Jakarta - One of exotic paradise island in Archipelago of Indonesia, begitulah kesan pertama seorang bule asal Amerika Serikat yang mengunjungi Pulau Tidung di kepulauan Seribu. Pulau Tidung merupakan salah satu kelurahan di Kepulauan Seribu. pulau ini terbagi dua yaitu, Pulau Tidung Besar dan Pulau Tidung Kecil. Penggunaan wilayah di pulau ini berkembang ke arah wisata bahari seperti menyelam serta penelitian terhadap terumbu karang. Nah, setelah saya buktikan kesana tanggal 24-25 september 2011 kemarin, ternyata memang betul pulau terbesar di kota madya Kepulauan Seribu ini bagus dan eksotis untuk dijadikan wisata andalan.Β Banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di pulau yang harus menempuh perjalanan selama 3,5 jam menggunakan perahu motor ini. Sebut saja banana boat, spot-spot snorkeling yang menarik dengan ikan yang berwarna -warni, pantai-pantai yang cocok dijadikan obyek bagi para pecinta fotografi dan yang tidak kalah menarik adalah icon pulau tidung yang disebut Jembatahn Cinta.Saat kami (saya dan teman-teman kantor) mengunjungi Pulau Tidung ini memang penuh perjuangan dan pengorbanan. Betapa tidak, kami menggunajan jasa guide dari penduduk local, namun yang memandu seorang remaja yang masih kelas 2 SMA. Meski cekatan , tapi kurangnya pengalaman membuat kami kewalahan. But thatβs only little bad side our story. Perjuangan kami yang lain adalah saat kami akan menyeberang melalui Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara. Saat itu kami harus berdesak-desakan di atas perahu motor dengan penumpang lain, setelah sebelumnya ada insiden terceburnya kawan kami dari perahu ke perairan Muara Angke yang terkenal hitam lekat dan berbau amis. (but everything its ok).Segala perjuangan kami pun terbayarkan sudah setelah hampir 3,5 jam tiba di Pulau Tidung. Kami pun menyewa sepeda untuk berkeliling Pulau Tidung. Sewa sepeda yang dulunya 10rb-an per hari, sekarang naik jadi 15rb per hari. Dan kami pun biking dari penginapan melintasi perkampungan penduduk yang dapat ditemui perkampungan penduduk dan beberapa warung yang menyediakan makanan dan minuman ringan serta penginapan, selanjutnya jalan setapak yang panjang ini akan melewati fasilitas umum, seperti kantor polisi, sekolah setingkat SMU untuk para pelajar dari pulau sekeliling, kumpulan warung dan menuju ke jembatan cinta yang menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil tanpa penduduk.Lama sekali tak bersepeda santai, saya pun meendapatkan feel dalam bersepeda tersebut, apalagi pemandangan kanan kiri pohon kelapa dan pantainya yang masih hijau, top markotop deh. Tiba di ujung jembatan, eh ternyata jembatannya rusakΒ parah ( under construction) tidak bisa dilewati sepeda dan hanya bisa dilewati setapak demi setapak kaki. Ujung Jembatan yang masih perbaikan sekitar 50 meter kami namai βShirotol Mustakimβ karena memang sulit untuk melewatinya. AkhirnyaΒ 6 orang dari kami berhasil menyeberang jembatan, dan saatnya foto session. Waw, selain jembatannya yang mempunyai spot yang bagus, laut di bawah jembatan ini dangkal dan karang dan ikan- ikan kecil kelihatan dari atas jembatan. βits awesomeβ, hati yang memuji.Β Β Segala kegiatan ala anak pantai kami lakukan di pulau ini, mulai dari bermain di pantai, snorkeling, bakar ikan di penginapan yang dekat dengan laut, dan yang paling seru, melompat ketinggian 500 meter dariΒ atas Jembatan Cinta. Kami pun mencoba trekking dari Pulau Besar menuju Pulau Kecil. Wussshβ¦ pulau Tidung kecil keren, sepi tidak berpenghuni tapi menakjubkan. Untuk menuju pantainya yang bagus di ujung timur, kita harus melakukan jalan trekking yang awalnya jalannya masih oke dengan kiri- kanan disertai pohon pete yang menggugurkan daunnya. emudian jalur trekking menyusuri jalan setapak dengan membelah semak- semak,ilalang dan rumput gajah.Β Di tengah jalur trekking, kami menjumpai sebuah makam lengkap dengan musholla dan juru kuncennya yang agak serem.Β Tiba diacara inti yaitu snorkeling, kami menyewa alat snorkeling rp.20rb per set Β meski tanpa kaki katak kami tetap semangat. Sayang rasa disayang sayang, kami tidak punya kamera underwater untuk dokumentasi dan kemarin mau sewa pun sudah kehabisan stok. Well, no problemo tetep mengagumkan alam bawah laut ternyata. Terumbu karang masih tertata apik lengkap dengan biota lautnya. Snorkeling ini kami mengambil 2 titik, yaitu di pulau Karangberas dan pulau Air. In addition, meski lutut saya berdarah tergores karena tabrakan dengan karang, tapi pengalaman pertama snorkeling ini sungguh berkesan. You can tray it bro.Esoknya, kami pun harus kembali lagi ke βperadabanβ sesungguhnya. Dan lagi-lagi, perjuangan dengan perahu motor. Mendekati pelabuhan Muara Angke, ombak lumayan gede. Selain itu, perut jadi mual karena awalnya melihat pantai yang bersih sekarang tiba di pesisir yang kotor dan bau amis.












































Komentar Terbanyak
Koster: Wisatawan Domestik ke Bali Turun gegara Penerbangan Sedikit
Ditonjok Preman Pantai Santolo, Emak-emak di Garut Babak Belur
Awal Mula PB XIV Purbaya Gabung Ormas GRIB Jaya dan Jadi Pembina