat ke Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3676 mdpl. Saya sampai duluan di Malang untuk booking truk dan menunggu di meeting point yang sudah disepakati, yaitu Balai Rakyat Tumpang. Terus berkoordinasi sama Pakde yang kebetulan berangkat bareng dengan beberapa peserta yang dari Jakarta. Sampai akhirnya ketemuan di meeting point.Truck sudah siap, peserta sudah lengkap, baju sudah pada pake, koordinasi sebentar langsung meluncur. Sebagai catatan, sebenarnya ke Ranu Pane biasanya naik jeep dengan tarif Rp450.000,00 per jeep bisa diisi sampai 15 orang. Tapi, saya lebih memilih truck Pak Ruseno yang jauh lebih murah dan lebih bisa menampung banyak orang. Truck hanya perlu membayar Rp20.000,00 per orang.Sampai di Ranu Pani (Pane), ada yang makan, foto-foto, ke kamar mandi, bengong, ketawa-tawa, dan ada yang minta jalan duluan (teman-teman dari Gresik). Akhirnya sekitar pukul 16.00 WIB saya beserta pasukan berangkat. Saya di belakang jadi sweeper, bukan karena tahu cara sweep jalur tapi emang karena fisik yang kayaknya semakin lemah (padahal nggak pernah kuat).Jalan pelan-pelan, setiap ketemu pos berhenti buat ngopi dan ngemil tapi harus dibayar mahal ternyata. Dari Ranu Pane sampai Ranu Kumbolo memakan waktu sampai kira-kira 9-10 jam. Padahal, kata orang-orang normalnya 4 jam. Sampai Ranu Kumbolo jam 1 pagi. Berhubung udah kelewat capek, harus buru-buru diriin tenda walaupun sebenernya teman-teman SEMESTA ada di sisi Barat Ranu Kumbolo (kalau nggak salah).Β Malem itu cuma diisi dengan makan mi dan ngopi beserta teh dan teman-temannya. Abis itu langsung "joprak".Β Pagi menjelang, fisik udah mulai membaik karena istirahat yang cukup sebentar. Si Mbah datang ngacak-ngacak tenda minta kopi, nggak lama Satria, Gabe, Igun, Rizal, sama Yoga juga ikut bergabung. Di temani lagu-lagu lawasnya si Engkong ngopi sambil nikmatin Ranu Kumbolo di pagi hari menjadi, "hmmmmm Indahnya Indonesiaku."Selanjutnya berangkatlah menuju Kalimati. Seperti biasa saya tetap jalan di belakang. Pura-pura jadi sweeper tapi kali ini ternyata Deni, Engkong, dan Dani merasa nggak bisa melanjutkan perjalanan dan minta "balik kanan" pas sampai di Oro-oro Ombo. Mereka bilang mau nunggu aja di Kumbolo. Akhirnya kami pun berpisah di Oro-oro Ombo, mereka bertiga balik kanan, saya sama yang lain lanjut menuju Kalimati.Tanpa disadari sebenarnya Joay ketinggalan di belakang. Saya pikir saya tim terakhir yang sampai di Kalimati. Hujan, dingin, capek, campur jadi satu. Beruntung tenda sudah berdiri, jadi bisa langsung bebenah. Sekitar 1 jam di Kalimati terlihat 1 orang jalan di kejauhan. Pikir saya, pendaki sejati tuh, sendirian, hujan-hujanan, semakin dekat semakin dekat terus tambah dekat, eh nggak tahunya Joay. Karena memang bener-benar sudah nggak ada orang lagi yang nanjak waktu itu. Bikinin segelas teh panas buat menhangatkan badan dia, bareng sama mi karena waktu itu memang nasi belum matang.Terus bercengkrama di Kalimati, cuaca masih gerimis mengundang. Jadi, nggak bisa lama-lama juga di luar, bisa-bisa kuyup. Males juga membayangkan hujan-hujanan. Tapi, ternyata Pemilik Segalanya meridhoi kami untuk mencoba summit ke tanah tertinggi Pulau Jawa. Jam 1 pagi cuaca terlihat cerah, bintang dan bulan nggak mau kalah menyemangati peserta SEMESTA untuk sampai di tanah tertinggi Pulau Jawa. Akhirnya tim berangkat, ada beberapa orang yang memutuskan untuk tidak ikut summit. Β Ada beberapa yang hanya sampai Arcopodo. Saya dan beberapa teman lainnya masih mencoba melanjutkan perjalanan sampai di Cemoro Tunggal. Tapi, sayang pohon tersebut udah roboh, jadi sekarang kayaknya namanya "Ora ono cemoro".Menjelang jam 10-an baru teman-teman yang muncak pada turun 1-1. Banyak yang tertawa, banyak yang senang, banyak juga yang ikut-ikutan senang. Akhirnya dari sekian banyak peserta SEMESTA, mayoritas mereka sampai di Mahameru yang nggak sampai kayak saya ikut senang aja lah. Wong, mau dibawa sedih juga kagak ngaruh.Makan, ngemil, minum, ngemil lagi, packing, terus balik ke Ranu Kumbolo.Β Sore di Ranu Kumbolo, udah banyak tenda yang berdiri. Ketawa-ketiwi ngecengin kejelekan diri sendiri, sampai malem tidur.Pagi Ranu Kumbolo tapi sayang matahari terhalang kabut tebal di ufuk timur. Banyak yang pada packing mau langsung pulang. Saya tetap santai karena masih lama saya mau pulang. Saya mau nikmatin dulu Kumbolo sampai puas. Akhirnya semua pada balik, sisa 1 tenda doang di Kumbolo. Sudah sepi, iseng-iseng saya nyemplung di Ranu Kumbolo. Berenang di danau pribadi karena memang nggak ada siapa-siapa kecuali Maya sama Pakde yang lagi tidur.Menghabiskan waktu buat foto-foto, berenang, serta makan sampai datang esok pagi yang ternyata jauh lebih indah dari pagi sebelumnya. Kini mentari tidak terhalang oleh kabut, "The beautiful of Ranu Kumbolo." Saya bersyukur karena ternmasuk orang yang pernah menikmati keindahan alam tersebut. Sampai tiba waktunya buat packing dan pulang. Hal ini dikarenakan saya masih harus menikmati Jogja sebelum kembali ke rutinitas harian.Akhirnya, Semeru pun menghilang jauh di balik Keraton Jogja.Untuk SEMESTA:Mentari mengintip sedikit malu dibalik bukit ituTersenyum menyapa SEMESTA yang penuh semangat menghadapi hari...Jam 7 Pagi....Selamat Pagi Kumbolo......Bukit cinta kokoh berdiri menantang jejak para petualangTapak kaki yang tersamar di padang oro-oro omboMelesat masuk membongkar pongahnya hutan cemara...Aku tetap coba jajaki perjalanan menuju kalimatiPerlahan......Pasti menuju mati.....Kini...padang pasir coba sambut SEMESTA yang siap hadapi hari.Sakralnya Arcopodo....Buat diam seribu kata....Langkah semakin berat ketika harus lewati batang pohon terakhir yang tadinya berdiri tegak menantang anginHanya kerikil dan pasir yang kini sapa kami untuk coba bangkit dan terus berdiri...Kawan Seperjalanan.....Sebagian tetap berjalan...Sedang sebagian putus harapan.....Dan Aku....Aku hanya nikmati malamku sebelum sampai puncak keabadian....Aku hanya nikmati perjalananku walau tanpa mencumbu mahameru...Aku dan SEMESTA tetap tersenyum menyambut mentari yang menatap sedikit malu dari bukit itu...
Hide Ads